Merangsang pola pikir kesetaraan masyarakat
A
A
A
Salah satu kegagalan Indonesia menjadi negara besar disebabkan kesalahan pola pikir masyarakatnya. Masih banyak yang tidak percaya diri, tidak berintegritas, dan berperilaku koruptif.
Berdasarkan observasi yang dilakukan Lembaga Indonesia Setara yang bekerja sama dengan Young Leaders Indonesia (YLI), sekira 36,87% responden menilai sumber daya manusia (SDM) Indonesia buruk.
Mereka mempunyai pola pikir (mindset) yang belum percaya diri. Menurut inisiator Indonesia Setara, Sandiaga S Uno, gagasan awal munculnya Indonesia Setara berangkat dari keprihatinan dan kegalauan atas berbagai fakta yang ada di Indonesia saat ini. Banyak potensi yang seharusnya bisa sangat bermanfaat bagi Indonesia, tetapi tidak dikelola dengan maksimal.
“Besarnya potensi yang dimiliki negeri ini belum setara dengan realisasinya,” kata Sandiaga kepada SINDO.
Agar bisa memberikan peran penting bagi perubahan bagi bangsa,Indonesia Setara mempunyai prinsip selalu bekerja sama.Menurut Sandiaga, pihaknya ingin menanamkan kesadaran bahwa untuk membangun Indonesia tidak bisa sendiri-sendiri.
“Kami menjalin kerja sama (partnership) dengan organisasi atau komunitas lain dalam menjalankan inisiatifinisiatif atau kegiatan,” tambah pria kelahiran 28 Juni 1969 ini. Salah satu hal yang dilakukan adalah dengan menghimpun para pemuda Indonesia yang potensial.
Menurut Sandiaga, melibatkan kaum pemuda itu sangat penting, khususnya untuk keberlanjutan (sustainability). Tentang calon-calon pemimpin di masa depan, menurut Sandiaga, pemimpin itu bisa datang dan lahir dari mana saja.
“Di Indonesia Setara kami ingin mengajak masyarakat, generasi muda khususnya,untuk mengubah pola pikir.Yang tadinya minder jadi percaya diri, yang tadinya cuek jadi punya kepedulian, dan yang suka bekerja sendirisendiri untuk mau kolaborasi dengan yang lain,” jelas Sandiaga.
Dalam gerakan ini tidak ada tokoh utama. Semua orang yang terlibat dalam Indonesia Setara ada di posisi yang setara. Lembaga ini menjalin kerjasama dengan berbagai pihak. Dalam bidang inovasi, Indonesia Setara menggandeng Yayasan Inotek.Sementara untuk sektor wirausaha bekerja sama dengan lembaga Tangan Di Atas (TDA), MRU Foundation, Jaringan Rumah Usaha.
Ada juga kerja sama dengan Komunitas Berlari Untuk Berbagi, pegiat Social Entrepreneur Indonesia, kalangan akademisi, pelaku industri kreatif, dan lainnya. Sandiaga mengapresiasi berbagai gerakan yang saat ini muncul di tengah-tengah masyarakat.
“Semua gerakan sosial masyarakat itu sangat positif, ide besar yang telah mereka gagas harus didukung. Dan, semangatnya harus dijaga untuk tetap luhur,” tandasnya.
Gerakan lain yang memberikan perhatian pada peningkatan potensi pemuda Indonesia adalah Gerakan Indonesia Mengajar. Gerakan ini berusaha mengundang sarjana-sarjana terbaik dari berbagai penjuru Tanah Air untuk menjadi pengajar muda. Mereka diminta untuk ikut membantu mencerdaskan kehidupan bangsa melalui langkah nyata di bidang pendidikan.
“Menjadi pengajar muda bukanlah pengorbanan. Ini adalah kesempatan sekaligus kehormatan besar untuk mengenal bangsa Indonesia secara langsung dan utuh. Selama setahundidaerahpenempatan, mereka mengajar, berinteraksi dan membagi inspirasi,” tulis situs resmi Indonesia Mengajar.
Tokoh sentral dalam gerakan ini adalah Anies Baswedan. Rektor Universitas Paramadina ini yakin Indonesia akan lebih baik jika semua potensi bisa dikembangkan dengan maksimal. Apalagi, negara ini mempunyai sumber daya yang melimpah.
