Isu agama ikut pengaruhi perpolitikan Indonesia

Kamis, 21 Februari 2013 - 16:43 WIB
Isu agama ikut pengaruhi...
Isu agama ikut pengaruhi perpolitikan Indonesia
A A A
Sindonews.com - Dimulainya masa reformasi, dengan adanya demokrasi dan kebebasan berpendapat yang tidak lagi dikekang, justru menimbulkan berbagai konflik. Konflik itu termasuk konflik suku, ras, dan agama (sara).

Direktur Indonesian Consortium for Religious Studies (ICRS) UGM, Dr Siti Samsiatun mengatakan, menjelang Pemilu 2014, isu agama telah dipergunakan dan mampu mempengaruhi perpolitikan di Indonesia.

"Memasuki masa demokratisasi, justru membuka ruang yang semula tertutup sehingga memunculkan benturan dan pertikaian terkait sara. Sara di masa reformasi seperti bom waktu yang meledak. Bahkan karena adanya kebebasan, undur agama jadi terlibat dalam dunia politik dan semakin kencang saja menjelang Pemilu 2014," ujarnya, dalam acara konverensi internasional ICRS-Kedutaan Besar Iran di University Club UGM, Yogyakarta, Kamis (21/2/2013).

Siti menuturkan, saat ini agama telah masuk terlibat dalam upaya perebutan kekuasaan di tingkat nasional. Hal ini terlihat dari hubungan dan emosi keagamaan digunakan untuk mencari dukungan untuk mendapatkan kekuasaan. Kondisi yang demikian tentu tidak pernah terjadi di zaman orde baru lalu.

"Memang ada dugaan bahwa isu-isu agama sengaja ditutup-tutupi saat orde baru dulu karena takut mengancam pihak berkuasa saat itu. Namun sebenarnya konflik agama sudah terjadi sejak zaman Soeharto, contohnya antara muslim Syiah sebagai kaum minoritas, diskriminasi di antara populasi muslim Sunni yang jadi mayoritas di Indonesia," jelasnya.

Siti menuturkan, konflik antar sesama muslim itu semakin berkembang saat ini, bahkan jadi semakin terbuka. Kasus terbaru yang menimpa kaum muslim Syiah ialah di Cikeusik, Jawa Barat dan Sampang, Madura dimana komunitas Syiah diserang secara brutal oleh sekelompok orang tak dikenal.

"Agar konflik keagamaan seperti itu tidak terjadi lagi, kami pun mencoba mempertemukan dua kaum muslim tersebut untuk bertukar pendapat, menimbulkan saling pengertian dan kesadaran untuk hidup berdampingan dalam perdamaian," imbuhnya.
(maf)
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.1179 seconds (0.1#10.140)