Pengamat intelijen yang jago menari
A
A
A
PARAS cantik bukan berarti tidak cocok berada di dunia politik. Apalagi menjadi seorang politikus di DPR dan menempati posisi bidang pertahanan atau dikenal Komisi I. Buktinya Susaningtyas Nefo Handayani Kertopati atau biasa disapa, Nuning Kertopati, soerang politikus DPR dari Fraksi Partai Hanura mengaku nyaman berada di Komisi I DPR.
Bahkan dia membeberkan berbagai aktivitasnya di luar sebagai seorang politikus. Mulai dari dirinya aktif sejak remaja dalam kegiatan kesenian, baik melukis maupun menulis cerita pendek hingga kelihaian dalam menari.
Apa yang sangat memotivasi Anda hingga terjun ke dunia politik?
Soal motivasi tentu saja berawal dari kesadaran, kemudian ada keterpanggilan hati. Kesadaran saya terhadap kondisi bangsa membuat saya sangat peduli dan akhirnya tergerak untuk melakukan pembenahan. Melalui jalur politik, saya berharap dapat lebih dekat dan efektif ikut melakukan pembenahan sistem bernegara dan berbangsa. Saya pun tidak mau setengah-setengah terjun ke politik.
Jadi sekarang fokus hanya ke dunia politik?
Meski tidak mau setengah-setengah berkiprah di dunia politik, saya ini tergolong orang yang tidak bisa diam. Saya tidak suka pasif menunggu keajaiban datang. Jadi kalau ditanya soal kegiatan, saya punya seabrek.
Sampai saat ini saya adalah Komisaris PT Netwave Maju Abadi dan Senior Advisor PT Cipta Busana Jaya yang merupakan anak perusahaan Texmaco. Saya pernah menjadi penulis dan pengamat di bidang komunikasi politik dan intelijen di berbagai media massa.
Saya juga aktif di kegiatan kesenian sejak remaja, baik melukis maupun menulis cerita pendek. Bahkan begini-begini saya juga jago menari lho. Pada tahun 2000–2002, saya menjabat sebagai wakil ketua Yayasan Kebun Raya Indonesia di mana Ibu Megawati Soekarnoputri sebagai pengayomnya.
Anda dekat dengan PDIP?
Sebelum masuk Partai Hanura, saya politikus PDIP. Pada periode 1999–2004 saya adalah anggota DPR dari PDIP.
Di DPR, sekarang Anda masuk Komisi I. Merasa nyaman di sana?
Iya dong. Komisi I yang membidangi pertahanan, keamanan, luar negeri, dan telekomunikasi sesuai dengan kapasitas dan basic keilmuan saya.
Sesuai basic keilmuan? Memang Anda punya dasar ilmu pertahanan?
Dalam hal pendidikan, saya memang menggeluti itu. Saya ambil S-1 di FISIP Universitas Indonesia. Kemudian S-2 Pascasarjana Ilmu Komunikasi Universitas Indonesia, bahkan saya mengambil gelar S-3 atau doktor ilmu komunikasi di Universitas Padjadjaran Bandung. Saya khusus mendalami ilmu komunikasi Intelkam Polri.
Anda sepertinya sudah memperoleh segalanya. Masih ada target atau cita-cita yang belum kesampaian?
Saya orangnya simpel saja. Cita-cita pun tidak ada yang muluk-muluk. Intinya saya ingin segala kondisi kehidupan, sosial, politik, dan bidang lainnya berjalan dengan ideal. Contoh, kalau di jalan raya, saya ingin tidak ada kemacetan lagi. Begitu juga lainnya. Sederhana saja.
Dengan segudang kesibukan itu, apa makna me time bagi Anda?
Tentu selalu ada. Pada dasarnya, saya juga sangat menghargai kebersamaan bersama keluarga besar saya serta orang-orang terdekat yang terus mendukung semua aktivitas dan kiprah saya. Bagi saya, apa pun pengabdian dan kerja keras kita, selama dilakukan dengan hati dan ikhlas, maka kita akan menerima hasil yang baik pula.
