Keluar dari koalisi, PKS telat
A
A
A
Sindonews.com - Munculnya wacana Partai Keadilan Sejahtera (PKS) yang akan keluar dari koalisi Sekretaris Gabungan (Setgab) pemerintahan Susilo Bambang Yudhoyono (SBY), dinilai sudah sangat terlambat.
Hal itu dikatakan pengamat politik dari Soegang Sarjadi Syndicate (SSS) Toto Sugiarto. Menurutnya, seandainya PKS jadi keluar koalisi, maka secara otomatis dia menjadi oposisi pemerintah.
"Keluar dari koalisi karena sudah sempit waktunya untuk membangun citra sebagai partai oposisi, waktu pemilu sudah terlalu dekat," kata Toto, saat dihubungi Sindonews, Selasa (28/5/2013).
Lebih lanjut dia mengatakan, selain itu dengan tetap di kekuasaan, kasus dugaan suap menyuap impor daging sapi di Kementerian Pertanian (Kementan) yang sekarang menimpa mantan Presiden PKS Luthfi Hasan Ishaaq, justru bisa lebih membahayakan partai ini.
"Sehingga membahayakan partai. Jika keluar dari koalisi, PKS terancam "dikerjai" oleh partai-partai koalisi," pungkasnya.
Presiden PKS Anis Matta memastikan, hingga kini tidak ada dorongan dari daerah agar ada membicaraan mengenai nasib mereka di koalisi untuk dibahas dalam forum itu. "Enggak ada, ini bukan forum untuk membahas itu," kata Anis di Bidakara, Pancoran, Jakarta Selatan, Jumat 24 Mei 2013.
Anis menekankan, suara mengenai keluar dari koalisi hanya sebatas pendapat pribadi, bukan secara partai. Karena hingga kini partainya ingin fokus dalam mencapai target tiga besar di Pemilu 2014.
"Enggak, itu kan cuma letupan-letupan saja. Sama sekali enggak ada. Di acara ini kita fokus ke pemilu saja, murni membahas hasil pemilu. Fokus kita ke pemilu saja (meraih) tiga besar," pungkasnya.
Hal itu dikatakan pengamat politik dari Soegang Sarjadi Syndicate (SSS) Toto Sugiarto. Menurutnya, seandainya PKS jadi keluar koalisi, maka secara otomatis dia menjadi oposisi pemerintah.
"Keluar dari koalisi karena sudah sempit waktunya untuk membangun citra sebagai partai oposisi, waktu pemilu sudah terlalu dekat," kata Toto, saat dihubungi Sindonews, Selasa (28/5/2013).
Lebih lanjut dia mengatakan, selain itu dengan tetap di kekuasaan, kasus dugaan suap menyuap impor daging sapi di Kementerian Pertanian (Kementan) yang sekarang menimpa mantan Presiden PKS Luthfi Hasan Ishaaq, justru bisa lebih membahayakan partai ini.
"Sehingga membahayakan partai. Jika keluar dari koalisi, PKS terancam "dikerjai" oleh partai-partai koalisi," pungkasnya.
Presiden PKS Anis Matta memastikan, hingga kini tidak ada dorongan dari daerah agar ada membicaraan mengenai nasib mereka di koalisi untuk dibahas dalam forum itu. "Enggak ada, ini bukan forum untuk membahas itu," kata Anis di Bidakara, Pancoran, Jakarta Selatan, Jumat 24 Mei 2013.
Anis menekankan, suara mengenai keluar dari koalisi hanya sebatas pendapat pribadi, bukan secara partai. Karena hingga kini partainya ingin fokus dalam mencapai target tiga besar di Pemilu 2014.
"Enggak, itu kan cuma letupan-letupan saja. Sama sekali enggak ada. Di acara ini kita fokus ke pemilu saja, murni membahas hasil pemilu. Fokus kita ke pemilu saja (meraih) tiga besar," pungkasnya.
(maf)