Ini cerita Bamsoet soal Taufiq Kiemas
A
A
A
Sindonews.com - Politikus Partai Golkar Bambang Soesatyo memiliki cerita tersendiri mengenai sosok Taufiq Kiemas (TK). Anggota DPR RI Komisi III DPR ini pertama mengenal TK sekitar tahun 1980an.
"Saat itu saya masih menjadi reporter junior di harian Prioritas milik Surya Paloh," kenang pria akrab dipanggil Bamsoet ini kepada Sindonews, Sabtu (8/6/2013).
Dia menerangkan, ketika itu Panda Nababan sebagai wakil pemimpin umum harian Prioritas yang juga mentor Bamsoet waktu itu adalah orang yang pertama kali mengenalkannya dengan TK. Waktu itu sebagai seorang politisi dan pengusaha.
"Masih segar dalam ingatan saya, Panda mengatakan: Kau sebagai jurnalis muda harus banyak belajar dan menyerap ilmu TK. Kau ajaklah dia berdiskusi, nanti kau akan dapat banyak background cerita dibalik peristiwa," kenang Bamsoet seraya menirukan kata-kata Panda Nababan.
Lanjut Bamsoet, waktu itu dia diajak Panda menemui TK di salah satu kantor di daerah Matraman. Berhalaman luas namun sederhana. TK ketika itu banyak berkisah tentang kekuasaan Soeharto dan seputar Partai Demokrasi Indonesia (PDI) serta gerakan para pemuda yang mulai resah dengan otoritan orde baru. Menurutnya, TK orang yang ramah, terbuka dan hangat.
"Itulah kesan yang masih saya ingat hingga sekarang. Tidak hanya satu dua kali saya terlibat dalam diskusi hangat bersama Panda dan TK. Baik di kantornya dibilangan Matraman, maupun di kediamannya di bilangan Cempaka Putih. Kadang ikut makan bersama masakan Ibu Mega," ingatnya.
Setelah puluhan tahun berlalu, kata Bamsoet, dirinya berjumpa lagi dangan TK di parlemen. Pembawaan TK tetap hangat, ramah, rendah hati. Tidak ada yang berubah. Pemikirannya pun tetap sama. Fanatik nasionalisme.
"Saat itu saya masih menjadi reporter junior di harian Prioritas milik Surya Paloh," kenang pria akrab dipanggil Bamsoet ini kepada Sindonews, Sabtu (8/6/2013).
Dia menerangkan, ketika itu Panda Nababan sebagai wakil pemimpin umum harian Prioritas yang juga mentor Bamsoet waktu itu adalah orang yang pertama kali mengenalkannya dengan TK. Waktu itu sebagai seorang politisi dan pengusaha.
"Masih segar dalam ingatan saya, Panda mengatakan: Kau sebagai jurnalis muda harus banyak belajar dan menyerap ilmu TK. Kau ajaklah dia berdiskusi, nanti kau akan dapat banyak background cerita dibalik peristiwa," kenang Bamsoet seraya menirukan kata-kata Panda Nababan.
Lanjut Bamsoet, waktu itu dia diajak Panda menemui TK di salah satu kantor di daerah Matraman. Berhalaman luas namun sederhana. TK ketika itu banyak berkisah tentang kekuasaan Soeharto dan seputar Partai Demokrasi Indonesia (PDI) serta gerakan para pemuda yang mulai resah dengan otoritan orde baru. Menurutnya, TK orang yang ramah, terbuka dan hangat.
"Itulah kesan yang masih saya ingat hingga sekarang. Tidak hanya satu dua kali saya terlibat dalam diskusi hangat bersama Panda dan TK. Baik di kantornya dibilangan Matraman, maupun di kediamannya di bilangan Cempaka Putih. Kadang ikut makan bersama masakan Ibu Mega," ingatnya.
Setelah puluhan tahun berlalu, kata Bamsoet, dirinya berjumpa lagi dangan TK di parlemen. Pembawaan TK tetap hangat, ramah, rendah hati. Tidak ada yang berubah. Pemikirannya pun tetap sama. Fanatik nasionalisme.
(mhd)