Memilih calon Gubernur BI

Kamis, 21 Februari 2013 - 08:02 WIB
Memilih calon Gubernur BI
Memilih calon Gubernur BI
A A A
Masa pengusulan nama calon gubernur Bank Indonesia (BI) tinggal sehari lagi. Meski Presiden Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) masih merahasiakan siapa saja nama yang bakal dikirim ke DPR untuk dipilih sebagai pengganti Darmin Nasution yang segera mengakhiri masa jabatannya pada 22 Mei mendatang, sejumlah nama calon disebut-sebut sangat layak diajukan guna menduduki kursi orang nomor satu di bank sentral tersebut.

Sebagaimana diamanatkan dalam aturan bahwa tiga bulan sebelum gubernur BI meletakkan jabatan, Presiden sudah harus mengajukan calon gubernur kepada DPR.Dalam tempo tiga bulan itu,DPR akan memproses calon yang diajukan tersebut sehingga ketika pejabat lama sudah lengser, jeda untuk melantik pejabat baru tidak terjadi pada periode 2013 hingga 2018.

Kita berharap, DPR dalam menyeleksi calon yang diajukan betul-betul memperhatikan rekam jejak sang calon. Jangan sampai “dikotori”kepentingan politik lagi. Lalu siapa saja putra terbaik bangsa ini yang disebut-sebut oleh publik layak memimpin bank sentral tersebut?

Dalam sepekan terakhir ini,beredar sejumlah nama selain Darmin Nasution yang dianggap sukses menakhodai BI, di antaranya Dirjen Pajak Fuad Rahmany,Halim Alamsyah dan Hartadi A Sarwono yang keduanya masih menjabat sebagai deputi gubernur BI, serta Wakil Kepala Pusat Pelaporan dan Analisis Transaksi Keuangan (PPATK) Agus Santoso.

Sayangnya,nama yang harus diajukan ke DPR maksimal tiga calon saja. Peluang Darmin untuk tetap berkantor di Kebon Sirih (alamat kantor BI) masih terbuka lebar. Sejumlah kalangan yang bersentuhan langsung dengan kebijakan bank sentral menilai kinerja pria kelahiran Tapanuli itu cukup meyakinkan.

Dalam dua tahun masa kepemimpinan mantan Dirjen Pajak periode 2006–2009 itu, sejumlah terobosan dilakukan mulai dari pengetatan penerbitan kartu kredit,aturan terkait kepemilikan saham perbankan hingga mengharuskan eksportir menaruh dananya di perbankan dalam negeri. Selain itu,Darmin yang menyelesaikan pendidikan master dan doktoralnya di University Sorbonne, Prancis, juga terkenal dengan operation twist-nya dalam menstabilkan nilai tukar rupiah terhadap dolar AS.

Darmin juga dikenal sebagai pribadi yang tegas dan disiplin serta sukses menjaga kinerja ekonomi makro dengan baik. Meski Darmin masih dijagokan, bukan berarti peluang calon lain sudah tamat. Nama Fuad Rahmany tak bisa dilihat sebelah mata. Sebelum menjabat sebagai dirjen pajak, pria yang meraih gelar doktor di bidang ilmu ekonomi dari Department of Economics,Vanderbilt University,Tennesee, Amerika Serikat sudah malang melintang di berbagai jabatan strategis.

Bahkan nama Fuad sempat beredar kencang sebagai calon pengganti Sri Mulyani setelah mundur sebagai menteri keuangan. Meski bukan zamannya lagi mempertentangkan soal orang dalam atau luar untuk pemilihan pejabat puncak di lembaga negara,tetap saja itu menjadi isu yang gurih untuk diperbincangkan.

Hal tersebut juga terjadi untuk orang nomor satu di BI.Tiga nama dari lingkungan bank sentral mendominasi calon gubernur BI versi publik. Mereka adalah Halim Alamsyah, Hartadi A Sarwono serta Agus Santoso,juga orang dalam tulen.

Kita berharap, siapa pun nantinya yang diajukan Presiden, entah sang incumbent atau calon baru dan terpilih sebagai gubernur BI, hal itu tidak akan menjadi masalah sepanjang figur yang terpilih memiliki rekam jejak dan integritas serta profesionalitas untuk jabatan di lembaga yang sangat menentukan arah perjalanan bangsa ini tersebut.
(kri)
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.7305 seconds (0.1#10.140)