AHY Terpilih Aklamasi, Demokrat Terbebas dari Ancaman Friksi Internal
A
A
A
JAKARTA - Agus Harimurti Yudhoyono (AHY) resmi terpilih sebagai Ketua Umum Partai Demokrat periode 2020-2025 secara aklamasi. Putra sulung Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) itu mendapatkan dukungan suara lebih dari 70% dari Dewan Perwakilan Daerah (DPD) dan Dewan Pimpinan Cabang (DPC) dalam Kongres V di Jakarta Convention Center, Senayan, Minggu (15/3/2020).
Dosen Ilmu Politik Universitas Paramadina Ahmad Khoirul Umam mengatakan, selama ini, figur AHY yang sering dipersepsikan sebagai pribadi yang cerdas dan santun cenderung terjaga dari isu-isu negatif, dianggap memiliki track record yang relatif bersih, dan punya bekal penerimaan publik (acceptability) yang relatif positif. Hal itu ditunjukkan oleh terjaganya nama AHY di sejumlah survei-survei kepemimpinan nasional. (Baca juga: Sah, AHY Terpilih sebagai Ketua Umum Partai Demokrat)
"Kondisi ini berpotensi menghadirkan dampak positif dan mengerek elektabilitas Partai Demokrat, karena perilaku politik pemilih di Indonesia cenderung mudah mempersonifikasikan figur pemimpin sebagai karakter organisasi atau lembaga yang dipimpinnya," katanya, Minggu (15/3/2020). (Baca juga: AHY Didukung 93% Pemilik Suara Demokrat, Kongres Dipastikan Aklamasi)
Selain itu, kata Khoirul Umam, AHY yang identik dengan jargon “muda adalah kekuatan” berpotensi besar mengeruk segmen muda dan milenial yang selama ini menjadi rebutan partai-partai politik yang dipimpin oleh figur-figur tua sekalipun. Karena itu, jika AHY mampu berinovasi dan mengoptimalkan kinerja pengurusnya, Partai Demokrat berpotensi “panen besar” dengan terus menggarap basis pemilih loyal dan mengekspansi swing voters dan undecided voters yang notabene banyak didominasi oleh kalangan pemilih muda dan pemilih pemula.
"Terpilihnya AHY secara aklamasi, memberikan keuntungan bagi Partai Demokrat untuk terbebas dari ancaman friksi dan faksionalisme internal partainya. Sehingga, soliditas mesin politik partainya bisa terjaga dan mampu bergerak efektif menyambut Pilkada 2020 dan Pemilu serta PIlpres 2024," tuturnya.
Dosen Ilmu Politik Universitas Paramadina Ahmad Khoirul Umam mengatakan, selama ini, figur AHY yang sering dipersepsikan sebagai pribadi yang cerdas dan santun cenderung terjaga dari isu-isu negatif, dianggap memiliki track record yang relatif bersih, dan punya bekal penerimaan publik (acceptability) yang relatif positif. Hal itu ditunjukkan oleh terjaganya nama AHY di sejumlah survei-survei kepemimpinan nasional. (Baca juga: Sah, AHY Terpilih sebagai Ketua Umum Partai Demokrat)
"Kondisi ini berpotensi menghadirkan dampak positif dan mengerek elektabilitas Partai Demokrat, karena perilaku politik pemilih di Indonesia cenderung mudah mempersonifikasikan figur pemimpin sebagai karakter organisasi atau lembaga yang dipimpinnya," katanya, Minggu (15/3/2020). (Baca juga: AHY Didukung 93% Pemilik Suara Demokrat, Kongres Dipastikan Aklamasi)
Selain itu, kata Khoirul Umam, AHY yang identik dengan jargon “muda adalah kekuatan” berpotensi besar mengeruk segmen muda dan milenial yang selama ini menjadi rebutan partai-partai politik yang dipimpin oleh figur-figur tua sekalipun. Karena itu, jika AHY mampu berinovasi dan mengoptimalkan kinerja pengurusnya, Partai Demokrat berpotensi “panen besar” dengan terus menggarap basis pemilih loyal dan mengekspansi swing voters dan undecided voters yang notabene banyak didominasi oleh kalangan pemilih muda dan pemilih pemula.
"Terpilihnya AHY secara aklamasi, memberikan keuntungan bagi Partai Demokrat untuk terbebas dari ancaman friksi dan faksionalisme internal partainya. Sehingga, soliditas mesin politik partainya bisa terjaga dan mampu bergerak efektif menyambut Pilkada 2020 dan Pemilu serta PIlpres 2024," tuturnya.
(cip)