Pemerintah siapkan 3000 tenaga kesehatan
A
A
A
Sindonews.com - Keberadaan tenaga kesehatan tidak merata, untuk itu pemerintah siapkan 3000 tenaga kesehatan dalam pelaksanaan Badan Pelaksanaan Jaminan Kesehatan (BPJS).
Menteri Koordinator Kesejahteraan Rakyat (Menko Kesra) Agung Laksono mengatakan, menurut badan Kesehatan Dunia (WHO) Indonesia termasuk salah satu dari 57 negara yang mengalami krisis tenaga kesehatan dalam hal ini perencanaan, pengadaan, penyebaran, pendayagunaan, pembinaan dan pengawasan sangat minim.
Menurut dia, tenaga kesehatan dalam penyebaran khususnya didaerah-daerah terpencil harus diratakan. Hal ini juga akan memaksimalkan pelaksanaan BPJS 2014. "Pelaksanaan BPJS menjadi langkah penataan untuk pengangkatan tenaga kesehatan," tandasnya.
Agung mengatakan, penyiapan 3000 tenaga kesehatan seperti dokter umum, dokter spesialis, dan dokter gigi yang akan ditempat diseluruh Indonesia.
Menteri Kesehatan (Kemenkes) Nafsiah Mboi mengatakan, penyebaran tenaga kesehatan sebagaian besar akan di distribusikan kebagian indonesia bagian timur. Selain itu pendistribusian tersebut akan di prioritaskan ke daerah-daerah perbatasan, terpencil, dan kepulauan.
"Ini merupakan peluang kami untuk melakukan penataan ulang tenaga kesehatan, dan juga pelancaran pelaksanaan BPJS," ujarnya.
Menurut Nafsiah, pemerintah tidak menyiapkan tenaga dokter baru, tetapi para tenaga dokter Pegawai tidak tetap (PTT) yang bersedia ditempatkan selama dua tahun. Para tenaga ini dapat meningkat menjadi PNS jika bersedia ditempatkan selama lima tahun.
Nafsiah menerangkan, saat ini kebutuhan dokter di indonesia hanya 36/100.000 penduduk, sedangkan target tenaga dokter yang dibutuhkan mencapai 40 dokter/100.000 penduduk. Selain itu, kebutuhan dokter gigi hanya 9,5/100.000 penduduk sedangkan target dokter gigi 11/100.000 penduduk.
Untuk tenaga perawat saat ini hanya tersedia 93,6/100.000 sedangkan yang dibutuhkan mencapai 117 perawat/100.000.
"Jika target bidan 75/100.000 sedangkan saat ini sudah tersedia 76,1 bidan/100.000 dan dokter spesialis target mencapai 9 dokter spesialis/100.000 sudah tercapai," kata Nafsiah.
Saat ini, penyebaran tenaga kesehatan banyak mengalami penumpukan di di DKI Jakarta. Seperti tenaga dokter mencapai 149,7 dokter/100.000 penduduk, tenaga dokter gigi mencapai 50 dokter/100.000 penduduk, Tenaga kesehatan dokter spesialis 50 dokter spesialis/100.000 penduduk, Tenaga perawat mencapai 276,8 perawat/100.000 penduduk, tenaga bidan mencapai 278,1 bidan/100.000 penduduk.
Jika dilihat dari jumlah puskesmas dan tenaga dokternya, terjadi ketimpangan yang antara puskesmas dengan tenaga kesehatan.
Saat ini, lanjutnya, terdapat 9510 pusekesmas di indonesia atau sekitar 14,7% tidak mempunyai tenaga dokter. Selain itu, 16,76% puskesmas tidak mempunyai tenaga kesehatan seperti dokter, bidan dan perawat.
" Idiealnya setiap satu puskesmas mempunyai satu tenaga dokter, satu perawat dan satu bidan," tegasnya. (Ayu rachmaningtyas)
Menteri Koordinator Kesejahteraan Rakyat (Menko Kesra) Agung Laksono mengatakan, menurut badan Kesehatan Dunia (WHO) Indonesia termasuk salah satu dari 57 negara yang mengalami krisis tenaga kesehatan dalam hal ini perencanaan, pengadaan, penyebaran, pendayagunaan, pembinaan dan pengawasan sangat minim.
Menurut dia, tenaga kesehatan dalam penyebaran khususnya didaerah-daerah terpencil harus diratakan. Hal ini juga akan memaksimalkan pelaksanaan BPJS 2014. "Pelaksanaan BPJS menjadi langkah penataan untuk pengangkatan tenaga kesehatan," tandasnya.
Agung mengatakan, penyiapan 3000 tenaga kesehatan seperti dokter umum, dokter spesialis, dan dokter gigi yang akan ditempat diseluruh Indonesia.
Menteri Kesehatan (Kemenkes) Nafsiah Mboi mengatakan, penyebaran tenaga kesehatan sebagaian besar akan di distribusikan kebagian indonesia bagian timur. Selain itu pendistribusian tersebut akan di prioritaskan ke daerah-daerah perbatasan, terpencil, dan kepulauan.
"Ini merupakan peluang kami untuk melakukan penataan ulang tenaga kesehatan, dan juga pelancaran pelaksanaan BPJS," ujarnya.
Menurut Nafsiah, pemerintah tidak menyiapkan tenaga dokter baru, tetapi para tenaga dokter Pegawai tidak tetap (PTT) yang bersedia ditempatkan selama dua tahun. Para tenaga ini dapat meningkat menjadi PNS jika bersedia ditempatkan selama lima tahun.
Nafsiah menerangkan, saat ini kebutuhan dokter di indonesia hanya 36/100.000 penduduk, sedangkan target tenaga dokter yang dibutuhkan mencapai 40 dokter/100.000 penduduk. Selain itu, kebutuhan dokter gigi hanya 9,5/100.000 penduduk sedangkan target dokter gigi 11/100.000 penduduk.
Untuk tenaga perawat saat ini hanya tersedia 93,6/100.000 sedangkan yang dibutuhkan mencapai 117 perawat/100.000.
"Jika target bidan 75/100.000 sedangkan saat ini sudah tersedia 76,1 bidan/100.000 dan dokter spesialis target mencapai 9 dokter spesialis/100.000 sudah tercapai," kata Nafsiah.
Saat ini, penyebaran tenaga kesehatan banyak mengalami penumpukan di di DKI Jakarta. Seperti tenaga dokter mencapai 149,7 dokter/100.000 penduduk, tenaga dokter gigi mencapai 50 dokter/100.000 penduduk, Tenaga kesehatan dokter spesialis 50 dokter spesialis/100.000 penduduk, Tenaga perawat mencapai 276,8 perawat/100.000 penduduk, tenaga bidan mencapai 278,1 bidan/100.000 penduduk.
Jika dilihat dari jumlah puskesmas dan tenaga dokternya, terjadi ketimpangan yang antara puskesmas dengan tenaga kesehatan.
Saat ini, lanjutnya, terdapat 9510 pusekesmas di indonesia atau sekitar 14,7% tidak mempunyai tenaga dokter. Selain itu, 16,76% puskesmas tidak mempunyai tenaga kesehatan seperti dokter, bidan dan perawat.
" Idiealnya setiap satu puskesmas mempunyai satu tenaga dokter, satu perawat dan satu bidan," tegasnya. (Ayu rachmaningtyas)
(lal)