DPD Minta Pemerintah Perhatikan Infrastruktur Daerah
A
A
A
JAKARTA - Komite II DPD meminta pemerintah melalui Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) memperhatikan pembangunan infrastruktur di daerah.
Sebagian daerah di Indonesia dinilai masih belum memiliki infrastruktur yang memadai untuk kebutuhan masyarakat, seperti akses jalan, jembatan, ataupun perumahan untuk rakyat.
Dalam rapat kerja dengan Menteri PUPR Basuki Hadimuljono di kantor DPD, Kompleks Parlemen, Senayan, Jakarta, Selasa 18 Februari 2020, para senator DPD yang tergabung di Komite II menyampaikan aspirasi terkait kebutuhan infrastruktur yang ada di daerahnya.
Senator dari Provinsi Maluku, Anna Latuconsina, misalnya, menanyakan tindak lajut perbaikan fasilitas masyarakat pascagempa di Maluku yang terjadi tahun 2019 lalu.
Menurut dia, masih banyak masyarakat yang masih membutuhkan bantuan infrastruktur, terutama tempat tinggal.
“Masyarakat korban gempa saat ini belum mendapatkan bantuan. Kami ingin mendapatkan informasi, kira-kira kapan masyarakat dapat bantuan untuk memperbaiki rumah-rumah yang rusak,” ucap Anna.
Senator dari Sulawesi Tengah, Lukky Semen, juga berharap Kementerian PUPR dapat segera memulihkan sarana dan prasarana publik yang rusak pasca gempa. Menurutnya perkembangan perbaikan fasilitas umum di Sulteng masih belum sesuai harapan.
“Kami butuh penjelasan, khususnya menyangkut rehab-rekon hunian tetap yang sampai hari ini baru terealisasi 136 unit. Ini begitu panjang dan lama prosesnya,” tegasnya,
Sementara sator dari Papua Barat, Mamberop Y Rumakiek meminta Menteri PUPR untuk dibangun akses komunikasi langsung untuk dapat menyampaikan aspirasi terkait pembangunan infrastruktur di provinsinya.
Mamberop menilai saat ini komunikasi yang ada masih belum tersambung dengan baik, akibatnya banyak wilayah di Papua Barat yang belum merata dan tertinggal pembangunannya.
“Kami minta untuk disambungkan dengan Kepala Balai di Provinsi. Karena komunikasi ini terputus, maka aspirasi tidak bisa kami sampaikan. Kami hanya minta akses supaya bisa berkomunikasi, bahkan langsung ke kementerian, supaya aspirasi masyarakat ini bisa dianggarkan,” pinta Mamberop.
Terkait penyaluran aspirasi masyarakat daerah, Wakil Ketua Komite II DPD Abdullah Puteh meminta Menteri PUPR dapat membuat saluran khusus yang menghubungkan setiap Anggota Komite II dengan Kementerian PUPR.
Saluran tersebut dikatakanya berfungsi untuk menyalurkan aspirasi-aspirasi daerah terkait kebutuhan pembangunan infrastruktur. Saluran tersebut dianggap dapat efektif dalam mewujudkan kebutuhan pembangunan infrastruktur untuk menyokong perekonomian daerah.
“Terkait penyaluran aspirasi, saya harap nanti ada desk khusus untuk DPD. Desk itu bertujuan sebagai saluran aspirasi dari kami anggota DPD sebagai wakil daerah,” kata Puteh.
Dalam rapat yang juga dihadiri oleh Wakil Ketua DPD Sultan B Najamudin itu, Menteri PUPR Basuki Hadimuljono menjelaskan kebutuhan-kebutuhan daerah terkait pembangunan infrastruktur sudah direncanakan dalam program kerja pemerintah tahun 2020-2024.
Menurut dia, Kementerian PUPR akan terus membangun infrastruktur, fasilitas ekonomi yang akan diintegrasikan melalui sarana jalan.
Basuki menjelaskan, untuk pembangunan sampai tahun 2024, membutuhkan biaya sekitar 2.058 T. Sedangkan APBN paling banyak adalah 623 T, sehingga masih ada selisih sekitar 1.453 T.
Selisih tersebut diupayakan ditutup dari investasi dan penugasan dari BUMN. Kementerian PUPR akan memfokuskan pada pembangunan sumber daya air, konektivitas jalan dan jembatan, permukiman, dan perumahan.
“Program kami bukan membagi rata. Jadi mohon bapak-ibu bisa memaklumi, karena jika dibagi rata, itu tidak menjadi apa-apa. Misalnya uangnya ada 100, dibagi ke program di 34 provinsi, itu maka tidak akan jadi apa-apa. Kita selesai, baru kita pindah. Insya Allah dengan begitu hasilnya akan lebih baik,” kata Basuki.
