Menyelamatkan Industri Pariwisata

Rabu, 19 Februari 2020 - 05:35 WIB
Menyelamatkan Industri...
Menyelamatkan Industri Pariwisata
A A A
PARIWISATA sektor yang mengalami pukulan berat akibat mewabahnya virus korona (Covid-19). Karena itu, sangat tepat langkah pemerintah yang membuat sejumlah kebijakan untuk menyelamatkan salah satu sektor penyumbang devisa terbesar negara ini. Langkah Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Kemenparekraf) menyiapkan diskon untuk berbagai sektor pariwisata memang sudah seharusnya dilakukan demi menjaga kunjungan wisatawan ke dalam negeri tidak benar-benar anjlok.

Untuk meminimalkan dampak penyebaran virus korona Indonesia memang perlu menyiapkan banyak jurus. Bukti virus korona berdampak pada pariwisata sudah dirasakan negeri tetangga Singapura. Jumlah wisatawan ke Negeri Singa turun hingga 30%. Awal tahun ini Singapura kehilangan sekitar 18.000 hingga 20.000 wisatawan per hari. China menyumbang sekitar 20% dari jumlah wisatawan untuk Singapura.

Dampak wabah korona untuk Indonesia memang pasti terasa karena China merupakan negara kedua terbesar penyumbang wisatawan ke Tanah Air setelah Malaysia. Selama ini wisatawan China mencapai hampir 15% total kunjungan wisatawan mancanegara ke dalam negeri.

Capaian sektor pariwisata sudah sangat positif dalam beberapa tahun terakhir. Gambarannya terlihat dari data Badan Pusat Statistik (BPS) pada awal tahun lalu. Selama Januari 2019 turis asing yang datang ke Tanah Air tercatat mencapai 1,16 juta kunjungan, naik 5,22% dari periode yang sama 2018, yaitu 1,10 juta kunjungan. Wisatawan dari China terbanyak berkunjung sepanjang Januari tahun lalu. Kunjungan wisatawan Negeri Tirai Bambu itu melesat 73,01% dibanding bulan yang sama tahun sebelumnya. Namun, akibat virus korona yang mewabah di awal tahun ini angka yang dicapai tersebut kemungkinan besar menurun. Kondisi saat ini makin berat karena Indonesia menghentikan sementara waktu penerbangan dari dan ke China.

Demi tetap menjaga pariwisata Tanah Air bergairah, disiapkanlah sejumlah langkah, termasuk menggelar promosi. Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif Wishnutama Kusubandio seusai rapat terbatas di Kantor Presiden, Senin (17/2) menyebut kebijakan diskon untuk sektor pariwisata tersebut diharapkan menjadi stimulus untuk meningkatkan kunjungan wisatawan baik mancanegara maupun domestik.

Rencananya kebijakan diskon tersebut akan diputuskan dalam pekan ini. Diskon tersebut bersifat komprehensif, dari harga tiket pesawat, landing fee , harga avtur, hingga tarif hotel. Kemenparekraf akan berkoordinasi dengan kementerian terkait agar diskon yang diberikan nanti efektif. Diskon tersebut terutama diberikan untuk destinasi wisata yang terpengaruh akibat penyebaran virus korona dan destinasi wisata unggulan, antara lain Bali, Kupang, Sulawesi Utara, Bintan, Batam. Juga dipertimbangkan untuk destinasi lain seperti Yogyakarta, Lombok, dan Labuan Bajo. Kemenparekraf telah bertemu dengan Kementerian Perhubungan dan mengumpulkan 33 maskapai yang beroperasi di Indonesia. Kemenparekraf berencana memberikan bantuan promosi dengan membuat bundled package penerbangan, akomodasi, dan atraksi dengan harga yang kompetitif, bekerja sama dengan online travel agent (OTA) dan juga travel agent/tour operator (TA/TO). Ada juga bantuan promosi berupa skema joint promotion .

Di tengah kondisi ketidakpastian akibat wabah korona, kreativitas memang dibutuhkan demi membuat sektor pariwisata Indonesia tetap bergairah. Selain menggelar diskon, pemerintah perlu menyiapkan langkah lain, misalnya menggarap pasar Asia seperti Jepang, Korea, dan India setelah China menurun. Selain itu, pasar alternatif lainnya perlu dimaksimalkan seperti dari Australia dan Eropa.

Indonesia harus bisa menunjukkan diri sebagai destinasi yang aman untuk dikunjungi. Sejauh ini Indonesia termasuk negara yang belum ditemukan pasien positif virus korona. Artinya, ini modal baik untuk meyakinkan dunia luar. Dari sini bisa dilakukan promosi ke dunia internasional bahwa langkah pencegahan terhadap virus yang dilakukan Pemerintah Indonesia sudah berjalan baik sehingga negara ini aman untuk dikunjungi.

Meski virus korona mengkhawatirkan, tidak perlu panik dalam menyikapinya. Di sektor pariwisata, bukan kali ini saja Indonesia dilanda krisis yang disebabkan kondisi force majeure . Sebelum ini ada kasus terorisme, lalu ada gunung meletus, gempa bumi, dan bencana alam lain. Hal yang dibutuhkan sekarang adalah mitigasi, terutama menyusun langkah-langkah yang tepat dalam mengatasi krisis yang terjadi.
(pur)
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.4159 seconds (0.1#10.140)