Ketua MPR RI Sosialisasikan Empat Pilar lewat Kejuaraan Menembak

Senin, 09 Maret 2020 - 07:45 WIB
Ketua MPR RI Sosialisasikan Empat Pilar lewat Kejuaraan Menembak
Ketua MPR RI Sosialisasikan Empat Pilar lewat Kejuaraan Menembak
A A A
JAKARTA - Ketua MPR RI Bambang Soesatyo (Bamsoet) tak berhenti membuat gebrakan dalam menyosialisasikan Empat Pilar MPR RI. Setelah sukses melibatkan komunitas motor melalui Riding Kebangsaan dan Cerdas Cermat Empat Pilar MPR RI, kini sosialisasi dilakukan dengan melibatkan para pencinta olahraga menembak.

Acara dikemas dalam Kejuaraan Tembak Reaksi “Legislator Championship 2020”, memperebutkan Piala Ketua MPR RI. Bamsoet mengatakan, melalui kejuaraan ini, MPR mengajak seluruh elemen bangsa untuk merenungi perjalanan 22 tahun reformasi. “Tidak ada yang salah dengan reformasi, namun bukan berarti kita boleh berpuas diri dan tak melalukan evaluasi perbaikan karena memperbaiki kehidupan bangsa merupakan upaya berkelanjutan yang tak boleh berhenti di tengah jalan,” ucap Bamsoet saat membuka acara puncak Kejuaraan Tembak Reaksi IPSC Level III Legislator Championship 2020 di Lapangan Tembak Senayan, Jakarta, Sabtu (7/3).

Mantan ketua Komisi III DPR RI ini menjelaskan, pasca bergulirnya Reformasi 1998, tafsir Pancasila seperti dilepaskan ke pasar bebas. Hal ini ditandai dengan dihapusnya TAP MPR RI No II/MPR/1978 tentang Pedoman Penghayatan dan Pengamalan Pancasila (P4), dibubarkannya Badan Pembinaan Pendidikan Pelaksanaan Pedoman Penghayatan dan Pengamalan Pancasila (BP7), serta dihapusnya mata pelajaran Pancasila sebagai mata pelajaran pokok di sekolah dan perguruan tinggi.

“Sehingga negara tak punya kuasa untuk hadir membina anak bangsa agar mempunyai mental ideologi Pancasila. Akibatnya, sungguh mencekam. Survei Pusat Pengkajian Islam dan Masyarakat (PPIM) UIN Syarif Hidayatullah Jakarta pada 2018 melaporkan 63% guru memiliki opini intoleran terhadap agama lain. Menteri Pertahanan Indonesia Ryamizard Ryacudu menuturkan, 3% anggota TNI terpapar ekstremisme. Badan Nasional Penanggulangan Terorisme (BNPT) pada 2018 mencatat tujuh kampus terpapar ekstremisme agama, 36.5% mahasiswa kampus Islam setuju khilafah berdasarkan survei Cisfrom 2018, dan 19.4% PNS tidak setuju Pancasila sebagaimana temuan Alvara 2018,” jelas Bamsoet.

Mengisi kekosongan peran negara dalam membentuk dan membina mental ideologi bangsa itulah, wakil ketua umum Pemuda Pancasila ini menuturkan jasa yang ditorehkan Ketua MPR RI 2009-2014 (alm) Taufik Kiemas sebagai pencetus Sosialisasi Empat Pilar MPR RI. Tak salah jika MPR RI bermaksud memberikan anugerah Bapak Empat Pilar kepada yang bersangkutan.

“Pendekatan sosialisasi yang dilakukan MPR RI selalu berbeda terhadap satu segmen masyarakat dengan segmen lainnya. MPR RI senantiasa dituntut kreatif dan inovatif sehingga tak monoton melakukan sosialisasi hanya dalam bentuk ceramah maupun seminar. Sebagaimana ditunjukkan hari ini melalui kejuaraan tembak reaksi,” tandas Bamsoet.

