Tanggapan Istana soal kritikan terhadap SBY

Minggu, 10 Februari 2013 - 23:14 WIB
Tanggapan Istana soal...
Tanggapan Istana soal kritikan terhadap SBY
A A A
Sindonews.com - Presiden Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) menanggapi kritikan dari berbagai kalangan termasuk dari pengamat politik atau politikus.

Melaui Juru Bicara Kepresidenan Julian Aldrin Pasha menjelaskan, Presiden Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) masih fokus pada tugas dan tanggung jawab sebagai kepala negara.

"Sehubungan dengan adanya pernyataan beberapa politikus, bahwa Presiden SBY sudah tidak fokus dengan tugasnya sebagai presiden dan cenderung lebih mementingkan partainya (Partai Demokrat), maka saya perlu mengoreksi parnyataan tersebut," ujarnya dalam keterangan resminya, Minggu (10/2/2013) malam.

Sesungguhnya, lanjut Julian, SBY senantiasa fokus dalam menjalankan tugas dan tanggung jawabnya sebagai presiden, yang dibuktikan antara lain dengan terus mengikuti dinamika, mendapatkan dan atau meminta laporan, menggelar dan memimpin rapat dengan memanggil menteri atau pejabat terkait.

"Dan berkomunikasi dengan mereka sehubungan dengan adanya hal yang perlu ditangani berdasarkan prioritas untuk kepentingan bangsa dan negara. Tidak semua hal seperti disebut, dibuka atau diinformasikan kepada publik melalui media massa," katanya.

Seringkali, kata dia, rapat yang sifatnya tidak terbuka atau intern dilakukan mendadak, dan tidak harus selalu pada hari atau jam kerja dan tidak dipublikasikan.

Dalam rapat, ujar dia, Presiden SBY selalu memberikan arahan kebijakan dan telah banyak hasil positif sebagai solusi atau jalan keluar dalam konteks permasalahannya.

"Dan saya kira beberapa pengamat politik dan politikus kurang memahami adanya hal ini, sehingga mendorong mereka sampai pada kesimpulan dengan membuat pernyataan naif, yang mendeskreditkan SBY. Selama ini, yang saya tahu, Presiden SBY mendedikasikan waktu dan pikirannya untuk kepentingan negara dan bangsa," katanya.

Lebih lanjut ia mengatakan, dalam menjalankan tugasnya di luar negeri dimana pun, presiden selalu mencurahkan pikirannya untuk kepentingan nasional, di samping terus mengikuti perkembangan dinamika tanah air.

"Dan hal ini sesungguhnya bisa diikuti dan diketahui di media massa, bila memang fokus mencermatinya," ungkapnya.

Dia menuturkan, SBY dalam kapasitas sebagai ketua dewan pembina, ketua majelis tinggi serta penggagas dan pendiri Partai Demokrat ternyata harus meluangkan sedikit waktunya, karena keterpaksaan atas kondisi yang mengharuskannya untuk turun tangan demi menyelamatkan partai itu.

"Sekali lagi, itu pun dilakukan sebagai bentuk tanggung jawabnya sebagai ketua wanbin dan majelis tinggi di Partai Demokrat. Seyogyanya tindakan tersebut dapat dibenarkan, karena kalau tidak dilakukan, berarti justru dapat dianggap tidak punya tanggung jawab kepada Partai Demokrat," ucapnya.

Dikatakan Julian, patut diingat SBY hanya menggunakan sehari atau hanya beberapa hari waktunya dalam delapan tahun memimpin sebagai Presiden.

"Beliau (SBY) tidak pernah mengalokasikan waktu secara khusus untuk partainya, setidaknya sehari dalam seminggu. Padahal dalam politik, hal itu dapat dimaklumkan untuk dilakukan. Maka, saya kira bila kemudian ada komentar yang menyebutkan Presiden SBY tidak fokus dalam tugasnya, maka pertanyaannya, yang dimaksud tugas yang mana dan siapa yang seharusnya mengelolanya?" tanya Julian.

Lebih jauh ia mengatakan, sebagai penyelenggaran negara, masing-masing telah memiliki tugas dan tanggung jawab serta pimpinannya. Apakah di tingkat kelurahan, kecamatan, desa, kabupaten, provinsi, dan politikus.

"Tugas, kewenangan dan tanggung jawab masing-masing pun telah jelas. Bila semuanya harus ditangani langsung oleh Presiden, berarti sistem politik tidak bekerja," kata dia.

Berdasarkan konstitusi, sambung dia, Presiden SBY telah menekadkan akan menyelesaikan tugasnya hingga masa bakti 2014 selesai.

Dan SBY, katanya, akan terus bekerja untuk tujuan yang besar bagi kepentingan peningkatan kesejahteraan rakyat dan kemakmuran serta kehormatan bangsa.

Kalau pun saat ini SBY mengambil alih sepenuhnya kepemimpinan di Partai Demokrat, sambung dia, karena kondisi yang mengharuskan demikian. Karena tidak ada pilihan lain atau bagian dari tanggung jawab.

"Percayalah bahwa tugas sebagai kepala negara dan kepala pemerintahan tetap prioritas, dan tidak akan terganggu oleh apa yang terjadi di Partai Demokrat. Bapak SBY sangat paham batasan di mana bertindak sebagai Presiden dan saat bertindak sebagai Ketua Dewan Pembina Partai Demokrat. Dan sebagaimana seorang yang sangat demokratis dan konstitusional, beliau lakukan hal itu hingga hari ini, dan insya Allah sampai masa bakti 2014 selesai,"pungkasnya.

Seperti diketahui, pernyataan SBY yang mengisyaratkan akan mengambil alih kendali Partai Demokrat dikritik banyak pihak. Kritikan itu terus datang dari para pengamat politik atau politikus.
(mhd)
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 1.3222 seconds (0.1#10.140)