Tantowi ragukan hasil survei IPI
A
A
A
Sindonews.com - Wakil Sekretaris Jenderal (Wasekjen) Partai Golkar, Tantowi Yahya meragukan hasil survei Indikator Politik Indonesia (IPI) yang menyebut calon anggota legislatif (caleg) menumpang popularitas partai politik (Parpol).
"Saya kok menduga, survei ini dipesan oleh parpol dalam rangka memarjinalkan peranan dari seorang caleg," kata Tantowi dalam pemaparan survei berjudul 'Efek Popularitas Caleg terhadap Elektabilitas Partai Pada Pemilu 2014' di Hotel Oria, Jakarta Pusat, Selasa (30/7/2013).
Menurutnya, jika hasil ini benar maka bukan tidak mungkin menjadi barang bukti bagi parpol untuk meyakinkan bahwa kemenangan mereka sebagai anggota legislatif karena peran partai.
"Kenapa, karena ada kekhawatiran parpol terhadap popularitas dan elektabilitas si caleg, jadi si caleg meminta balas budi yang cepat karena memberikan kemenangan kepada partai, tetapi hasil survei ini sebaliknya."
"Jadi, ini sangat valid untuk parpol. Ini sangat signifikan dan dijadikan file. Dan merugikan caleg populer," tuntasnya.
Sebelumnya, Direktur IPI Burhanudin Muhtadi merilis hasil temuan lembaga surveinya. Ditemukan, parpol masih mempengaruhi elektabilitas ketimbang popularitas caleg.
Survei tersebut mereka lakukan pada bulan April 2013 di 45 daerah pemilihan (dapil) di wilayah Jawa, Sumatera Utara dan Sulawesi Selatan dengan jumlah sampel 400 orang di setiap wilayah pemilihan.
"Jadi lebih besar kontribusi partai ketimbang calon dalam suara akhir Pemilu. Secara umum, hasil akhir Pemilu sangat ditentukan oleh kekuatan partai. Para calon hanya sedikit pengaruhnya," kata dia.
"Saya kok menduga, survei ini dipesan oleh parpol dalam rangka memarjinalkan peranan dari seorang caleg," kata Tantowi dalam pemaparan survei berjudul 'Efek Popularitas Caleg terhadap Elektabilitas Partai Pada Pemilu 2014' di Hotel Oria, Jakarta Pusat, Selasa (30/7/2013).
Menurutnya, jika hasil ini benar maka bukan tidak mungkin menjadi barang bukti bagi parpol untuk meyakinkan bahwa kemenangan mereka sebagai anggota legislatif karena peran partai.
"Kenapa, karena ada kekhawatiran parpol terhadap popularitas dan elektabilitas si caleg, jadi si caleg meminta balas budi yang cepat karena memberikan kemenangan kepada partai, tetapi hasil survei ini sebaliknya."
"Jadi, ini sangat valid untuk parpol. Ini sangat signifikan dan dijadikan file. Dan merugikan caleg populer," tuntasnya.
Sebelumnya, Direktur IPI Burhanudin Muhtadi merilis hasil temuan lembaga surveinya. Ditemukan, parpol masih mempengaruhi elektabilitas ketimbang popularitas caleg.
Survei tersebut mereka lakukan pada bulan April 2013 di 45 daerah pemilihan (dapil) di wilayah Jawa, Sumatera Utara dan Sulawesi Selatan dengan jumlah sampel 400 orang di setiap wilayah pemilihan.
"Jadi lebih besar kontribusi partai ketimbang calon dalam suara akhir Pemilu. Secara umum, hasil akhir Pemilu sangat ditentukan oleh kekuatan partai. Para calon hanya sedikit pengaruhnya," kata dia.
(kri)