Kemenag bangun sekolah di desa Tasripin
A
A
A
Sindonews.com - Kementerian Agama (Kemenag) segera membangun sekolah tingkat Madrasah Ibtidaiyah (MI), Madrasah Tsanawiyah (MTS), dan Madrasah Aliyah (MA) di Desa Gunung Lurah, Kecamatan Cilongok, Kabupaten Banyumas, Jawa Tengah tempat Taspirin tinggal.
"Kita support penuh dalam pembangunan sekolah madrasah di daerah tersebut. Karena daerahnya hampir di tengah-tengah hutan dan jauh dari kota. Lanjutnya, hal ini diperkenan bukan hanya untuk Tasripin. Namun banyaknya nasib anak-anak seperti Tasripin di desanya yang tidak bisa bersekolah dikarenakan kemiskinan dan jarak sekolah yang sangat jauh," ujar Menteri Agama (Menag) Suryadharma Ali kepada wartawan di Jakarta, Kamis (25/4/2013)
Menurutnya, rencana pembangun Madrasah tersebut akan di maksimalkan untuk dapat selesai secara bertahap. Sehingga pada bulan Juli bisa selesai walaupun hanya beberapa ruang kelas saja yang jadi.
Lanjutnya, rencana pembangunan sekolah tersebut akan dibuatkan 12 lokal (ruang) yaitu terdiri dari enam ruang kelas untuk Madrasah Ibtidaiyah, tiga ruang kelas untuk Madrasah Tsanawiyah dan tiga ruang kelas untuk Madrasah Aliyah.
Saat ini, luas tanah yang sudah disiapkan oleh lembaga sekolah swasta di daerah tersebut hanya 700 meter. Untuk itu, Kemenag akan segera melebarkan tanah untuk membangun sekolah tersebut sekitar 1.500-2.000 meter.
"Pada prinsipnya Kemenag akan menangani permasalahan sekolah di Desa Tasripin. Namun, melihat letak geografis dan keadaan daerah serta para murid yang akan bersekolah, Kemenag menawarkan untuk sekolah tersebut dijadikan milik negeri," paparnya.
Status Sekolah Madrasah Negeri akan lebih mudah untuk kemajuan dan jaminan sekolah tersebut di masa mendatang. Namun, dengan syarat pihak lembaga mau menyarahkan tanah sebesar 700 meter kepada pemerintah.
"Enak kan negeri beban biaya pendidikan nya akan ditanggung. Mulai dari pemberian gaji guru, biaya proses belajar mengajar dan biaya berkelanjutan," ujarnya.
"Kita support penuh dalam pembangunan sekolah madrasah di daerah tersebut. Karena daerahnya hampir di tengah-tengah hutan dan jauh dari kota. Lanjutnya, hal ini diperkenan bukan hanya untuk Tasripin. Namun banyaknya nasib anak-anak seperti Tasripin di desanya yang tidak bisa bersekolah dikarenakan kemiskinan dan jarak sekolah yang sangat jauh," ujar Menteri Agama (Menag) Suryadharma Ali kepada wartawan di Jakarta, Kamis (25/4/2013)
Menurutnya, rencana pembangun Madrasah tersebut akan di maksimalkan untuk dapat selesai secara bertahap. Sehingga pada bulan Juli bisa selesai walaupun hanya beberapa ruang kelas saja yang jadi.
Lanjutnya, rencana pembangunan sekolah tersebut akan dibuatkan 12 lokal (ruang) yaitu terdiri dari enam ruang kelas untuk Madrasah Ibtidaiyah, tiga ruang kelas untuk Madrasah Tsanawiyah dan tiga ruang kelas untuk Madrasah Aliyah.
Saat ini, luas tanah yang sudah disiapkan oleh lembaga sekolah swasta di daerah tersebut hanya 700 meter. Untuk itu, Kemenag akan segera melebarkan tanah untuk membangun sekolah tersebut sekitar 1.500-2.000 meter.
"Pada prinsipnya Kemenag akan menangani permasalahan sekolah di Desa Tasripin. Namun, melihat letak geografis dan keadaan daerah serta para murid yang akan bersekolah, Kemenag menawarkan untuk sekolah tersebut dijadikan milik negeri," paparnya.
Status Sekolah Madrasah Negeri akan lebih mudah untuk kemajuan dan jaminan sekolah tersebut di masa mendatang. Namun, dengan syarat pihak lembaga mau menyarahkan tanah sebesar 700 meter kepada pemerintah.
"Enak kan negeri beban biaya pendidikan nya akan ditanggung. Mulai dari pemberian gaji guru, biaya proses belajar mengajar dan biaya berkelanjutan," ujarnya.
(kri)