Komisi I DPR Usul Moratorium Kunjungan Negara-negara Sumber Corona
A
A
A
JAKARTA - Komisi I DPR meminta pemerintah untuk melakukan penghentian sementara (moratorium) kunjungan wisatawan asing dari negara-negara yang banyak terdapat korban virus Corona.
"Saya punya pikiran agak radikal terhadap antisipasi penyebaran virus Corona. Kalau perlu kita moratorium sementara terhadap 10 negara yang potensial (menyebarkan Corona) dengan batas-batas tertentu," ujar Anggota Komisi I Abdul Kadir Karding di Kompleks Parlemen, Senayan, Jakarta, Selasa (3/3/2020). (Baca juga: Kemenkes Terima 155 Spesimen Suspect Corona dari 35 Rumah Sakit )
Selain itu, pemerintah juga diimbau untuk membuat crisis center di setiap kabupaten/kota dengan melibatkan setiap pihak, mulai dari dokter, pemda, polisi, tentara, dan tokoh-tokoh masyarakat sebagai antisipasi agar penyebaran Corona tidak meluas seperti di Wuhan, China.
"Jangan sampai seperti kemarin, panik sebentar, masker dan hand sanitizer habis, itu kan artinya kita betul-betul siap," tuturnya.
Politikus PKB ini juga meminta pemerintah untuk lebih memperketat pengawasan di pintu-pintu masuk negara seperti di bandara dan pelabuhan tertentu. Pemerintah juga harus memberikan informasi yang utuh dan menyeluruh kepada masyarakat terkait virus Corona. Misalnya informasi mengenai jenis virusnya, bagaimana cara menghindarinya, dan lainnya.
"Itu penting makanya kita kita dorong Kemenkes dan Kominfo untuk sosialisasi masif. Kalau menurut saya harus ditayangkan rutin di TV, selain di grup-grup WA (WhatsApp) dan sebagainya secara official (resmi). Selama ini kan kita pokoknya dapat dari dokter ini, kita kirim kemana-mana karena kita agak worry. Jadi harus ada satu sistem yang cepat dan terencana untuk antisipasi," urainya.
Di sisi lain, masyarakat juga diminta untuk tidak terlalu panik dalam menyikapi penyebaran cirus Corona. Mengenai langkah Jokowi yang menunjuk juru bicara Corona, Karding mengatakan bahwa langkah tersebut dimaksudkan agar masyarakat mendapatkan informasi seluas-luasnya. (Baca juga: Wabah Corona, Pemerintah Tetapkan 155 Orang Berstatus Pasien dalam Pengawasan )
"Enggak ada yang kita tutup-tutupi. Kan ada anggapan kita ini (virus Corona) kayak gunung es, nanti akan meledak. Pak Jokowi mengumumkan dua nama itu kan artinya ada niatan baik bahwa pemerintah enggak akan menutup-nutupi lah," paparnya.
"Saya punya pikiran agak radikal terhadap antisipasi penyebaran virus Corona. Kalau perlu kita moratorium sementara terhadap 10 negara yang potensial (menyebarkan Corona) dengan batas-batas tertentu," ujar Anggota Komisi I Abdul Kadir Karding di Kompleks Parlemen, Senayan, Jakarta, Selasa (3/3/2020). (Baca juga: Kemenkes Terima 155 Spesimen Suspect Corona dari 35 Rumah Sakit )
Selain itu, pemerintah juga diimbau untuk membuat crisis center di setiap kabupaten/kota dengan melibatkan setiap pihak, mulai dari dokter, pemda, polisi, tentara, dan tokoh-tokoh masyarakat sebagai antisipasi agar penyebaran Corona tidak meluas seperti di Wuhan, China.
"Jangan sampai seperti kemarin, panik sebentar, masker dan hand sanitizer habis, itu kan artinya kita betul-betul siap," tuturnya.
Politikus PKB ini juga meminta pemerintah untuk lebih memperketat pengawasan di pintu-pintu masuk negara seperti di bandara dan pelabuhan tertentu. Pemerintah juga harus memberikan informasi yang utuh dan menyeluruh kepada masyarakat terkait virus Corona. Misalnya informasi mengenai jenis virusnya, bagaimana cara menghindarinya, dan lainnya.
"Itu penting makanya kita kita dorong Kemenkes dan Kominfo untuk sosialisasi masif. Kalau menurut saya harus ditayangkan rutin di TV, selain di grup-grup WA (WhatsApp) dan sebagainya secara official (resmi). Selama ini kan kita pokoknya dapat dari dokter ini, kita kirim kemana-mana karena kita agak worry. Jadi harus ada satu sistem yang cepat dan terencana untuk antisipasi," urainya.
Di sisi lain, masyarakat juga diminta untuk tidak terlalu panik dalam menyikapi penyebaran cirus Corona. Mengenai langkah Jokowi yang menunjuk juru bicara Corona, Karding mengatakan bahwa langkah tersebut dimaksudkan agar masyarakat mendapatkan informasi seluas-luasnya. (Baca juga: Wabah Corona, Pemerintah Tetapkan 155 Orang Berstatus Pasien dalam Pengawasan )
"Enggak ada yang kita tutup-tutupi. Kan ada anggapan kita ini (virus Corona) kayak gunung es, nanti akan meledak. Pak Jokowi mengumumkan dua nama itu kan artinya ada niatan baik bahwa pemerintah enggak akan menutup-nutupi lah," paparnya.
(kri)