SBY blusukan karena shock kemiskinan tinggi
A
A
A
Sindonews.com - Agenda blusukan (pergi ke kampung-kampung) dilakukan Presiden Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) cukup mengherankan banyak kalangan. Sebab, aksi turun ke kampung-kampung itu bukanlah menjadi kebiasaan SBY selama ini. Tak heran, muncul sindiran, SBY meniru style Gubernur DKI Jakarta Joko Widodo (Jokowi) yang gemar turun ke perkampungan kumuh.
Menanggapi aksi SBY ini, anggota Fraksi Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDIP) Eva Sundari menduga, ada yang sedang shock dan bingung sehingga melakukan hal yang tidak biasa.
"Kalau saya malah menduga SBY ini sedang shock, karena berdasar rilis Badan Perencanaan Statistik (BPS) angka kemiskinan di Indonesia cenderung semakin kronis," ujar Eva kepada Sindonews Sabtu (5/1/2012).
Selain itu, percepatan perekonomian di Indonesia dinilai paling lambat pada era kepemimpinan SBY. Belum lagi ditambah utang negara yang melonjak tinggi. Dari kondisi itulah yang mendorong SBY kemudian bermanuver turun blusukan ke kampung-kampung.
Namun, apapun yang akan dilakukan SBY itu, lanjut Eva, tidak akan bisa mampu merubah kondisi kemiskinan yang ada saat ini, sebab kebijakan pembangunan SBY sudah bisa terlihat dari profil Anggaran Pendapatan Belanja Negara (ABPN) 2013.
"Mau jalan-jalan ke manapun atau mau berenang ke selokan sekalipun, upaya menurunkan kemiskinan itu sudah dapat terlihat dari APBN yang ada," tutur Eva.
Melihat APBN 2013 yang ada, tidak ada upaya pemerintah untuk mengurangi kemiskinan justru mendukung kemiskinan.
Seperti diketahui, berdasarkan rilis BPS, jumlah penduduk miskin Indonesia pada September 2012 turun 0,3 persen dibandingkan dengan posisi Maret 2012. Akan tetapi, Indeks Kedalaman Kemiskinan dan Indeks Keparahan Kemiskinan naik.
Sehingga dapat disimpulkan, secara kualitas kemiskinan justru mengalami involusi dan cenderung semakin kronis.
Menanggapi aksi SBY ini, anggota Fraksi Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDIP) Eva Sundari menduga, ada yang sedang shock dan bingung sehingga melakukan hal yang tidak biasa.
"Kalau saya malah menduga SBY ini sedang shock, karena berdasar rilis Badan Perencanaan Statistik (BPS) angka kemiskinan di Indonesia cenderung semakin kronis," ujar Eva kepada Sindonews Sabtu (5/1/2012).
Selain itu, percepatan perekonomian di Indonesia dinilai paling lambat pada era kepemimpinan SBY. Belum lagi ditambah utang negara yang melonjak tinggi. Dari kondisi itulah yang mendorong SBY kemudian bermanuver turun blusukan ke kampung-kampung.
Namun, apapun yang akan dilakukan SBY itu, lanjut Eva, tidak akan bisa mampu merubah kondisi kemiskinan yang ada saat ini, sebab kebijakan pembangunan SBY sudah bisa terlihat dari profil Anggaran Pendapatan Belanja Negara (ABPN) 2013.
"Mau jalan-jalan ke manapun atau mau berenang ke selokan sekalipun, upaya menurunkan kemiskinan itu sudah dapat terlihat dari APBN yang ada," tutur Eva.
Melihat APBN 2013 yang ada, tidak ada upaya pemerintah untuk mengurangi kemiskinan justru mendukung kemiskinan.
Seperti diketahui, berdasarkan rilis BPS, jumlah penduduk miskin Indonesia pada September 2012 turun 0,3 persen dibandingkan dengan posisi Maret 2012. Akan tetapi, Indeks Kedalaman Kemiskinan dan Indeks Keparahan Kemiskinan naik.
Sehingga dapat disimpulkan, secara kualitas kemiskinan justru mengalami involusi dan cenderung semakin kronis.
(lns)