Jangan Anggap Remeh

Rabu, 11 Maret 2020 - 05:58 WIB
Jangan Anggap Remeh
Jangan Anggap Remeh
A A A
"Jangan Anggap Remeh". Begitulah judul dari KORAN SINDO edisi Selasa, 10 Maret 2020. Judul ini adalah pesan kepada pemerintah, masyarakat, dan semua pihak untuk tidak menganggap remeh perkembangan virus korona (Covid-19).

Penyebaran virus ini jika tidak ditangani dengan baik akan berdampak sistemik terhadap semua aspek. Semua pihak harus waspada terhadap dampak atas hal ini. Beberapa aspek termasuk ekonomi mungkin tidak akan muncul serta-merta.

Namun beberapa bulan kemudian dampak terhadap ekonomi Indonesia akan terlihat. Memang kita diminta tidak panik menghadapi ini. Namun menganggap remeh persoalan ini juga akan menjadi masalah besar.

Mengapa pesan jangan anggap remeh menjadi relevan? Pertama adalah karena terus bertambahnya jumlah orang yang dinyatakan positif terkena virus ini. Hingga kemarin sudah 27 orang dinyatakan positif dan harus mendapatkan perawatan khusus.

Dari hari ke hari jumlah yang dinyatakan positif terus bertambah. Bisa jadi hari ini atau besok lusa akan bertambah. Karena paparan virus ini terjadi antarmanusia sehingga sulit dikontrol.

Kedua , beberapa negara telah mengeluarkan kebijakan ekstrem untuk mengatasi persoalan ini. Italia, Swiss, Austria, dan negara lain melakukan kebijakan melakukan pengecekan kesehatan semua orang yang melintasi perbatasan. Bahkan beberapa agenda olahraga telah terdampak. Sebelum dinyatakan ditunda, pekan lalu pertandingan Seri A juga dihentikan sementara.

Ketiga adalah tentang pernyataan Pemerintah Singapura. Pemerintah negeri jiran itu mengatakan kasus-kasus anyar infeksi virus korona baru, Covid-19, merupakan "impor" dari Indonesia. Pemerintah setempat memungut biaya kepada para pengunjung atau pelancong untuk perawatan Covid-19.

Hal lain adalah dari 27 orang yang dinyatakan positif, 1 orang belum teridentifikasi dari kluster yang mana. Artinya hingga kemarin belum diketahui dari mana pasien nomor 27 ini tertular virus korona. Tentu ini menjadi pekerjaan baru bagi pemerintah. Jika penderita yang lain sudah teridentifikasi dari kluster mana, ada satu pasien yang masih dilacak. Nah tentu ini membuat kita semua tidak bisa menganggap remeh.

Dampak ekonomi walaupun baru akan semakin terasa beberapa bulan ke depan, saat ini ekonomi global sudah mengoreksi targetnya. Tentu Indonesia akan terpengaruh atas kondisi ini. Tanpa ada orang yang terjangkit virus korona saja sudah terdampak, apalagi saat ini sudah ada 27 orang yang dinyatakan positif korona. Pariwisata kita telah terdampak dengan menurunnya wisatawan mancanegara, terutama dari China. Belum lagi beberapa event internasional yang harus ditunda entah sampai kapan. Tentu saat ini semua orang di dunia berusaha menjauh dari daerah yang sudah terpapar virus ini.

Pemerintah sebelumnya memang sudah mengantisipasi dengan melakukan pembatasan-pembatasan masuknya warga negara lain ataupun barang ke dalam negeri. Toh , masih kebobolan. Pemerintah justru terkesan menyepelekan penyebaran virus ini.

Tidak ada standar krisis yang disiapkan untuk menghadapi ini. Ketika informasi tentang adanya warga yang positif korona diumumkan, rasa panik masyarakat pun merebak. Cara Menteri Kesehatan Terawan Agus Putranto yang santai dalam menghadapi penyebaran virus ini memang bertujuan untuk menenangkan masyarakat. Namun semestinya di belakang itu, pemerintah sudah harus berjuang menyiapkan cara maksimal untuk mengatasi kasus ini.

Jika mau ditarik ke belakang, sebenarnya pemerintah bisa belajar dari China yang disebut sebagai titik awal penyebaran. Ada waktu beberapa minggu untuk menyiapkan semacam prosedur ketika krisis ini terjadi. Bahkan beberapa negara telah memperingatkan Indonesia yang dinilai terlihat santai dalam mengantisipasi penyebaran virus ini.

Sekarang sudah terjadi. Semua pihak harus menghadapi kenyataan bahwa virus korona telah menghampiri Indonesia. Pemerintah tentu jangan terkesan menganggap remeh persoalan ini. Harus ada penanganan yang serius. Prosedur tertentu untuk menangani hal-hal krisis seperti ini harus disiapkan. Tentu pemerintah juga harus menyiapkan langkah-langkah antisipasi tentang kondisi ekonomi ke depan. Karena virus korona tidak hanya menyerang manusia, tetapi juga menyerang ekonomi Indonesia. Termasuk ekonomi global.

(zil)
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.0734 seconds (0.1#10.140)