Lapor Presiden, Gus Yaqut: Hindari Wabah Corona Konbes Ansor Diundur

Jum'at, 13 Maret 2020 - 00:43 WIB
Lapor Presiden, Gus Yaqut: Hindari Wabah Corona Konbes Ansor Diundur
Lapor Presiden, Gus Yaqut: Hindari Wabah Corona Konbes Ansor Diundur
A A A
JAKARTA - Pengurus Pimpinan Pusat Gerakan Pemuda Ansor yang dipimpin Ketua Umum Yaqut Cholil Qoumas bertemu dengan Presiden Joko Widodo di Istana Merdeka, Kamis (12/3/2020). Selain melaporkan rencana penyelenggaraan Konferensi Besar ke-23 GP Ansor, juga dibahas sejumlah isu terkini.

Dalam kesempatan itu, Yaqut yang didampingi Sekretaris Jenderal Abdul Rochman, sejumlah ketua dan wakil sekjen mengundang Presiden untuk membuka acara serta memberi pengarahan. (Baca juga: Gus Yaqut: Kader Ansor dan Banser Jangan Abai dengan Politik)

"Kami bermaksud mengundang Bapak Presiden untuk membuka Konbes GP Ansor yang akan diselenggarakan di Rembang, Jawa Tengah, 17-18 Maret. Beliau menyatakan akan hadir. Namun, kami tadi juga sampaikan bahwa acara Konbes kami putuskan diundur karena merespons perkembangan kasus corona," kata Gus Yaqut, sapaan akrabnya, di Kompleks Istana Negara, usai bertemu Presiden, Kamis (12/3/2020).

Gus Yaqut menjelaskan, pengunduran waktu memang didasari pertimbangan kemungkinan penyebaran virus corona. "Acara Konbes Ansor sudah pasti akan dihadiri pengurus dan ribuan kader Ansor dari seluruh Indonesia. Berkumpulnya massa banyak ini tidak menjamin soal penularan virus. Presiden sepakat acara ditunda hingga wabah Corona mereda. Namun, Presiden tadi sampaikan beliau tetap memastikan akan hadir setelah diputuskan lagi tanggal pelaksanaannya. Yang pasti sebelum acara Munas Alim Ulama dan Konbes PBNU yang juga diundur waktu pelaksanaannya," ungkap Yaqut.

Selain soal Konbes, Gus Yaqut menjelaskan pertemuan dengan Presiden juga membahas tentang Omnibus Law yang tengah jadi kontroversi. Menurut dia, Jokowi sangat terbuka menerima masukan dari pelbagai kalangan masyarakat.

"Pembahasan Omnibus Law menurut Presiden sifatnya terbuka. Silakan, Pak Jokowi siap menerima masukan masyarakat. Jadi beberapa hal yang selama ini menjadi rasa penasaran terkait kontroversi Omnibus Law ini terjawab. Kalau saya tangkap ini soal kurangnya sosialisasi ke publik," ujar Gus Yaqut.
(cip)
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.5471 seconds (0.1#10.140)