Di saat perasaan itu muncul di sela-sela kesibukan saya, itu bisa juga dianggap sebagai me time lho. Waktu di mana kita sangat menikmati keadaan dan diri kita di tengah orang-orang yang kita pedulikan dan peduli dengan kita.
Bahkan dia membeberkan berbagai aktivitasnya di luar sebagai seorang politikus. Mulai dari dirinya aktif sejak remaja dalam kegiatan kesenian, baik melukis maupun menulis cerita pendek hingga kelihaian dalam menari.
Apa yang sangat memotivasi Anda hingga terjun ke dunia politik?
Soal motivasi tentu saja berawal dari kesadaran, kemudian ada keterpanggilan hati. Kesadaran saya terhadap kondisi bangsa membuat saya sangat peduli dan akhirnya tergerak untuk melakukan pembenahan. Melalui jalur politik, saya berharap dapat lebih dekat dan efektif ikut melakukan pembenahan sistem bernegara dan berbangsa. Saya pun tidak mau setengah-setengah terjun ke politik.
Jadi sekarang fokus hanya ke dunia politik?
Meski tidak mau setengah-setengah berkiprah di dunia politik, saya ini tergolong orang yang tidak bisa diam. Saya tidak suka pasif menunggu keajaiban datang. Jadi kalau ditanya soal kegiatan, saya punya seabrek.
Sampai saat ini saya adalah Komisaris PT Netwave Maju Abadi dan Senior Advisor PT Cipta Busana Jaya yang merupakan anak perusahaan Texmaco. Saya pernah menjadi penulis dan pengamat di bidang komunikasi politik dan intelijen di berbagai media massa.
Saya juga aktif di kegiatan kesenian sejak remaja, baik melukis maupun menulis cerita pendek. Bahkan begini-begini saya juga jago menari lho. Pada tahun 2000–2002, saya menjabat sebagai wakil ketua Yayasan Kebun Raya Indonesia di mana Ibu Megawati Soekarnoputri sebagai pengayomnya.
Anda dekat dengan PDIP?
Sebelum masuk Partai Hanura, saya politikus PDIP. Pada periode 1999–2004 saya adalah anggota DPR dari PDIP.
Di DPR, sekarang Anda masuk Komisi I. Merasa nyaman di sana?
Iya dong. Komisi I yang membidangi pertahanan, keamanan, luar negeri, dan telekomunikasi sesuai dengan kapasitas dan basic keilmuan saya.
Sesuai basic keilmuan? Memang Anda punya dasar ilmu pertahanan?
Dalam hal pendidikan, saya memang menggeluti itu. Saya ambil S-1 di FISIP Universitas Indonesia. Kemudian S-2 Pascasarjana Ilmu Komunikasi Universitas Indonesia, bahkan saya mengambil gelar S-3 atau doktor ilmu komunikasi di Universitas Padjadjaran Bandung. Saya khusus mendalami ilmu komunikasi Intelkam Polri.
Anda sepertinya sudah memperoleh segalanya. Masih ada target atau cita-cita yang belum kesampaian?
Saya orangnya simpel saja. Cita-cita pun tidak ada yang muluk-muluk. Intinya saya ingin segala kondisi kehidupan, sosial, politik, dan bidang lainnya berjalan dengan ideal. Contoh, kalau di jalan raya, saya ingin tidak ada kemacetan lagi. Begitu juga lainnya. Sederhana saja.
Dengan segudang kesibukan itu, apa makna me time bagi Anda?
Tentu selalu ada. Pada dasarnya, saya juga sangat menghargai kebersamaan bersama keluarga besar saya serta orang-orang terdekat yang terus mendukung semua aktivitas dan kiprah saya. Bagi saya, apa pun pengabdian dan kerja keras kita, selama dilakukan dengan hati dan ikhlas, maka kita akan menerima hasil yang baik pula.
Di saat perasaan itu muncul di sela-sela kesibukan saya, itu bisa juga dianggap sebagai me time lho. Waktu di mana kita sangat menikmati keadaan dan diri kita di tengah orang-orang yang kita pedulikan dan peduli dengan kita.
(kur)