Sebagai penasihat PB PERBAKIN, Bamsoet memaparkan penyelenggaraan kejuaraan ini sekaligus menjadi wujud nyata dukungan moral MPR RI bagi kemajuan cabang olahraga menembak, yang selama ini memang telah menunjukkan prestasi membanggakan. Seperti di ajang kejuaraan internasional SEA Games 2019 di Filipina, Indonesia tampil sebagai juara umum.

“Di tahun yang sama, kontingen TNI Angkatan Darat juga menorehkan prestasi gemilang sebagai juara umum untuk ke-12 kalinya secara beruntun di ajang kejuaraan menembak Australian Army Skill at Arms Meeting (AASAM) 2019. Yang lebih membanggakan, kontingen Indonesia menggunakan senjata produksi dalam negeri, yakni PT Pindad. Event ini dapat menjadi ajang promosi sekaligus pembuktian kepada dunia internasional bahwa kemampuan produksi persenjataan Indonesia sangat bisa diandalkan,” papar Bamsoet.

Ketua DPR RI 2014-2019 ini menambahkan, penyelenggaraan ajang kejuaraan seperti ini menjadi penting untuk menyediakan ruang dan kesempatan bagi atlet dan pencinta olahraga menembak untuk mengasah kemampuan dan meningkatkan performa mereka. Pada banyak momen dan kesempatan, kehadiran atlet yang berprestasi, khususnya di level internasional, tidak dapat dibantah telah meningkatkan citra Indonesia di mata dunia.

“Motivasi utama para atlet yang berjuang keras mengukir prestasi di ajang kompetisi internasional, didorong oleh rasa cinta Tanah Air yang mendalam. Rasa cinta Tanah Air adalah nilai kebangsaan yang terus-menerus digelorakan oleh MPR RI melalui Sosialisasi Empat Pilar MPR RI, yaitu Pancasila sebagai ideologi dan pandangan hidup bangsa. Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945 sebagai konstitusi negara. Negara Kesatuan Republik Indonesia sebagai bentuk negara. Dan, Bhinneka Tunggal Ika sebagai semboyan negara,” katanya.

Dalam kesempatan yang sama, Bamsoet juga mendapatkan dua penghargaan dari Museum Rekor Dunia Indonesia (MURI). Pertama, kategori Sosialisasi Empat Pilar MPR RI kepada anggota komunitas motor terbanyak. Kedua, Kejuaraan Tembak Reaksi Level III sekaligus Sosialisasi Empat Pilar MPR RI dengan Penembak Terbanyak. Pemberian penghargaan diserahkan langsung oleh Pendiri MURI Jaya Suprana kepada Bamsoet di tengah acara Kejuaraan Tembak Legislator Championship 2020.

“Penghargaan ini akan menjadi catatan sejarah bagi MPR RI, sekaligus pemacu semangat kepada kami semua agar dalam periode 2019-2024 ini MPR RI bisa terus melahirkan kreativitas yang unik, penuh inovasi, dan punya diferensiasi. Sehingga bisa terus melebarkan spektrum jangkauan Sosialisasi Empat Pilar MPR ke berbagai lapisan masyarakat,” ungkapnya.

Bamsoet juga menjadi juara ketiga di kelas Executive Pistol Sipil. Sementara juara pertama dimenangkan oleh Firtian Judiswandarta dan juara kedua Hendra Tanu Setiawan. Pertandingan menembak yang masuk Museum Rekor Dunia Indonesia (MURI) dengan peserta penembak terbanyak itu juga mempertandingkan kelas eksekutif pistol TNI/Polri dan tembak reaksi bagi para atlet menembak supersenior hingga overall.

Sementara itu, Menpora Zainuddin Amali mengapresiasi kegiatan yang digelar MPR sekaligus Sosialisasi Empat Pilar. “Saya juga setuju sekali dengan Ketua MPR bahwa metode sosialisasi tidak hanya mesti dilakukan di sekolah-sekolah dan kampus-kampus saja, tapi juga harus kreatif menyasar berbagai elemen masyarakat lainnya seperti kepada para pencinta olahraga menembak ini,” ucapnya. (Abdul Rochim)
(ysw)
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 2.0682 seconds (0.1#10.140)