“Republik ini bukan hanya menjadikan hidup kita baik. Dengan segala macam masalahnya, kita saat ini jauh lebih baik dibanding dulu.Kebinekaan kita ini sungguh luar biasa. Kita harus bangga akan bangsa ini,” kata Anies.
Berdasarkan observasi yang dilakukan Lembaga Indonesia Setara yang bekerja sama dengan Young Leaders Indonesia (YLI), sekira 36,87% responden menilai sumber daya manusia (SDM) Indonesia buruk.
Mereka mempunyai pola pikir (mindset) yang belum percaya diri. Menurut inisiator Indonesia Setara, Sandiaga S Uno, gagasan awal munculnya Indonesia Setara berangkat dari keprihatinan dan kegalauan atas berbagai fakta yang ada di Indonesia saat ini. Banyak potensi yang seharusnya bisa sangat bermanfaat bagi Indonesia, tetapi tidak dikelola dengan maksimal.
“Besarnya potensi yang dimiliki negeri ini belum setara dengan realisasinya,” kata Sandiaga kepada SINDO.
Agar bisa memberikan peran penting bagi perubahan bagi bangsa,Indonesia Setara mempunyai prinsip selalu bekerja sama.Menurut Sandiaga, pihaknya ingin menanamkan kesadaran bahwa untuk membangun Indonesia tidak bisa sendiri-sendiri.
“Kami menjalin kerja sama (partnership) dengan organisasi atau komunitas lain dalam menjalankan inisiatifinisiatif atau kegiatan,” tambah pria kelahiran 28 Juni 1969 ini. Salah satu hal yang dilakukan adalah dengan menghimpun para pemuda Indonesia yang potensial.
Menurut Sandiaga, melibatkan kaum pemuda itu sangat penting, khususnya untuk keberlanjutan (sustainability). Tentang calon-calon pemimpin di masa depan, menurut Sandiaga, pemimpin itu bisa datang dan lahir dari mana saja.
“Di Indonesia Setara kami ingin mengajak masyarakat, generasi muda khususnya,untuk mengubah pola pikir.Yang tadinya minder jadi percaya diri, yang tadinya cuek jadi punya kepedulian, dan yang suka bekerja sendirisendiri untuk mau kolaborasi dengan yang lain,” jelas Sandiaga.
Dalam gerakan ini tidak ada tokoh utama. Semua orang yang terlibat dalam Indonesia Setara ada di posisi yang setara. Lembaga ini menjalin kerjasama dengan berbagai pihak. Dalam bidang inovasi, Indonesia Setara menggandeng Yayasan Inotek.Sementara untuk sektor wirausaha bekerja sama dengan lembaga Tangan Di Atas (TDA), MRU Foundation, Jaringan Rumah Usaha.
Ada juga kerja sama dengan Komunitas Berlari Untuk Berbagi, pegiat Social Entrepreneur Indonesia, kalangan akademisi, pelaku industri kreatif, dan lainnya. Sandiaga mengapresiasi berbagai gerakan yang saat ini muncul di tengah-tengah masyarakat.
“Semua gerakan sosial masyarakat itu sangat positif, ide besar yang telah mereka gagas harus didukung. Dan, semangatnya harus dijaga untuk tetap luhur,” tandasnya.
Gerakan lain yang memberikan perhatian pada peningkatan potensi pemuda Indonesia adalah Gerakan Indonesia Mengajar. Gerakan ini berusaha mengundang sarjana-sarjana terbaik dari berbagai penjuru Tanah Air untuk menjadi pengajar muda. Mereka diminta untuk ikut membantu mencerdaskan kehidupan bangsa melalui langkah nyata di bidang pendidikan.
“Menjadi pengajar muda bukanlah pengorbanan. Ini adalah kesempatan sekaligus kehormatan besar untuk mengenal bangsa Indonesia secara langsung dan utuh. Selama setahundidaerahpenempatan, mereka mengajar, berinteraksi dan membagi inspirasi,” tulis situs resmi Indonesia Mengajar.
Tokoh sentral dalam gerakan ini adalah Anies Baswedan. Rektor Universitas Paramadina ini yakin Indonesia akan lebih baik jika semua potensi bisa dikembangkan dengan maksimal. Apalagi, negara ini mempunyai sumber daya yang melimpah.
“Republik ini bukan hanya menjadikan hidup kita baik. Dengan segala macam masalahnya, kita saat ini jauh lebih baik dibanding dulu.Kebinekaan kita ini sungguh luar biasa. Kita harus bangga akan bangsa ini,” kata Anies.
(kur)