PBNU Minta Anggota Klub Dansa dan Tim Medis Pasien Corona Dikarantina
A
A
A
JAKARTA - Dalam upaya mencegah penyebaran Virus Corona di masyarakat, mereka yang diduga tertular harus ditemukan dan dikarantina. Para anggota klub dansa dan perawat pasien positif Corona harus ditemukan dan diketahui kondisi kesehatannya.Ketua PBNU Bidang Kesehatan dr Syahrizal Syarif menyebut, yang harus dicermati dari munculnya dua kasus WNI positif Virus Corona adalah kasus ini tidak ditemukan dari pintu masuk seperti Kantor Kesehatan Pelabuhan atau dari ratusan kru kapal yang dikarantina di Pulau Sebaru, Kepulauan Seribu, DKI Jakarta.
Menurutnya, kasus ini bermula dari aktivitas sosial kelompok dansa yang beranggotakan multibangsa. Munculnya gejala klinis berupa demam, batuk, dan sesak napas yang mendorong kasus nomor 1 dan kasus nomor 2 ini ke rumah sakit.
"Di sinilah sebenarnya persoalan akan dimulai. Kecepatan Covid-19 menular antarmanusia pada angka 2-3. Artinya, seorang yang terinfeksi dan bergejala mampu menularkan penyakitnya pada 2-3 orang lainnya," urainya, Senin (2/3/2020). (Baca Juga: Antisipasi Penyebaran Corona, Pemerintah Bakal Bikin Crisis Center).
Kasus konfirmasi yang berasal dari karantina Kapal Pesiar Diamond Princess di Yokohama, kata Syahrizal, mengajarkan tentang besarnya 20- 50 persen kasus tanpa gejala, hasil lab positif, namun yang bersangkutan tidak mempunyai gejala. "Ada baiknya terhadap 71 tenaga kesehatan yang saat ini diawasi dilakukan pemeriksaan lab," urainya.Dia juga mengatakan, pernyataan Presiden Joko Widodo (Jokowi) yang menyebutkan bahwa terdapat dua kasus Virus Corona di Indonesia menjawab tiga hal yang beredar di masyarakat. Pertama, bahwa tidak benar genetik Indonesia kenal Covid-19. Kedua, tidak benar iklim tropis membuat virus tidak bisa hidup. Ketiga, menepis keraguan bahwa Laboratorium Litbangkes tidak mampu mendiagnosis Covid-19.
"Munculnya dua kasus ini sebenarnya tidak perlu mengejutkan di tengah kenyataan bahwa wabah global yang berasal dari Wuhan, China dan memasuki minggu ke-9 ini telah menyebar ke 64 negara dan wilayah, serta satu kapal pesiar. Hanya soal waktu Indonesia mempunyai kasus konfirmasi," ujarnya.
Menurutnya, kasus ini bermula dari aktivitas sosial kelompok dansa yang beranggotakan multibangsa. Munculnya gejala klinis berupa demam, batuk, dan sesak napas yang mendorong kasus nomor 1 dan kasus nomor 2 ini ke rumah sakit.
"Di sinilah sebenarnya persoalan akan dimulai. Kecepatan Covid-19 menular antarmanusia pada angka 2-3. Artinya, seorang yang terinfeksi dan bergejala mampu menularkan penyakitnya pada 2-3 orang lainnya," urainya, Senin (2/3/2020). (Baca Juga: Antisipasi Penyebaran Corona, Pemerintah Bakal Bikin Crisis Center).
Kasus konfirmasi yang berasal dari karantina Kapal Pesiar Diamond Princess di Yokohama, kata Syahrizal, mengajarkan tentang besarnya 20- 50 persen kasus tanpa gejala, hasil lab positif, namun yang bersangkutan tidak mempunyai gejala. "Ada baiknya terhadap 71 tenaga kesehatan yang saat ini diawasi dilakukan pemeriksaan lab," urainya.Dia juga mengatakan, pernyataan Presiden Joko Widodo (Jokowi) yang menyebutkan bahwa terdapat dua kasus Virus Corona di Indonesia menjawab tiga hal yang beredar di masyarakat. Pertama, bahwa tidak benar genetik Indonesia kenal Covid-19. Kedua, tidak benar iklim tropis membuat virus tidak bisa hidup. Ketiga, menepis keraguan bahwa Laboratorium Litbangkes tidak mampu mendiagnosis Covid-19.
"Munculnya dua kasus ini sebenarnya tidak perlu mengejutkan di tengah kenyataan bahwa wabah global yang berasal dari Wuhan, China dan memasuki minggu ke-9 ini telah menyebar ke 64 negara dan wilayah, serta satu kapal pesiar. Hanya soal waktu Indonesia mempunyai kasus konfirmasi," ujarnya.
(zik)