Arwani: Reshuffle picu hiruk pikuk politik
A
A
A
Sindonews.com - Berdasarkan laporan Unit Kerja Presiden bidang Pengawasan dan Pengendalian Pembangunan (UKP4) sejumlah kementerian mendapat rapor merah. Namun demikian, tidak semua pihak menyetujui jika dilakukan reshuffle kabinet.
Partai Persatuan Pembangunan (PPP) melihat reshuffle saat ini hanya menambah kegaduhan politik.
"Sisa waktu kurang dari 2 tahun ini, reshuffle tidak akan efektif dan akan menambah hiruk-pikuk politik," ujar Ketua DPP PPP Arwani Thomafi kepada wartawan, Kamis (3/1/2013).
Arwani khawatir, jika dilakukan reshuffle maka Kabinet Indonesia Bersatu jilid II tidak fokus dalam perbaikan kinerja. Meski diakuinya, semua kembali kepada Presiden Susilo Bambang Yudhoyono (SBY).
"Evaluasi harus terus dilakukan untuk memastikan bahwa perbaikan atas kinerja kabinet itu ada," kata dia.
Pada prinsipnya, imbuh Arwani, partainya berharap pemerintahan SBY-Boediono berakhir dengan baik. "Hemat saya itu akan lebih memberikan takaran soliditas yang jelas bagi kinerja kabinet," pungkasnya.
Partai Persatuan Pembangunan (PPP) melihat reshuffle saat ini hanya menambah kegaduhan politik.
"Sisa waktu kurang dari 2 tahun ini, reshuffle tidak akan efektif dan akan menambah hiruk-pikuk politik," ujar Ketua DPP PPP Arwani Thomafi kepada wartawan, Kamis (3/1/2013).
Arwani khawatir, jika dilakukan reshuffle maka Kabinet Indonesia Bersatu jilid II tidak fokus dalam perbaikan kinerja. Meski diakuinya, semua kembali kepada Presiden Susilo Bambang Yudhoyono (SBY).
"Evaluasi harus terus dilakukan untuk memastikan bahwa perbaikan atas kinerja kabinet itu ada," kata dia.
Pada prinsipnya, imbuh Arwani, partainya berharap pemerintahan SBY-Boediono berakhir dengan baik. "Hemat saya itu akan lebih memberikan takaran soliditas yang jelas bagi kinerja kabinet," pungkasnya.
(lns)