Menunggu kehadiran new Tanjung Priok

Selasa, 15 Januari 2013 - 07:46 WIB
Menunggu kehadiran new Tanjung Priok
Menunggu kehadiran new Tanjung Priok
A A A
Diam - diam gerakan blusukan Gubernur DKI Jakarta Joko Widodo (Jokowi) yang selama ini baru sebatas kunjungan ke kampung kumuh dan kantong-kantong banjir, ternyata sudah melebar ke pelabuhan.

Akhir pekan lalu, pejabat yang gemar menyambangi masyarakat dan lebih akrab disapa Jokowi, bersama Wakil Menteri Perhubungan Bambang Susantono melihat langsung proyek Pelabuhan Kalibaru yang lebih dikenal The New Tanjung Priok Port.

Jokowi berharap pelabuhan tersebut bisa lebih baik dari Singapura. Peletakan batu pertama (groundbreaking) pembangunan proyek perluasan Pelabuhan Tanjung Priok tersebut seharusnya sudah dilakukan pada September lalu, namun molor sampai waktu yang belum ditentukan.

Pihak manajemen PT Pengembangan Pelabuhan Indonesia (PPI) anak usaha PT Pelabuhan Indonesia (Pelindo II) mengaku sudah menyelesaikan semua urusan administratif dengan pihak terkait, mulai Kementerian Perhubungan sampai Sekretariat Kabinet.

Rencananya, groundbreaking diharapkan dilakukan langsung oleh Presiden Susilo Bambang Yudhoyono, namun sampai saat ini belum ada tanda-tanda dari Istana.

Karena itu, Direktur Utama PPI Dani Rusli pasrah menanti kejelasan kapan waktu Presiden yang tepat untuk melakukan pemancangan tiang pertama sebagai pertanda dimulainya proyek yang berbiaya puluhan triliun rupiah itu.
“Kapan saja Presiden siap ke lapangan, kami siap. Jadi, groundbreaking tergantung Presiden,” ungkap Dani, belum lama ini. Kehadiran New Tanjung Priok Port bakal menambah kapasitas Pelabuhan Tanjung Priok dengan potensi sebesar 4,5 juta twentyfoot equivalent units (TEUs).

Pelabuhan tersebut direncanakan berada di atas lahan seluas 195 ha dengan pembangunan dua tahap, terdiri atas tujuh terminal peti kemas dan dua terminal produk curah air, bahan bakar minyak, dan gas. Kedalaman terminal dirancang hingga minus 20 meter low meter spring (mLWS), sedangkan arus pelayaran dibuat dua arah yang lebarnya mendekati 300 meter dengan ukuran dermaga sekitar 4.000 meter.

Untuk pembangunan tahap pertama difokuskan untuk tiga terminal peti kemas dan dua terminal produk dengan biaya sebesar Rp23 triliun, dan rampung dalam lima tahun ke depan. Selanjutnya, tahap kedua menyelesaikan empat terminal peti kemas dengan anggaran sebesar Rp23 triliun dan tuntas pada 2023.Pembangunan New Tanjung Priok Port tak bisa ditunda lagi dengan melihat kapasitas Pelabuhan Tanjung Priok yang sudah padat dengan traffic yang sangat tinggi.

Bayangkan, kapasitas pelabuhan saat ini sebanyak 7,2 juta TEUs tak bisa lagi menampung arus barang yang masuk. Karena kapasitas pelabuhan yang terbatas, akibatnya terjadi biaya tunggu (kongesti) yang jauh lebih besar mencapai USD30 hingga USD50 per hari.

Selain itu, pertimbangan ukuran kapal dewasa ini juga menjadi pemicu untuk memperbesar kapasitas pelabuhan. Saat ini, kapal yang banyak beredar memiliki kapasitas angkut di atas 10.000 TEU, sementara Pelabuhan Tanjung Priok hanya bisa menerima kapal dengan kapasitas 6.000 hingga 8.000 TEUs saja.

Dengan kondisi pelabuhan seperti itu sudah pasti sulit bersaing dengan pelabuhan beberapa negara tetangga Malaysia, apalagi Singapura. Dari segi kedalaman, pelabuhan di Singapura sudah mencapai 16 meter sehingga kapal ukuran 16.000 TEUs bisa berlabuh. Sedangkan Tanjung Priok masih berada pada angka 12 meter, kapal yang bisa merapat di pelabuhan hanya dengan kapasitas 8.000 TEUs.

Apalagi kalau berbicara seputar fasilitas pelabuhan Indonesia semakin tertinggal. Hal itu semuanya berdampak pada biaya logistik tinggi yang banyak dikeluhkan pengusaha. Jadi, tak perlu heran kalau peringkat indeks logistik di negeri ini tertinggal jauh dibandingkan sejumlah negara tetangga.
(lns)
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.6789 seconds (0.1#10.140)