Menjaring Capres Potensial

Senin, 22 April 2013 - 05:13 WIB
Menjaring Capres Potensial
Menjaring Capres Potensial
A A A
Pemilu 2014 sudah semakin dekat. Aroma kompetisi antarpartai politik (parpol) yang sudah ditetapkan KPU ikut pemilu sudah makin terasa. Begitu pun para tokoh yang ingin maju menjadi presiden dan wakil presiden periode 2014-2019, juga sudah semakin banyak bermunculan.

Sejumlah tokoh partai bahkan sudah mendeklarasikan dirinya dari jauh-jauh hari untuk bersaing memperebutkan RI 1. Partai Golkar saat ini masih menjagokan ketua umumnya, Aburizal Bakrie. Partai Gerindra tampaknya juga sudah bulat mengusung ketua dewan pembinanya, Prabowo Subianto. PAN meski belum bulat, bakal menjagokan ketua umumnya Hatta Rajasa.

Namun begitu, ada juga partai yang masih belum memutuskan siapa yang akan dijagokan dalam pilpres mendatang. Sebut saja PDIP, Partai Hanura, PPP, PKB, atau Partai Demokrat. Biasanya mereka masih menunggu hasil perolehan suara pemilu legislatif. Fenomena sejumlah partai yang belum fix mengusung caprescawapres telah membuka peluang kalangan tokoh partai maupun nonpartai yang ingin ikut berpartisipasi dalam pilpres mendatang.

Ada sejumlah nama yang santer disebut-sebut bakal maju dalam pilpres mendatang. Ada nama mantan Ketua MK Mahfud MD, Ketua Dewan Pakar Partai Hanura yang juga CEO MNC Group Hary Tanoesoedibjo (HT), Menteri Perdagangan Gita Wirjawan, mantan Ketua MK Jimly Ashshidiqie, Ketua DPD Irman Gusman, ataupun Menteri BUMN Dahlan Iskan. Namun, mereka belum memiliki kendaraan yang pasti untuk ikut bursa pilpres.

Sementara itu, PDIP masih belum jelas apakah akan mengusung siapa? Apakah akan menjagokan lagi Ketua Umum Megawati Soekarnoputri atau putrinya, Puan Maharani atau tokoh yang lain. Hingga saat ini, perdebatan di internal PDIP masih terus terjadi.

Partai Demokrat tidak mungkin mencalonkan Presiden Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) lagi karena sudah dua periode terpilih menjadi presiden. Partai Demokrat pun berencana menggelar konvensi untuk memilih tokoh yang dapat diusung dalam Pilpres 2014. Rencana Demokrat menggelar konvensi untuk menjaring capres yang potensial baik dari kalangan internal maupun eksternal memang cara jitudan bagus.

Setidaknya konvensi itu merupakan cara yang cerdas untuk menarik tokoh-tokoh potensial —baik dari segi kemampuan, moral maupun integritasnya — yang tidak memiliki kendaraan politik. Namun jangan sampai konvensi ini hanya sebagai akal akalan untuk kepentingan pencitraan dalam mendongkrak popularitas partai. Apalagi kalau ternyata sejak awal Demokrat sebenarnya sudah memiliki calon.

Tentu ini sebuah ironi kalau hal tersebut sampai terjadi. Banyak munculnya para tokoh baru yang ingin maju dalam pilpres 2014 mendatang membuat persaingan bursa capres makin menarik. Hal ini sekaligus membuktikan bahwa iklim demokrasi di Indonesia makin baik. Belum adanya tokoh yang menonjol saat ini menjadikan semua kandidat memiliki kans yang sama untuk terpilih menjadi presiden dan wakil presiden.

Fenomena ini seharusnya dijadikan momentum bagi parpol untuk menggaet tokoh yang mumpuni dan layak dijual ke masyarakat. Dalam arti, tokoh yang benar-benar memiliki kapabilitas, track recordyang baik, integritas dan kepedulian yang tinggi pada bangsa dan negara. Masyarakat Indonesia makin cerdas dan kritis.

Parpol harus sadar betul akan hal itu. Ketokohan dan kapabilitas seseorang dalam memimpin merupakan kunci utama dalam upaya memenangkan pertarungan merebut RI 1. Pasalnya, sejarah telah membuktikan bahwa dukungan parpol yang besar tidak menjamin calonnya akan terpilih. Apa yang terjadi di Pilgub DKI Jakarta 2012 merupakan bukti yang tak terbantahkan.

Semoga peluang ini dimanfaatkan sebaik-baiknya oleh parpol untuk mendapatkan tokoh kredibel yang bisa memimpin bangsa ini menjadi lebih baik. Pemimpin tegas dan bernurani yang bisa memberantas korupsi dan menjadikan bangsa ini adil dan makmur serta bisa bersaing dengan negara-negara lain di dunia. ●
(kri)
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.9896 seconds (0.1#10.140)