Selama 2012, puting beliung mengamuk 259 kali
A
A
A
Sindonews.com - Hujan petir disertai angin kencang atau yang biasa disebut puting beliung mengalami peningkatan selama tahun 2002 hingga 2011, hingga mencapai 28 kali lipat.
Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) mencatat, terdapat 404 kabupaten/kota dengan jumlah penduduk sebanyak 115 juta jiwa yang tinggal di daerah rawan bahaya puting beliung di Indonesia.
"Bencana ini dahsyat, bencana puting beliung meningkat terus. Sebelumnya di wilayah tropis seperti Indonesia, tidak mungkin terjadi. Namun kenyataannya terjadi," ujar Kepala Pusat Data, Informasi, dan Humas BNPB Sutopo Purwo Nugroho di Gedung BNBP, Jakarta Pusat, Kamis (20/12/2012).
Hingga saat ini, pihaknya mengaku kesulitan menanggulangi bencana ini. Karena, angin puting beliung sulit terdeteksi oleh satelit. Sehingga saat kejadian datang, petugas tidak dapat mengetahuinya. Selain itu juga cakupannya hanya 2 kilometer dan waktu kejadiannya kurang dari 10 menit.
"Bencana ini kan berasal dari awan besar (cumulonimbus) yang menghasilkan puting beliung. Hanya 2 kilometer, ini cakupannya kecil, sifatnya sangat kecil sekali sehingga kita tidak bisa mengenali," tambahnya.
Selama tahun 2012, BNPB juga mencatat ada 259 kejadian bencana puting beliung. Daerah yang rawan akan bencana ini terdapat di sepanjang barat Sumatra, Pantura Jawa, NTT, selatan Sulawesi Selatan.
Untuk masyarakat yang tinggal di daerah-daerah tersebut diharapkan memiliki kewasdaan yang tinggi dengan bencana angin puting beliung.
Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) mencatat, terdapat 404 kabupaten/kota dengan jumlah penduduk sebanyak 115 juta jiwa yang tinggal di daerah rawan bahaya puting beliung di Indonesia.
"Bencana ini dahsyat, bencana puting beliung meningkat terus. Sebelumnya di wilayah tropis seperti Indonesia, tidak mungkin terjadi. Namun kenyataannya terjadi," ujar Kepala Pusat Data, Informasi, dan Humas BNPB Sutopo Purwo Nugroho di Gedung BNBP, Jakarta Pusat, Kamis (20/12/2012).
Hingga saat ini, pihaknya mengaku kesulitan menanggulangi bencana ini. Karena, angin puting beliung sulit terdeteksi oleh satelit. Sehingga saat kejadian datang, petugas tidak dapat mengetahuinya. Selain itu juga cakupannya hanya 2 kilometer dan waktu kejadiannya kurang dari 10 menit.
"Bencana ini kan berasal dari awan besar (cumulonimbus) yang menghasilkan puting beliung. Hanya 2 kilometer, ini cakupannya kecil, sifatnya sangat kecil sekali sehingga kita tidak bisa mengenali," tambahnya.
Selama tahun 2012, BNPB juga mencatat ada 259 kejadian bencana puting beliung. Daerah yang rawan akan bencana ini terdapat di sepanjang barat Sumatra, Pantura Jawa, NTT, selatan Sulawesi Selatan.
Untuk masyarakat yang tinggal di daerah-daerah tersebut diharapkan memiliki kewasdaan yang tinggi dengan bencana angin puting beliung.
(san)