Sebagian daerah di Indonesia dinilai masih belum memiliki infrastruktur yang memadai untuk kebutuhan masyarakat, seperti akses jalan, jembatan, ataupun perumahan untuk rakyat.
Dalam rapat kerja dengan Menteri PUPR Basuki Hadimuljono di kantor DPD, Kompleks Parlemen, Senayan, Jakarta, Selasa 18 Februari 2020, para senator DPD yang tergabung di Komite II menyampaikan aspirasi terkait kebutuhan infrastruktur yang ada di daerahnya.
Senator dari Provinsi Maluku, Anna Latuconsina, misalnya, menanyakan tindak lajut perbaikan fasilitas masyarakat pascagempa di Maluku yang terjadi tahun 2019 lalu.
Menurut dia, masih banyak masyarakat yang masih membutuhkan bantuan infrastruktur, terutama tempat tinggal.
“Masyarakat korban gempa saat ini belum mendapatkan bantuan. Kami ingin mendapatkan informasi, kira-kira kapan masyarakat dapat bantuan untuk memperbaiki rumah-rumah yang rusak,” ucap Anna.
Senator dari Sulawesi Tengah, Lukky Semen, juga berharap Kementerian PUPR dapat segera memulihkan sarana dan prasarana publik yang rusak pasca gempa. Menurutnya perkembangan perbaikan fasilitas umum di Sulteng masih belum sesuai harapan.
“Kami butuh penjelasan, khususnya menyangkut rehab-rekon hunian tetap yang sampai hari ini baru terealisasi 136 unit. Ini begitu panjang dan lama prosesnya,” tegasnya,
Sementara sator dari Papua Barat, Mamberop Y Rumakiek meminta Menteri PUPR untuk dibangun akses komunikasi langsung untuk dapat menyampaikan aspirasi terkait pembangunan infrastruktur di provinsinya.
Mamberop menilai saat ini komunikasi yang ada masih belum tersambung dengan baik, akibatnya banyak wilayah di Papua Barat yang belum merata dan tertinggal pembangunannya.
“Kami minta untuk disambungkan dengan Kepala Balai di Provinsi. Karena komunikasi ini terputus, maka aspirasi tidak bisa kami sampaikan. Kami hanya minta akses supaya bisa berkomunikasi, bahkan langsung ke kementerian, supaya aspirasi masyarakat ini bisa dianggarkan,” pinta Mamberop.
Terkait penyaluran aspirasi masyarakat daerah, Wakil Ketua Komite II DPD Abdullah Puteh meminta Menteri PUPR dapat membuat saluran khusus yang menghubungkan setiap Anggota Komite II dengan Kementerian PUPR.
Saluran tersebut dikatakanya berfungsi untuk menyalurkan aspirasi-aspirasi daerah terkait kebutuhan pembangunan infrastruktur. Saluran tersebut dianggap dapat efektif dalam mewujudkan kebutuhan pembangunan infrastruktur untuk menyokong perekonomian daerah.
“Terkait penyaluran aspirasi, saya harap nanti ada desk khusus untuk DPD. Desk itu bertujuan sebagai saluran aspirasi dari kami anggota DPD sebagai wakil daerah,” kata Puteh.
Dalam rapat yang juga dihadiri oleh Wakil Ketua DPD Sultan B Najamudin itu, Menteri PUPR Basuki Hadimuljono menjelaskan kebutuhan-kebutuhan daerah terkait pembangunan infrastruktur sudah direncanakan dalam program kerja pemerintah tahun 2020-2024.
Menurut dia, Kementerian PUPR akan terus membangun infrastruktur, fasilitas ekonomi yang akan diintegrasikan melalui sarana jalan.
Basuki menjelaskan, untuk pembangunan sampai tahun 2024, membutuhkan biaya sekitar 2.058 T. Sedangkan APBN paling banyak adalah 623 T, sehingga masih ada selisih sekitar 1.453 T.
Selisih tersebut diupayakan ditutup dari investasi dan penugasan dari BUMN. Kementerian PUPR akan memfokuskan pada pembangunan sumber daya air, konektivitas jalan dan jembatan, permukiman, dan perumahan.
“Program kami bukan membagi rata. Jadi mohon bapak-ibu bisa memaklumi, karena jika dibagi rata, itu tidak menjadi apa-apa. Misalnya uangnya ada 100, dibagi ke program di 34 provinsi, itu maka tidak akan jadi apa-apa. Kita selesai, baru kita pindah. Insya Allah dengan begitu hasilnya akan lebih baik,” kata Basuki.
(dam)