SBY curhat TV asing beritakan keburukan Indonesia
A
A
A
Sindonews.com - Ada kejadian unik saat Presiden Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) memimpin acara peringatan Hari Lingkungan Hidup Sedunia Tahun 2013. Dihadapan para undangan, SBY menyempatkan berbagi curahan isi hatinya.
"Sekitar pukul 03.30 WIB tadi pagi, saya terbangun dan kemudian saya melihat televisi, siaran televisi asing inisialnya A," ujar SBY di Istana Negara, Jakarta, Senin (10/6/2013).
Lantas, apa yang dilihat oleh SBY dalam tayangan tersebut? Dia menuturkan, melihat hasil liputan panjang yang temanya adalah deforestasi yang ada di Indonesia.
"Sebagaimana layaknya siaran media massa. Biasanya, bad news is news, good news is no news. Saya lihat yang diangkat yang ekstrim-ekstrim hal-hal yang buruk di negeri kita di beberapa tempat yang menggambarkan telah terjadi deforestasi di Negeri kita ini," tuturnya.
Melihat tayangan tersebut, SBY mengajak para undangan yang hadir untuk melihat peristiwa yang diangkat televisi asing itu dalam dua perspektif.
"Pertama, ambil-lah manfaat positifnya. Televisi itu mengingatkan kita bahwa diantara banyak hal yang telah kita lakukan, banyak baik di negeri ini, masih ada yang belum baik, masih ada pekerjaan rumah kita, masih ada masalah," imbuhnya.
Oleh karena itu, lanjut dia, jika perlu tindakan dan rekamannya silahkan ditonton. "Kalau itu kritik baik, terima. Kalau dilebih-lebihkan, katakan tidak betul. Jangan sampai karena tayangannya menarik tidak menggambarkan keadaan Indonesia secara keseluruhan,"katanya.
Perspektif itulah, ujar dia, yang perlu dilihat dengan baik untuk koreksi dan perbaikan.
"Kalau terlalu berlebihan, tolong bikin yang berimbang. Di sebuah negara termasuk negara para dubes hadir, selalu ada yang sudah baik dan belum baik. Senang kalau dunia juga tahu bahwa Indonesia juga memiliki komitmen tinggi, kebijakan nyata dan upaya sungguh-sungguh,"jelasnya.
"Sekitar pukul 03.30 WIB tadi pagi, saya terbangun dan kemudian saya melihat televisi, siaran televisi asing inisialnya A," ujar SBY di Istana Negara, Jakarta, Senin (10/6/2013).
Lantas, apa yang dilihat oleh SBY dalam tayangan tersebut? Dia menuturkan, melihat hasil liputan panjang yang temanya adalah deforestasi yang ada di Indonesia.
"Sebagaimana layaknya siaran media massa. Biasanya, bad news is news, good news is no news. Saya lihat yang diangkat yang ekstrim-ekstrim hal-hal yang buruk di negeri kita di beberapa tempat yang menggambarkan telah terjadi deforestasi di Negeri kita ini," tuturnya.
Melihat tayangan tersebut, SBY mengajak para undangan yang hadir untuk melihat peristiwa yang diangkat televisi asing itu dalam dua perspektif.
"Pertama, ambil-lah manfaat positifnya. Televisi itu mengingatkan kita bahwa diantara banyak hal yang telah kita lakukan, banyak baik di negeri ini, masih ada yang belum baik, masih ada pekerjaan rumah kita, masih ada masalah," imbuhnya.
Oleh karena itu, lanjut dia, jika perlu tindakan dan rekamannya silahkan ditonton. "Kalau itu kritik baik, terima. Kalau dilebih-lebihkan, katakan tidak betul. Jangan sampai karena tayangannya menarik tidak menggambarkan keadaan Indonesia secara keseluruhan,"katanya.
Perspektif itulah, ujar dia, yang perlu dilihat dengan baik untuk koreksi dan perbaikan.
"Kalau terlalu berlebihan, tolong bikin yang berimbang. Di sebuah negara termasuk negara para dubes hadir, selalu ada yang sudah baik dan belum baik. Senang kalau dunia juga tahu bahwa Indonesia juga memiliki komitmen tinggi, kebijakan nyata dan upaya sungguh-sungguh,"jelasnya.
(kri)