Perludem temukan 4 faktor persoalan pemilu
A
A
A
Sindonews.com - Perkumpulan Pemilu Dan Demokrasi (Perludem) menemukan setidaknya empat faktor utama yang menjadi persoalan dalam pelaksanaan pemilu selama beberapa tahun terakhir ini.
Ketua Perludem Didi Supriyanto mengungkapkan, empat faktor tersebut antara lain adalah sumber data, mekanisme atau prosedur, sosialiasi dan anggaran. Faktor inilah yang sering menjadi persoalan langganan dalam setiap pelaksanaan pemilu di Indonesia.
“Mestinya dari sumber masalah tersebut kita belajar banyak dan hasil evaluasi tersebut bisa dijadikan pembelajaran," kata Didik dalam acara peluncuran program audit dan monitoring daftar pemilih di Hotel Akmani, Jakarta, Selasa (18/6/2013).
Didi kemudian menyoroti persoalan Daftar Pemilih Potensial Pemilu (DP4) yang juga selalu menjadi sorotan mengingat persoalan yang ditimbulkan. Menurutnya, KPU seharusnya bisa memperbaiki persoalan DP4 yang sudah sejak dulu selalu bermasalah.
“Dari Pilkada 2005, Pileg 2009 serta Pilkada 2013, nyaris tidak ada perubahan signifikan dan DP4 nyaris kotor,“ ungkapnya.
Peluang KPU sendiri menurut Didi, masih mempunyai kesempatan untuk memperbarui DP4 dengan DPS. Sehingga hal tersebut setidaknya bisa meminimalisir kesalahan.
“Sebetulnya bisa dilakukan dengan menyandingkan DP4 dengan data pemilu terakhir,“ jelasnya.
Ketua Perludem Didi Supriyanto mengungkapkan, empat faktor tersebut antara lain adalah sumber data, mekanisme atau prosedur, sosialiasi dan anggaran. Faktor inilah yang sering menjadi persoalan langganan dalam setiap pelaksanaan pemilu di Indonesia.
“Mestinya dari sumber masalah tersebut kita belajar banyak dan hasil evaluasi tersebut bisa dijadikan pembelajaran," kata Didik dalam acara peluncuran program audit dan monitoring daftar pemilih di Hotel Akmani, Jakarta, Selasa (18/6/2013).
Didi kemudian menyoroti persoalan Daftar Pemilih Potensial Pemilu (DP4) yang juga selalu menjadi sorotan mengingat persoalan yang ditimbulkan. Menurutnya, KPU seharusnya bisa memperbaiki persoalan DP4 yang sudah sejak dulu selalu bermasalah.
“Dari Pilkada 2005, Pileg 2009 serta Pilkada 2013, nyaris tidak ada perubahan signifikan dan DP4 nyaris kotor,“ ungkapnya.
Peluang KPU sendiri menurut Didi, masih mempunyai kesempatan untuk memperbarui DP4 dengan DPS. Sehingga hal tersebut setidaknya bisa meminimalisir kesalahan.
“Sebetulnya bisa dilakukan dengan menyandingkan DP4 dengan data pemilu terakhir,“ jelasnya.
(kri)