Lemhanas nilai moral bangsa makin merosot

Kamis, 04 April 2013 - 17:02 WIB
Lemhanas nilai moral bangsa makin merosot
Lemhanas nilai moral bangsa makin merosot
A A A
Sindonews.com - Lembaga Ketahanan Nasional Republik Indonesia (Lemhannas RI) membuat suatu indikator pengukuran terkait nilai moral dan pengaruh sosial budaya yang sudah mengendur.

Hal itu disampaikan Gubernur Lemhanas Budi Susilo Soepandji saat menjadi pembicara dalam sarasehan wayang goes to campus di Balairung Universitas Indonesia (UI).

Menurutnya, budaya erat kaitannya dengan persatuan bangsa. Saat ini, kata dia, indeks ketahanan nasional terkait pengaruh sosial budaya nilainya semakin mengendur.

Pola gaya hidup merupakan yang paling besar memberikan kontribusi terhadap penurunan nilai tersebut. Hal itu menyebabkan banyaknya terjadi perpecahan dan kerusuhan di negara ini.

“Seperti diketahui budaya gotong royong dan saling menghargai satu sama lain jarang ditemukan. Terkikisnya hal tersebut erat kaitannya dengan gaya hidup masyarakat Indonesia, seperti acuh tak acuh terhadap sesama dan lingkungan sekitar, bahkan kurang peduli terhadap nasib bangsanya sendiri,” ujarnya kepada wartawan, di UI, Depok, Kamis (04/04/2013).

Dia mengatakan, provinsi yang ketahanan sosialnya paling rendah adalah DKI Jakarta. Sedangkan, salah satu propinsi yang ketahanannya cukup baik adalah Yogyakarta.

“Berdasarkan penelitian yang dilakukan Lemhanas, Yogyakarta merupakan kota terbaik dalam pertahanan keamanannya. Mereka cukup solid satu sama lain dan ketahanannya cukup tangguh. Contohnya, peristiwa di LP Cebongan, Sleman beberapa waktu lalu, tak membuat ketahanan mereka menjadi terganggu,” katanya.

Terkait dengan wayang, kaitan antara geopolitik dan ketahanan budaya antara lain wayang merupakan sarat falasafah dan pesan moral dalam bermasyarakat, berbangsa dan bernegara. “Wayang ini merupakan kebudayaan asli lokal genius. Wayang juga simbol kesetiaan terhadap tanah air,” ucapnya.

Budi menambahkan nilai yang ada dalam wayang erat pula kaitannya dengan ketahanan bangsa. “Wayang ini merupakan cerminan eksotisme budaya. Dalam perwayangan terdapat beberapa tokoh atau sosol seperti Dewi Sukesi, Resi Wiswara dan Kresna dapat diambil ajaran tentang kehidupan. Di dalam karakter perwayangan tersebut terdapat kesantunan, demokratis, kreativitas, dinamis dan pluralisme," ungkapnya.

Dia menambahkan, salah satu cara untuk meminimalisir memudarnya ketahanan bangsa melalui wayang. “Wayang goes to campus merupakan cara tepat mengenalkan kembali budaya Indonesia yang mulai ditinggal zaman. Mahasiswa yang merupakan generasi bangsa berperan mempertahankan warisan kebudayaan tersebut,” tandasnya.
(maf)
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.5831 seconds (0.1#10.140)