Pemerintah gencarkan waspada perubahan iklim
A
A
A
Sindonews.com - Pemerintah dan Universitas Indonesia menggelar seminar mengenai perubahan iklim dunia yang dinilai mengancam kelangsungan hidup manusia di Bumi. Sehingga pmerintah merasa perlu mengampanyekan kepedulian terhadap lingkungan melalui seminar ini.
Universitas Indonesia (UI) melalui Research Center for Climate Change (RCCC) bersama Association of Pacific Rim Universities (APRU) yang bermitra dengan Kementerian Kelautan dan Perikanan, Kementerian Lingkungan Hidup, Dewan Nasional Perubahan Iklim dan Coral Triangle Initiative – Indonesia menggelar Simposium Internasional bertajuk “Coastal Cities, Marine Resources and Climate Change in the Coral Triangle” selama dua hari (4-5 Juli 2013), di Hotel Sultan dan Perpustakaan Pusat UI kampus Depok.
Menteri Lingkungan Hidup RI Balthasar Kambuaya serta Menteri Kelautan dan Perikanan RI Sharif Cicip Sutardjo membuka simposium tersebut yang diikuti ratusan akademisi dari Indonesia, Singapore, Malaysia, Brunei, Philippine, Australia dan Amerika pada Kamis (4/7/2013), di Hotel Sultan Jakarta.
Dalam pidatonya Balthasar Kambuaya menyampaikan pidato terkait Kebijakan nasional RI dalam mengadaptasi perubahan iklim. Sedangkan Sharif Cicip Sutardjo menyampaikan pidato mengenai perubahan iklim dan tantangan dan dampak yang dihadapi sumber daya laut di Indonesia.
"Simposium ini diisi oleh 56 pembicara dari berbagai negara yang membahas mengenai pengelolaan pesisir dan pulau-pulau kecil, kebijakan, strategi adaptasi dan mitigasi tingkat regional maupun lokal, kerentanan populasi, edukasi dan ketahanan komunitas serta dampak perubahan iklim yang di dalamnya membahas ide-ide inovatif serta pengalaman pengalaman terbaik berdasarkan riset," ujar Kepala Kantor Komunikasi UI Farida Haryoko dalam rilis kepada wartawan, Jumat (05/07/2013).
Ketua RCCC-UI Dr Jatna Supriatna menyampaikan, “kami sangat bangga dapat dipercaya sebagai penyelenggara symposium internasional ini dimana dapat mengumpulkan kalangan pemerintahan dengan akademisi, peneliti dari berbagai negara. Diharapkan symposium ini dapat mencari solusi bersama-sama atas tantangan yang dihadapi Asia Pasifik dan khususnya Jakarta dalam konteks Coastal City dan apa saja yang harus dilakukan dalam rangka beradaptasi pada perubahan iklim.
"Selain itu melalui acara ini diharapkan dapat menciptakan keterkaitan antar sains dan kebijakan dalam rangka mendukung sustainability lingkungan serta menanggapi perubahan iklim,” ungkapnya.
Di hari yang sama, dilakukan pula Penandatanganan Perjanjian Kerjasama antara UI dan Direktorat Jenderal Kelautan Pesisir dan Pulau-Pulau Kecil tentang pengelolaan pulau-pulau kecil terluar di Pulau Larat, Kabupaten Maluku.
"Kerjasama kali ini bertujuan mendukung Program Adopsi Pulau. Pulau Larat dipilih sebagai Pulau-pulau kecil dan pulau-pulau kecil terluar (PPKT) merupakan salah satu dari 92 PPKT atau 31 PPKT yang berpenduduk dan berbatasan langsung dengan negara tetangga Australia," ungkapnya.
Sebagai wilayah terdepan yang masuk kawasan strategis nasional tertentu, Pulau Larat perlu dikembangkan dan diberdayakan. Kerja sama ini diharapkan dapat membentuk suatu perencanaan yang komprehensif dalam bentuk masterplan, yang akan digunakan sebagai pijakan untuk kegiatan atau program di masa mendatang.
"RCCC UI didirikan pada tahun 2010 yang berfokus pada riset dasar, aplikasi dan kebijakan, pengembangan terobosan-terobosan saintifik serta kegiatan-kegiatan pelatihan dan edukasi terkait perubahan iklim. RCCC UI melaksanakan Visi dan Misi UI khususnya dalam bidang riset Perubahan Iklim. Diharapkan RCCC UI mampu meningkatkan kapasitas peneliti dan hasil penelitian dibidang perubahan iklim pada taraf internasional serta menjadikan UI sebagai ‘role model’ dalam perumusan kebijakan dan program aksi menangani permasalahan perubahan iklim," tutupnya.
