Hidayat Nur Wahid dinilai paling pantas gantikan Luthfi
A
A
A
Sindonews.com - Hidayat Nur Wahid dinilai menjadi sosok yang paling ideal untuk meggantikan posisi Presiden Partai Keadilan Sejahtera (PKS) Luthfi Hasan Ishaaq, yang telah mengundurkan diri pasca ditetapkan sebagai tersangka kasus impor daging sapi oleh Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK).
Menurut Pendiri Partai Keadilan (sebelum menjadi PKS) Yusuf Supendi, ketika dipimpin Hidayat, PKS mengalami kepopuleran di masyarakat, dan jauh lebih baik ketimbang saat ini.
Meski begitu, ada beberapa persayaratan yang dinilainya menjadi acuan jika Hidayat mau kembali memipin PKS. Yakni, terlepas dari belenggu bayang-bayang para elite PKS yang dinilainya menjadi parasit dalam tubuh partai berlambang bulan sabit dan padi itu.
"Sebagai pendiri partai, tentu saya memiliki hak suara dong. Menurut saya, untuk menyelamatkan PKS dari gulung tikar, Hidayat Nur Wahid harus balik kandang memimpin partai itu," jelas Yusuf kepada Sindonews, Jumat (1/2/2/2013).
Syarat yang Yusuf ajukan ialah, pertama, Ketua Majelis Syuro PKS Hilmi Aminudin, dan Sekretaris Jenderal PKS Anis Matta harus mengundurkan diri.
"Itu syarat utama, da saya yakin banyak juga diamini banyak kader lain. Karena, jika tidak, PKS akan tetap hancur bersama mereka," jelasnya.
Kedua, Hidayat Nur Wahid harus konsisten dengan semboyan partai adalah jamaah, dan jamaah adalah partai. Maka dengan demikian, lanjutnya, secara otomatis Hidayat Nur Wahid menjadi Presiden PKS sekaligus menjadi Ketua Dewan Syuro PKS.
Ketiga, berlarutnya inkonsistensi. Maksudnya, harus diberhentikan praktik tersebut dengan pencabutan penyebab pengebirian semboyan partai tersebut.
"Jika itu semua terjadi, PKS akan menjadi besar, dan tak akan terbelenggu dari kasus-kasus sepele macam korupsi seperti ini," tandasnya.
Sementara itu, ketika ditanya beberapa nama lain yang disebutkan juga akan meramaikan bursa Presiden PKS pengganti Luthfi, termasuk Menteri Komunikasi dan Informatika (Menkominfo) Tifatul Sembiring, Yusuf segera mencegatnya.
"Tifatul bermasalah, kartu AS-nya dia ada di kantong saya, dia tidak baik," tegasnya.
Menurut Pendiri Partai Keadilan (sebelum menjadi PKS) Yusuf Supendi, ketika dipimpin Hidayat, PKS mengalami kepopuleran di masyarakat, dan jauh lebih baik ketimbang saat ini.
Meski begitu, ada beberapa persayaratan yang dinilainya menjadi acuan jika Hidayat mau kembali memipin PKS. Yakni, terlepas dari belenggu bayang-bayang para elite PKS yang dinilainya menjadi parasit dalam tubuh partai berlambang bulan sabit dan padi itu.
"Sebagai pendiri partai, tentu saya memiliki hak suara dong. Menurut saya, untuk menyelamatkan PKS dari gulung tikar, Hidayat Nur Wahid harus balik kandang memimpin partai itu," jelas Yusuf kepada Sindonews, Jumat (1/2/2/2013).
Syarat yang Yusuf ajukan ialah, pertama, Ketua Majelis Syuro PKS Hilmi Aminudin, dan Sekretaris Jenderal PKS Anis Matta harus mengundurkan diri.
"Itu syarat utama, da saya yakin banyak juga diamini banyak kader lain. Karena, jika tidak, PKS akan tetap hancur bersama mereka," jelasnya.
Kedua, Hidayat Nur Wahid harus konsisten dengan semboyan partai adalah jamaah, dan jamaah adalah partai. Maka dengan demikian, lanjutnya, secara otomatis Hidayat Nur Wahid menjadi Presiden PKS sekaligus menjadi Ketua Dewan Syuro PKS.
Ketiga, berlarutnya inkonsistensi. Maksudnya, harus diberhentikan praktik tersebut dengan pencabutan penyebab pengebirian semboyan partai tersebut.
"Jika itu semua terjadi, PKS akan menjadi besar, dan tak akan terbelenggu dari kasus-kasus sepele macam korupsi seperti ini," tandasnya.
Sementara itu, ketika ditanya beberapa nama lain yang disebutkan juga akan meramaikan bursa Presiden PKS pengganti Luthfi, termasuk Menteri Komunikasi dan Informatika (Menkominfo) Tifatul Sembiring, Yusuf segera mencegatnya.
"Tifatul bermasalah, kartu AS-nya dia ada di kantong saya, dia tidak baik," tegasnya.
(rsa)