Semangat perubahan

Rabu, 23 Januari 2013 - 08:23 WIB
Semangat perubahan
Semangat perubahan
A A A
Pepatah mengatakan tidak ada yang kekal di dunia ini kecuali perubahan. Makna dari pepatah itu adalah bahwa hidup ini selalu mengalami perubahan, mau tidak mau kita harus melakukan perubahan mulai yang kecil hingga besar.

Bahkan dalam kajian Islam, perubahan disamaartikan dengan hijrah atau berpindah. Perubahan bisa diartikan dari masa lampau ke masa depan. Perubahan yang diharapkan tentu ke arah yang lebih baik, dari buruk menjadi baik atau dari baik untuk menjadi lebih baik. Dan, tujuan dari perubahan adalah improvement atau peningkatan kualitas atau kuantitas hidup kita.

Bangsa Indonesia pun tak lepas dari kata perubahan. Bahkan menjelang Pemilu 2014, kata perubahan begitu semakin dekat karena memang banyak pihak memandang masih banyak persoalan yang harus dicarikan jalan keluar.

Habisnya masa tugas Presiden Susilo Bambang Yudhoyono (SBY), juga akan memunculkan pemimpin baru yang diharapkan mampu melakukan perubahan bangsa ini.

Memang saat ini momentum yang tepat untuk melakukan perubahan, mengingat potensi sumber daya dan kekuatan ekonomi bangsa ini. Bangsa ini dibangun juga dengan perubahan. Dan, pemudalah yang menjadi motor dari perubahan bangsa ini.

Pertama adalah tahun 1928 ketika Sumpah Pemuda dikumandangkan, bahwa bangsa ini mempunyai tekad Satu Nusa, Satu Bangsa, dan Satu Bahasa, yaitu Indonesia. Semangat dari Sumpah Pemuda tersebut adalah menyadari adanya kebinekaan di bangsa ini dan perlu disatukan untuk meraih sebuah bangsa yang merdeka.

Sejak saat itu, hak berorganisasi dan hak berpendapat semakin gencar menyuarakan perubahan dengan fondasi Satu Nusa, Satu Bangsa, dan Satu Bahasa, yaitu Indonesia. Pada 1945 pun demikian. Ketika pemuda Soekarno dan Hatta mengumandangkan proklamasi kemerdekaan bangsa ini.

Bahkan, para pemuda sempat melakukan penculikan terhadap dua tokoh tersebut untuk sesegera mungkin mengumandangkan kemerdekaan bangsa Indonesia.

Tanggal 17 Agustus 1945 pun dianggap sebagai hari kemerdekaan bangsa ini dan sebagai tonggak bangsa ini untuk melawan segala bentuk imperialisme dari bangsa lain. Perubahan kembali terjadi ketika 1965 saat kekuasaan Orde Lama (Orla) berakhir.

Tak lain adalah mahasiswa dan pelajar yang menjadi garda terdepan untuk melakukan perubahan. Tahun 1965 dianggap sebagai tahun bersejarah bagi bangsa ini untuk menuju bangsa yang disegani dalam bidang ekonomi.

Kembali pemuda mempunyai peran utama ketika terjadi perubahan dari Orde Baru (Orba) ke era reformasi pada 1998. Baik mahasiswa dan unsur kepemudaan seluruh Indonesia serentak menyerukan semangat reformasi, menggantikan Orba yang dianggap otoriter dan sewenang-wenang.

Namun harus diakui, dari banyak perubahan yang dilakukan bangsa ini, banyak persoalan mendasar yang masih dirasakan hingga sekarang.

Sejak era reformasi, belum ada pemimpin yang mampu membawa bangsa ini lepas dari persoalan, yaitu kemandirian bangsa sehingga menuju bangsa yang diperhitungkan di dunia internasional. Terlepas dari persoalan yang masih ada, perubahan selalu diperankan oleh pemuda. Artinya pemuda yang menjadi garda terdepan untuk melakukan perubahan bangsa ini.

Apalagi saat ini, negeri ini mempunyai penduduk berusia produktif yang tinggi,bahkan 45 juta di antaranya adalah kelas menengah yang bisa dikatakan golongan terdidik. Ketika negara lain seperti Jepang dan Amerika Serikat memasuki fase agingsociety yang tinggi yaitu 20 persen, bangsa ini justru sebaliknya.

Nah, kesempatan ini yang harus digunakan bangsa ini untuk melakukan perubahan ke bangsa yang lebih baik lagi. Dan, semangat perubahan yang dimiliki pemuda di era 1928, 1945, 1965, dan 1998 perlu kembali dimiliki.
(maf)
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.3866 seconds (0.1#10.140)