Pemerintah jamin stok pangan aman

Kamis, 17 Januari 2013 - 07:32 WIB
Pemerintah jamin stok pangan aman
Pemerintah jamin stok pangan aman
A A A
Pemerintah menjamin stok pangan,khususnya beras,masih aman. Walau demikian, pemerintah tetap mengantisipasi dampak cuaca ekstrem yang melanda sejumlah wilayah dengan memaksimalkan cadangan beras di gudang Badan Urusan Logistik (Bulog).

Sampai saat ini stok beras Bulog masih aman yang tercatat 2 juta ton hingga akhir tahun lalu. Kondisi cuaca yang tidak bersahabat dalam dua pekan ini telah menyebabkan arus transportasi tersendat yang berdampak pada distribusi bahan pokok di sejumlah wilayah terganggu. Meski arus distribusi bahan pokok terganggu untuk beberapa wilayah,berdasarkan pantauan pasar Kementerian Perdagangan, belum terjadi kenaikan harga yang signifikan.

Data yang dikumpulkan dari 33 provinsi untuk periode minggu pertama dan kedua pada bulan ini disimpulkan bahwa harga bahan pokok secara nasional masih relatif stabil.

“Memang ada kenaikan harga, tetapi tidak signifikan,” ungkap Direktur Jenderal Perdagangan Dalam Negeri Kementerian Perdagangan Gunaryo awal pekan ini.

Karena harga bahan pokok secara nasional relatif stabil, pemerintah beranggapan belum saatnya melakukan intervensi. Pemerintah baru akan turun tangan apabila terjadi gangguan distribusi lebih dari satu bulan.

Bentuk intervensi di antaranya berupa penanganan angkutan agar barang bisa sampai tujuan dengan cepat, baik melalui transportasi darat, laut atau bahkan udara. Adapun produk yang diprioritaskan adalah produk-produk segar seperti sayur-mayur dan buah.

Sikap pemerintah terhadap terganggunya arus distribusi bahan pokok akibat cuaca ekstrem yang menyebabkan gelombang tinggi, banjir, dan terputusnya jalan di sejumlah wilayah menimbulkan kekhawatiran tersendiri dari kalangan pengusaha.

Jika cuaca ekstrem terus berlangsung tanpa antisipasi jelas, pengusaha yang berada di bawah payung Gabungan Pengusaha Makanan dan Minuman (Gapmmi) ketakutan akan pasokan bahan baku bakal terganggu yang memicu kenaikan biaya produksi bagi perusahaan makanan dan minuman.

Ketakutan para pengusaha itu wajar saja,sebab sudah terbukti di lapangan ketika gelombang tinggi menyapu Selat Sunda pekan lalu, jalur penyeberangan Merak-Bakauheni diberhentikan sementara dan diikuti lumpuhnya ruas jalan tol Jakarta-Merak akibat banjir dari Sungai Ciujung, Banten, yang menyebabkan truk angkutan barang terjebak.

Kerugian yang diakibatkan cuaca ekstrem itu,menurut hitungan Wakil Ketua Umum Kamar Dagang dan Industri (Kadin) Indonesia Bidang Perdagangan, Distribusi dan Logistik M Natsir Mansyur,mencapai Rp60 miliar per hari. Hal itu dipicu oleh pengeluaran tak terduga mulai ongkos sopir sampai dengan biaya akibat kerusakan barang.

Selain menjaga stok bahan pokok, hendaknya pemerintah juga fokus mengamankan transportasi agar tetap bisa berjalan baik. Terutama untuk wilayah penyeberangan antarpulau. Sejak awal Januari, Badan Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika (BMKG) sudah mengingatkan akan hadirnya cuaca ekstrem.

Sebagaimana dipublikasi BMKG, cuaca buruk tersebut ditandai dengan ketinggian gelombang laut yang mencapai 1,5 meter sampai dengan 2 meter,kecepatan angin berkisar 15 knot hingga 30 knot.

Kondisi tersebut membuat kapal sulit bersandar baik untuk menurunkan maupun menaikkan angkutan. Kita berharap, cuaca ekstrem yang tidak hanya dipicu siklon tropis Narelle sebagaimana dilaporkan BMKG, tetapi juga musim hujan di beberapa wilayah di Indonesia yang mencapai puncaknya segera berlalu.

Semua pihak pun tetap memelihara sikap waspada dari berbagai kemungkinan buruk yang terjadi, termasuk tidak cepat percaya setiap informasi yang beredar melalui short message service (SMS) yang sifatnya menyesatkan berkaitan dengan cuaca ekstrem.
(rsa)
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.5392 seconds (0.1#10.140)