Imbas dari ketidaktegasan SBY
A
A
A
Sindonews.com - Ketidaktegasan Presiden Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) berimbas kepada kepatutan anak buah dalam menjalankan perintahnya. Kalau pemimpinnya tidak tegas, maka tidak akan dihormati oleh bawahannya, termasuk oleh menteri asal Partai Demokrat (PD).
"Maka itu, kebanyakan dari menteri sekarang sudah tidak lagi menghargai SBY. Itu karena sikapnya yang tidak tegas dalam mengambil segala keputusan. Sangat berbeda dengan zamannya (Presiden ke-II) Soeharto," kata Pengamat Komunikasi Politik dari Universitas Indonesia Budiatna saat berbincang dengan Sindonews, Selasa (5/2/2013).
Maka itu, menurutnya, di tahun politik ini menteri yang berasal dari partai politik (Parpol) sudah tidak mengerjakan tugasnya secara maksimal. Mereka akan fokus kepada partainya masing-masing untuk mencapai puncakn kemenangan di 2014 mendatang.
"Oleh sebab itu, menteri yang duduk di KIB (Kabinet Indonesia Bersatu) sekarang pada fokus untuk mencari dana Pemilu 2014 mendatang. Hal itu, tidak akan luput dari tindakan pidana korupsi. Kecuali partai itu perusahaan," katanya.
Dia juga mengatakan, untuk memenangkan Pemilu 2014 mendatang, harus memiliki finansial yang banyak untuk mencapai kesuksesan partai.
"Siapa yang banyak dana, dialah yang akan menang. Karena, masyarakat kita masih miskin dan bodoh. Suaranya bisa dibeli, ditembak dengan uang Rp100.000 saja sudah selesai," pungkasnya.
Namun, Budiatna melihat, hal itu tidak terjadi pada Pemilihan Gubernur (Pilgub) DKI Jakarta yang sudah cerdas dalam memilih pemimpinnya.
"Yang cerdas itu warga DKI Jakarta, terbukti dari Pemilihan Gubernur (Pilgub) DKI Jakarta, itu juga yang cerdas hanya kalangan menangah ke atas," terangnya.
"Maka itu, kebanyakan dari menteri sekarang sudah tidak lagi menghargai SBY. Itu karena sikapnya yang tidak tegas dalam mengambil segala keputusan. Sangat berbeda dengan zamannya (Presiden ke-II) Soeharto," kata Pengamat Komunikasi Politik dari Universitas Indonesia Budiatna saat berbincang dengan Sindonews, Selasa (5/2/2013).
Maka itu, menurutnya, di tahun politik ini menteri yang berasal dari partai politik (Parpol) sudah tidak mengerjakan tugasnya secara maksimal. Mereka akan fokus kepada partainya masing-masing untuk mencapai puncakn kemenangan di 2014 mendatang.
"Oleh sebab itu, menteri yang duduk di KIB (Kabinet Indonesia Bersatu) sekarang pada fokus untuk mencari dana Pemilu 2014 mendatang. Hal itu, tidak akan luput dari tindakan pidana korupsi. Kecuali partai itu perusahaan," katanya.
Dia juga mengatakan, untuk memenangkan Pemilu 2014 mendatang, harus memiliki finansial yang banyak untuk mencapai kesuksesan partai.
"Siapa yang banyak dana, dialah yang akan menang. Karena, masyarakat kita masih miskin dan bodoh. Suaranya bisa dibeli, ditembak dengan uang Rp100.000 saja sudah selesai," pungkasnya.
Namun, Budiatna melihat, hal itu tidak terjadi pada Pemilihan Gubernur (Pilgub) DKI Jakarta yang sudah cerdas dalam memilih pemimpinnya.
"Yang cerdas itu warga DKI Jakarta, terbukti dari Pemilihan Gubernur (Pilgub) DKI Jakarta, itu juga yang cerdas hanya kalangan menangah ke atas," terangnya.
(mhd)