Mengapresiasi Garuda

Jum'at, 05 Juli 2013 - 07:16 WIB
Mengapresiasi Garuda
Mengapresiasi Garuda
A A A
PT Garuda Indonesia mencatatkan lembaran sejarah baru. Maskapai kebanggaan bangsa ini baru saja menerima kedatangan armada Boeing 777-300ER pertama di Indonesia dan akan menjadi tulang punggung non-stop flight untuk pengembangan jaringan penerbangan ke Australia, Eropa dan Amerika Serikat.

Namun, sebelum itu dua armada pertama dari total sepuluh yang dipesan akan digunakan untuk melayani penerbangan Jakarta-Jeddah. Dengan kedatangan pesawat yang mampu mengangkut 300 penumpang lebih tersebut, Garuda juga mencatatkan sejarah baru karena kembali membuka layanan first class. Layanan yang akan disajikan seperti chef on board dan in-flight connectivity akan menempatkan perusahaan yang dipimpin Emirsyah Satar ini setara dengan maskapai papan atas dunia seperti Emirates, Qatar Airways, maupun Singapore Airlines.

Pencapaian yang ditunjukkan Garuda ini pantas dibanggakan. Betapa tidak, program quantum leap yang diluncurkan sejak 2011 telah menunjukkan hasil yang luar biasa. Siapa pun sebelumnya tidak akan percaya maskapai yang membawa bendera nasional tersebut bisa bangkit dan berjaya setelah mengalami masa suram pada periode 1997 hingga 2009. Krisis ekonomi hingga larangan terbang ke Uni Eropa benar-benar membuat Garuda terpuruk akibat lilitan utang dan anjloknya kepercayaan.

Tetapi, segala catatan suram tersebut kini tinggal kenangan. Program quantum leapyang digagas jajaran manajemen menempatkan Garuda dalam jajaran maskapai dunia yang disegani. Rentetan pengakuan pun diraih dari Sky Trax, Center for Asia-Pasific Aviation (CAPA), Roy Morgan Research Company, League of American Communications Professionals (LACP), dan beberapa lembaga lain.

Teranyar, Garuda mendapat predikat maskapai dengan kursi kelas ekonomi terbaik, mengalahkan maskapai utama dunia dan masuk 10 besar maskapai penerbangan terbaik dunia. Penghargaan yang diberikan Sky Trax World Airline Award, misalnya, didasarkan pada hasil survei terhadap 18 juta penumpang pesawat terbang. Melihat progresivitas yang ditunjukkan tersebut, bukan tidak mungkin kita bermimpi Garuda bisa mengalahkan maskapai terkemuka dunia saat ini.

Sebab, dalam skenario program transformasi dan ekspansi perusahaan yang disusun dalam program Quantum Leap 2011-2015, Garuda akan mempunyai 194 pesawat, terdiri dari Boeing 737-800 NG, Airbus A330-300/200, Airbus A320, serta Boeing 777-300ER yang baru saja diterima. Dengan banyaknya pesawat baru tentu Garuda bukan hanya akan meningkatkan kenyamanan penerbangan, tapi juga keamanan penerbangan.

Bagaimana Garuda bisa sedemikian melambung terbang tinggi? Kenyaman dan keamanan yang salah satunya diindikasikan dengan rata-rata usia pesawat di bawah lima tahun tentu menjadi syarat mutlak. Tetapi, hal tersebut tidak akan terwujud tanpa kepemimpinan yang transformatif, kesungguhan mewujudkan good corporate governance, inovasi yang tiada henti, komitmen seluruh jajaran Garuda untuk mengimplementasi budaya baru organisasi, hingga strategi pemasaran yang progresif.

Puncak dari konsistensi mengimplementasikan komitmen tersebut adalah terwujudkan kepuasaan konsumen. Apa yang ditunjukkan Garuda tersebut tentu bisa menjadi pelajaran bagi badan usaha milik negara (BUMN) lain agar bisa bangkit. Tidak ada kata terlambat untuk melakukan transformasi, selama jajaran manajemen mempunyai iktikad baik untuk melakukan perubahan dan konsisten untuk bisa mewujudkannya.

Tentu saja dukungan dan bimbingan pemerintah juga sangat dibutuhkan. Selain Garuda, apresiasi patut diberikan kepada BUMN seperti PT Kereta Api Indonesia, PT Pos Indonesia, PT Semen Indonesia, PT Pertamina, sejumlah bank BUMN yang juga menunjukkan transformasi yang mengagumkan. Bangsa ini pun tentu berharap mereka tidak hanya menjadi jago kandang, bisa terbang lebih tinggi lagi dan bersaing dengan perusahaan lain di level global.
(hyk)
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.7955 seconds (0.1#10.140)