Tertekan masalah Demokrat, SBY lupa urus negara
A
A
A
Sindonews.com - Presiden Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) dalam sepekan terakhir tidak mengambil keputusan strategis yang memberi manfaat kepada rakyat Indonesia. Sekembalinya dari lawatan di luar negeri, SBY malah sibuk memikirkan kepentingan masalah internal Partai Demokrat ketimbang mengurusi negara.
"Bahwa sekembalinya dari luar negeri, SBY lebih sibuk mengurus partai daripada negara. Kapan dia mengurus negara coba? Yang baru dia urus itu memanggil Mentan dan rapat kabinet kemarin," ujar Pengamat Politik Nasional Profesor Azyumardi Azra ketika dihubungi Sindonews, Jumat (15/2/2013).
Seharusnya, kata dia, sekembalinya dari dari luar negeri SBY sebagai Presiden mengumpulkan menteri-menterinya dan kepala lembaga negara untuk menindaklanjuti hasil-hasil sudah yang dicapai.
"Dia lebih sibuk dengan urusan Partai Demokrat sama baru manggil Mentan. Kita tak mendengar agenda sidang kabinet seminggu terakhir. Paling dia menghadiri hari pers nasional di Manado tapi kan itu seremonial bukan subtantif. SBY belum terdengar melakukan hal-hal subtantif yang bersifat programatis bagi rakyat," tandasnya.
Menurutnya, tak bisa dipungkiri carut marut yang melanda internal Partai Demokrat sangat menyita perhatian SBY sebagai Ketua Majelis tinggi. Sampai-sampai harus menomorduakan rakyat dan negara demi menyelamatkan partainya.
"Kita bisa lihat sendiri wajahnya dalam keterangan pers Ibas mengundurkan diri. Bagaimana raut mukanya, maupun body language-nya, menunjukkan bahwa dia sangat tertekan oleh masalah Partai Demokrat," kata mantan Rektor Universitas Islam Negeri (UIN) Syarif Hidayatullah Jakarta ini.
Sebelumnya, Presiden Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) membantah tudingan terkait soal dirinya lalai menjalankan tugas sebagai kepala negara. SBY hanya sibuk melakukan penyelamatan Partai Demokrat selaku ketua dewan pembina.
"Kenapa SBY mengurusi partai, seharusnya mengurusi negara. Saya pastikan kepada rakyat Indonesia saya tidak melalaikan tugas saya menjalankan tugas memimpin negara," jelas SBY dalam pidatonya di Puri Cikeas, Bogor, Jawa Barat, Minggu (10/2/2013) malam.
Dia pun mengklaim, selama menjabat sebagai kepala negara dirinya sangat jarang mengikuti kegiatan partai, terkecuali kegiatan dengan momen tertentu. Karena itu dia membantah, jika dikatakan tidak menjalankan roda pemerintahannya.
"Secara pribadi saya sangat jarang menjalani dengan mengikuti kegiatan Partai Demokrat, kecuali kegiatan momen tertentu saja. Saya tetap menjalankan pemerintahan," tegasnya.
"Bahwa sekembalinya dari luar negeri, SBY lebih sibuk mengurus partai daripada negara. Kapan dia mengurus negara coba? Yang baru dia urus itu memanggil Mentan dan rapat kabinet kemarin," ujar Pengamat Politik Nasional Profesor Azyumardi Azra ketika dihubungi Sindonews, Jumat (15/2/2013).
Seharusnya, kata dia, sekembalinya dari dari luar negeri SBY sebagai Presiden mengumpulkan menteri-menterinya dan kepala lembaga negara untuk menindaklanjuti hasil-hasil sudah yang dicapai.
"Dia lebih sibuk dengan urusan Partai Demokrat sama baru manggil Mentan. Kita tak mendengar agenda sidang kabinet seminggu terakhir. Paling dia menghadiri hari pers nasional di Manado tapi kan itu seremonial bukan subtantif. SBY belum terdengar melakukan hal-hal subtantif yang bersifat programatis bagi rakyat," tandasnya.
Menurutnya, tak bisa dipungkiri carut marut yang melanda internal Partai Demokrat sangat menyita perhatian SBY sebagai Ketua Majelis tinggi. Sampai-sampai harus menomorduakan rakyat dan negara demi menyelamatkan partainya.
"Kita bisa lihat sendiri wajahnya dalam keterangan pers Ibas mengundurkan diri. Bagaimana raut mukanya, maupun body language-nya, menunjukkan bahwa dia sangat tertekan oleh masalah Partai Demokrat," kata mantan Rektor Universitas Islam Negeri (UIN) Syarif Hidayatullah Jakarta ini.
Sebelumnya, Presiden Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) membantah tudingan terkait soal dirinya lalai menjalankan tugas sebagai kepala negara. SBY hanya sibuk melakukan penyelamatan Partai Demokrat selaku ketua dewan pembina.
"Kenapa SBY mengurusi partai, seharusnya mengurusi negara. Saya pastikan kepada rakyat Indonesia saya tidak melalaikan tugas saya menjalankan tugas memimpin negara," jelas SBY dalam pidatonya di Puri Cikeas, Bogor, Jawa Barat, Minggu (10/2/2013) malam.
Dia pun mengklaim, selama menjabat sebagai kepala negara dirinya sangat jarang mengikuti kegiatan partai, terkecuali kegiatan dengan momen tertentu. Karena itu dia membantah, jika dikatakan tidak menjalankan roda pemerintahannya.
"Secara pribadi saya sangat jarang menjalani dengan mengikuti kegiatan Partai Demokrat, kecuali kegiatan momen tertentu saja. Saya tetap menjalankan pemerintahan," tegasnya.
(kri)