IAW: KPU jadi predator demokrasi di mata Bawaslu

Rabu, 13 Februari 2013 - 09:19 WIB
IAW: KPU jadi predator...
IAW: KPU jadi predator demokrasi di mata Bawaslu
A A A
Sindonews.com - Keputusan Komisi Pemilihan Umum (KPU) yang tidak mengikutsertakan Partai Keadilan dan Persatuan Indonesia (PKPI) besutan Sutiyiso menjadi peserta Pemilu 2014 menuai kecaman.

Indonesian Audit Watch (IAW) yang menyoroti kinerja KPU dan Badan Pengawas Pemilu (Bawaslu) kembali melontarkan kritikan pedasnya.

"Kekacauan ini juga memberi pelajaran kepada Bawaslu. Ternyata kinerja mereka yang sangat 'sombong' karena tidak mau mendengar masukan dari publik, terbukti bisa 'disikat' KPU. KPU menjadi predator demokrasi di depan mata Bawaslu," kata Ketua Pendiri IAW Junisab Akbar dalam siaran persnya, Rabu (13/2/2013).

Junisab mengatakan, pada awal bulan ini, IAW sudah mendorong Bawaslu menerapkan pola audit total terhadap kinerja KPU terkait verifikasi faktual partai politik (Parpol).

"Audit tersebut khususnya masalah verifikasi faktual Kartu Tanda Anggota (KTA) parpol. Sebab, semakin terkuak, bahwa kinerja mereka sangat bertentangan dengan aturan yang mereka buat sendiri dan rasa keadilan dalam berdemokrasi," ujarnya.

Atas kejadian itu, lanjut Junisab, sesungguhnya KPU dan Bawaslu sudah menciderai demokrasi. Sebab hak berpolitik dalam berorganisasi rakyat yang tergabung di dalam PKPI sudah dikriminalisasi oleh KPU yang lantas dibiarkan oleh Bawaslu.

"Itu menunjukkan sesungguhnya publik harus ikut berhati-hati. Karena kita terbukti salah, sebab melalui DPR kita mau mendanai KPU dan Bawaslu hanya untuk mematikan hak berdemokrasi rakyat," tegasnya.

Menurutnya, KPU saat ini sudah seperti 'Tuhan' dalam era demokrasi di Indonesia. KPU telah mengesampingkan, bahkan mematikan hak berdemokrasi rakyat Indonesia.

"Lantas, apakah atas kejadian ini Dewan Kehormatan Penyelenggara Pemilu (DKPP) sebagai pengawas etika penyelenggara pemilu akan membiarkan hal itu? Apakah mereka mau menyusul sebagai turut serta melakukan pembunuhan demokrasi rakyat?" tanya Junisab.

Sudah saatnya hak berdemokrasi rakyat yang berpolitik di dalam parpol ditumbuh-kembangkan, bukan ditumbangkan. "Apa yang bisa kita harapkan dari DKPP? Apakah DKPP akan membiarkan matinya demokrasi?" tanyanya.
(mhd)
Berita Terkait
Pemerintah Belum Tuntaskan...
Pemerintah Belum Tuntaskan Hak 2.747 Penyelenggara Pemilu 2014
DPR Minta Pemerintah...
DPR Minta Pemerintah Bayar Uang Penghargaan Penyelenggara Pemilu 2014
Kebocoran Data Pemilih...
Kebocoran Data Pemilih Pemilu 2014, Ini Kata KPU DIY
Capaian Partai Gerindra...
Capaian Partai Gerindra di Pemilu 2009, 2014, dan 2019
Peretas Diduga Bobol...
Peretas Diduga Bobol Data Pemilih Pemilu 2014 Melalui KPU
Data Pemilih Pemilu...
Data Pemilih Pemilu 2014 Diduga Dibobol, Termasuk DPT Bantul
Berita Terkini
TNI AL Gagalkan Penyelundupan...
TNI AL Gagalkan Penyelundupan 1,9 Ton Narkotika Senilai Rp7 Triliun
41 menit yang lalu
Bukan dengan Paksaan,...
Bukan dengan Paksaan, Tetapi dengan Cahaya: Mendidik untuk Masa Depan yang Lebih Cerah
43 menit yang lalu
Pegadaian Raih Penghargaan...
Pegadaian Raih Penghargaan Program Paling Berkelanjutan dalam Peringatan Hardiknas
47 menit yang lalu
Penyelidik KPK Mengaku...
Penyelidik KPK Mengaku Sudah Tahu Lokasi Harun Masiku, tapi Tak Bisa Diungkap di Sidang Hasto
58 menit yang lalu
170 WNA Terjaring Operasi...
170 WNA Terjaring Operasi Wira Waspada, Ada yang Berasal dari India dan Pakistan
1 jam yang lalu
Di Persidangan, Penyelidik...
Di Persidangan, Penyelidik KPK: Hasto Aktor Intelektual Suap PAW Harun Masiku
1 jam yang lalu
Infografis
Ini Penjelasan Mengapa...
Ini Penjelasan Mengapa Hajar Aswad di Kakbah Berwarna Hitam
Copyright ©2025 SINDOnews.com All Rights Reserved