Disurvei tak serius bekerja, KPK pertanyakan metode survei
A
A
A
Sindonews.com - Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) menanggapi dingin hasil survei Media Survei Indonesia (Median), mengenai keseriusan KPK dalam menjalankan tugasnya mulai diragukan oleh masyarakat.
Juru Bicara KPK Johan Budi SP mengatakan hasil survei tersebut akan menjadi masukan untuk memperbaiki kinerjanya. "Apapun hasilnya akan jadi masukan untuk meperbaiki diri," kata Johan di Kantor KPK, Jakarta, Senin (1/7/2013).
Johan menepis anggapan bahwa KPK tidak serius dalam mengusut kasus bailout Bank Century, pasalnya KPK terus melakukan pemeriksaan saksi-saksi bahkan KPK sudah melakukan penggeledahan di kantor BI.
"harus dilihat metdoe surveinya, KPK serius mengusut kasus korupsi, pememeriksaan saksi-saksi dan baru melakukan penggeledahan (BI)," jelas Johan, "jadi ukurannya harus jelas, mana yang harus di sebut kasus besar dan kasus kecil," tukasnya.
seperti diketahui, Median melakukan survei sepanjang 19-25 Juni 2013 lalu, dengan 1.100 responden yang tersebar di 33 provinsi, dengan margin of error sebesar +/- 2.87% serta tingkat kepercayaan 95%. Menurutnya keseriusan KPK dalam menjalankan tugasnya mulai diragukan oleh masyarakat.
"Janji Abraham Samad ketika dilatik sebagai ketua KPK adalah menyelesaikan kasus besar, seperti mega skandal Bank Century. publik pun mulai berharap besar terhadap janji ketua KPK yang baru ini," kata Direktur Eksekutif Median Rico Marbun melalui rilis yang disampaikan ke Sindonews.com, Minggu (30/6/2013).
Menurut Rico, survei telah mencoba menanyakan beberapa kasus korupsi yang saat ini sering menjadi pemberitaan media massa kepada responden. Seperti kasus suap impor daging sapi, kasus simulator, kasus suap PON, kasus korupsi Al Quran, kasus Century dan kasus Hambalang.
“Dari pertanyaan yang dilemparkan itu, diketahui publik menilai keseriusan KPK dalam menangani kasus Century hanya 25 persen, untuk kasus hambalang kepuasan publik tinggal 35 persen,” katanya.
Rico menambahkan, untuk kasus korupsi dengan potensi kerugian negara lebih kecil, keseriusan KPK di mata publik malah terlihat lebih tinggi. Berdasarkan hasil survei, dalam kasus korupsi Al quran, publik menilai keseriusan KPK mencapai 55 persen, untuk kasus suap PON keseriusan KPK mencapai 55 persen, sedangkan dalam kasus simulator 57 persen. Dan yang lebih menarik, keseriusan terhadap kinerja KPK yang terbesar adalah dalam penanganan kasus suap impor daging sapi yaitu 85 persen.
“Hasil survei menunjukkan, publik menilai keseriusan para pimpinan KPK menangani kasus korupsi besar seperti skandal Bank Century, dan Hambalang hanya sebatas janji saja. Bahkan publik merasakan adanya kesenjangan keseriusan KPK, dalam menangani kasus besar dan kasus yang lebih kecil,” ungkapnya.
Juru Bicara KPK Johan Budi SP mengatakan hasil survei tersebut akan menjadi masukan untuk memperbaiki kinerjanya. "Apapun hasilnya akan jadi masukan untuk meperbaiki diri," kata Johan di Kantor KPK, Jakarta, Senin (1/7/2013).
Johan menepis anggapan bahwa KPK tidak serius dalam mengusut kasus bailout Bank Century, pasalnya KPK terus melakukan pemeriksaan saksi-saksi bahkan KPK sudah melakukan penggeledahan di kantor BI.
"harus dilihat metdoe surveinya, KPK serius mengusut kasus korupsi, pememeriksaan saksi-saksi dan baru melakukan penggeledahan (BI)," jelas Johan, "jadi ukurannya harus jelas, mana yang harus di sebut kasus besar dan kasus kecil," tukasnya.
seperti diketahui, Median melakukan survei sepanjang 19-25 Juni 2013 lalu, dengan 1.100 responden yang tersebar di 33 provinsi, dengan margin of error sebesar +/- 2.87% serta tingkat kepercayaan 95%. Menurutnya keseriusan KPK dalam menjalankan tugasnya mulai diragukan oleh masyarakat.
"Janji Abraham Samad ketika dilatik sebagai ketua KPK adalah menyelesaikan kasus besar, seperti mega skandal Bank Century. publik pun mulai berharap besar terhadap janji ketua KPK yang baru ini," kata Direktur Eksekutif Median Rico Marbun melalui rilis yang disampaikan ke Sindonews.com, Minggu (30/6/2013).
Menurut Rico, survei telah mencoba menanyakan beberapa kasus korupsi yang saat ini sering menjadi pemberitaan media massa kepada responden. Seperti kasus suap impor daging sapi, kasus simulator, kasus suap PON, kasus korupsi Al Quran, kasus Century dan kasus Hambalang.
“Dari pertanyaan yang dilemparkan itu, diketahui publik menilai keseriusan KPK dalam menangani kasus Century hanya 25 persen, untuk kasus hambalang kepuasan publik tinggal 35 persen,” katanya.
Rico menambahkan, untuk kasus korupsi dengan potensi kerugian negara lebih kecil, keseriusan KPK di mata publik malah terlihat lebih tinggi. Berdasarkan hasil survei, dalam kasus korupsi Al quran, publik menilai keseriusan KPK mencapai 55 persen, untuk kasus suap PON keseriusan KPK mencapai 55 persen, sedangkan dalam kasus simulator 57 persen. Dan yang lebih menarik, keseriusan terhadap kinerja KPK yang terbesar adalah dalam penanganan kasus suap impor daging sapi yaitu 85 persen.
“Hasil survei menunjukkan, publik menilai keseriusan para pimpinan KPK menangani kasus korupsi besar seperti skandal Bank Century, dan Hambalang hanya sebatas janji saja. Bahkan publik merasakan adanya kesenjangan keseriusan KPK, dalam menangani kasus besar dan kasus yang lebih kecil,” ungkapnya.
(lal)