Universitas Indonesia (UI) melalui Research Center for Climate Change (RCCC) bersama Association of Pacific Rim Universities (APRU) yang bermitra dengan Kementerian Kelautan dan Perikanan, Kementerian Lingkungan Hidup, Dewan Nasional Perubahan Iklim dan Coral Triangle Initiative – Indonesia menggelar Simposium Internasional bertajuk “Coastal Cities, Marine Resources and Climate Change in the Coral Triangle” selama dua hari (4-5 Juli 2013), di Hotel Sultan dan Perpustakaan Pusat UI kampus Depok.
Menteri Lingkungan Hidup RI Balthasar Kambuaya serta Menteri Kelautan dan Perikanan RI Sharif Cicip Sutardjo membuka simposium tersebut yang diikuti ratusan akademisi dari Indonesia, Singapore, Malaysia, Brunei, Philippine, Australia dan Amerika pada Kamis (4/7/2013), di Hotel Sultan Jakarta.
Dalam pidatonya Balthasar Kambuaya menyampaikan pidato terkait Kebijakan nasional RI dalam mengadaptasi perubahan iklim. Sedangkan Sharif Cicip Sutardjo menyampaikan pidato mengenai perubahan iklim dan tantangan dan dampak yang dihadapi sumber daya laut di Indonesia.
"Simposium ini diisi oleh 56 pembicara dari berbagai negara yang membahas mengenai pengelolaan pesisir dan pulau-pulau kecil, kebijakan, strategi adaptasi dan mitigasi tingkat regional maupun lokal, kerentanan populasi, edukasi dan ketahanan komunitas serta dampak perubahan iklim yang di dalamnya membahas ide-ide inovatif serta pengalaman pengalaman terbaik berdasarkan riset," ujar Kepala Kantor Komunikasi UI Farida Haryoko dalam rilis kepada wartawan, Jumat (05/07/2013).
Ketua RCCC-UI Dr Jatna Supriatna menyampaikan, “kami sangat bangga dapat dipercaya sebagai penyelenggara symposium internasional ini dimana dapat mengumpulkan kalangan pemerintahan dengan akademisi, peneliti dari berbagai negara. Diharapkan symposium ini dapat mencari solusi bersama-sama atas tantangan yang dihadapi Asia Pasifik dan khususnya Jakarta dalam konteks Coastal City dan apa saja yang harus dilakukan dalam rangka beradaptasi pada perubahan iklim.
"Selain itu melalui acara ini diharapkan dapat menciptakan keterkaitan antar sains dan kebijakan dalam rangka mendukung sustainability lingkungan serta menanggapi perubahan iklim,” ungkapnya.
Di hari yang sama, dilakukan pula Penandatanganan Perjanjian Kerjasama antara UI dan Direktorat Jenderal Kelautan Pesisir dan Pulau-Pulau Kecil tentang pengelolaan pulau-pulau kecil terluar di Pulau Larat, Kabupaten Maluku.
"Kerjasama kali ini bertujuan mendukung Program Adopsi Pulau. Pulau Larat dipilih sebagai Pulau-pulau kecil dan pulau-pulau kecil terluar (PPKT) merupakan salah satu dari 92 PPKT atau 31 PPKT yang berpenduduk dan berbatasan langsung dengan negara tetangga Australia," ungkapnya.
Sebagai wilayah terdepan yang masuk kawasan strategis nasional tertentu, Pulau Larat perlu dikembangkan dan diberdayakan. Kerja sama ini diharapkan dapat membentuk suatu perencanaan yang komprehensif dalam bentuk masterplan, yang akan digunakan sebagai pijakan untuk kegiatan atau program di masa mendatang.
"RCCC UI didirikan pada tahun 2010 yang berfokus pada riset dasar, aplikasi dan kebijakan, pengembangan terobosan-terobosan saintifik serta kegiatan-kegiatan pelatihan dan edukasi terkait perubahan iklim. RCCC UI melaksanakan Visi dan Misi UI khususnya dalam bidang riset Perubahan Iklim. Diharapkan RCCC UI mampu meningkatkan kapasitas peneliti dan hasil penelitian dibidang perubahan iklim pada taraf internasional serta menjadikan UI sebagai ‘role model’ dalam perumusan kebijakan dan program aksi menangani permasalahan perubahan iklim," tutupnya.
(lal)