Zulkifli Hasan: Saya Bahagia Bersama Pak Hatta Lagi
A
A
A
KENDARI - Ketua Umum DPP Partai Amanat Nasional (PAN) terpilih, Zulkifli Hasan mengungkapkan rasa bahagianya karena bisa kembali bersama Hatta Rajasa membangun PAN.
Zulhas juga mengenang kembali kebersamaan dengan Ketum PAN periode 2010-2015 itu dan sejumlah tokoh PAN lainnya.
“Bang Hatta yang saya cintai saya hormati, insya Allah sebetulnya berada di partai ini, ada Bang Hatta, Bang Alimin, Mas Hilal, dulu saya cuma anggota biasa di Jakarta. Kemudian jadi ketua departemen bersama Yoga, dulu satu lagi Ali Masari almarhum, pokoknya angkatan kami itu Mulfachri, ketua departemen juga, terus Putra Jaya,” tutur Zulhas mengawali pidato penutupan Kongres V PAN di Hotel Claro, Kendari, Sulawesi Tenggara, Rabu (12/2/2020).
Dia lalu mengenang awal berkiprah di politik. "Dulu saya juga enggak tertarik caleg-mencaleg, background-nya kan saya pengusaha, tapi diminta Bang Hatta maju ke Lampung karena nanti kalau enggak, enggak dapat DPR (dari-red) Lampung. Jadi daftar DPR,” ucapnya.
Saat menjadi anggota DPR, Zulhas melanjutkan, dalam Kongres PAN ke-3 di Semarang diminta untuk menjadi Sekretaris Jenderal oleh Hatta. (Baca Juga: Terpilih Ketum PAN, Zulhas Langsung Tunjuk Hatta Rajasa Jadi Penasihat)
Ketika itu Amien Rais bertanya kepadanya apa jabatan yang dingginkannya, Zulhas menyebut posisi Wakil Sekjen sudah terlalu tinggi. Kemudian, diminta juga menjadi Ketua Fraksi PAN DPR mengikuti jejak Hatta.
“Mengalir saja saudara-saudara, terus kita dukung pilpres menang. Habis itu saya jadi menteri kehutanan. Meski saya enggak pernah sekolah kehutanan. Itu zaman Pak SBY. Tentu itu karena Pak Hatta sudah deket dengan Pak SBY,” kenangnya.
Kemudian, Zulhas mengaku tidak pernah bercita-cita menjadi Ketua MPR. Apalagi jabatan Ketua MPR periode lalu itu merupakan milik Demokrat. Tetapi, karena dirinya diminta oleh Hatta, SBY dan juga Amien Rais.
Zulhas akhirnya bersedia untuk maju. Akhirnya menang dalam pemungutan suara dengan selisih 17 suara lebih unggul.
“Saya dengan Bang Hatta itu, insya Allah akan selalu menjadi hamba Allah yang paling bersyukur, dan sebetulnya saya dan Pak Hatta tak bisa dipisahkan. Kalau teman-teman mau tahu, Setelah kongres juga saya rutin datang saja. Pak Hatta mau cemberut, mau marah saya enggak peduli. Begitulah saudara-saudara, persahabatan,” tutur Zulhas.
Karena itu, dia mengatakan gurunya dan guru Hatta sama. Dia bersahabat dengan Hatta, dan persahabatan itu melampaui hal lain. Persahabatan itu bukan soal jabatan, persahabatan itu kekal.
“Saya bahagia bersama Pak Hatta lagi, kita akan keliling nanti, untuk membesarkan partai kita, sehingga sungguh-sungguh menjadi partai besar,” ungkap Zulhas.
“Pembukaan sudah panjang, Bang Hatta, lama saya tidak bicara seperti ini. Kebiasaan saya memang ngomong terbuka, saya juga dengan Pak Amien juga terbuka seperti saat ini, saya sampaikan apa adanya,” sambungnya.
Zulhas juga mengenang kembali kebersamaan dengan Ketum PAN periode 2010-2015 itu dan sejumlah tokoh PAN lainnya.
“Bang Hatta yang saya cintai saya hormati, insya Allah sebetulnya berada di partai ini, ada Bang Hatta, Bang Alimin, Mas Hilal, dulu saya cuma anggota biasa di Jakarta. Kemudian jadi ketua departemen bersama Yoga, dulu satu lagi Ali Masari almarhum, pokoknya angkatan kami itu Mulfachri, ketua departemen juga, terus Putra Jaya,” tutur Zulhas mengawali pidato penutupan Kongres V PAN di Hotel Claro, Kendari, Sulawesi Tenggara, Rabu (12/2/2020).
Dia lalu mengenang awal berkiprah di politik. "Dulu saya juga enggak tertarik caleg-mencaleg, background-nya kan saya pengusaha, tapi diminta Bang Hatta maju ke Lampung karena nanti kalau enggak, enggak dapat DPR (dari-red) Lampung. Jadi daftar DPR,” ucapnya.
Saat menjadi anggota DPR, Zulhas melanjutkan, dalam Kongres PAN ke-3 di Semarang diminta untuk menjadi Sekretaris Jenderal oleh Hatta. (Baca Juga: Terpilih Ketum PAN, Zulhas Langsung Tunjuk Hatta Rajasa Jadi Penasihat)
Ketika itu Amien Rais bertanya kepadanya apa jabatan yang dingginkannya, Zulhas menyebut posisi Wakil Sekjen sudah terlalu tinggi. Kemudian, diminta juga menjadi Ketua Fraksi PAN DPR mengikuti jejak Hatta.
“Mengalir saja saudara-saudara, terus kita dukung pilpres menang. Habis itu saya jadi menteri kehutanan. Meski saya enggak pernah sekolah kehutanan. Itu zaman Pak SBY. Tentu itu karena Pak Hatta sudah deket dengan Pak SBY,” kenangnya.
Kemudian, Zulhas mengaku tidak pernah bercita-cita menjadi Ketua MPR. Apalagi jabatan Ketua MPR periode lalu itu merupakan milik Demokrat. Tetapi, karena dirinya diminta oleh Hatta, SBY dan juga Amien Rais.
Zulhas akhirnya bersedia untuk maju. Akhirnya menang dalam pemungutan suara dengan selisih 17 suara lebih unggul.
“Saya dengan Bang Hatta itu, insya Allah akan selalu menjadi hamba Allah yang paling bersyukur, dan sebetulnya saya dan Pak Hatta tak bisa dipisahkan. Kalau teman-teman mau tahu, Setelah kongres juga saya rutin datang saja. Pak Hatta mau cemberut, mau marah saya enggak peduli. Begitulah saudara-saudara, persahabatan,” tutur Zulhas.
Karena itu, dia mengatakan gurunya dan guru Hatta sama. Dia bersahabat dengan Hatta, dan persahabatan itu melampaui hal lain. Persahabatan itu bukan soal jabatan, persahabatan itu kekal.
“Saya bahagia bersama Pak Hatta lagi, kita akan keliling nanti, untuk membesarkan partai kita, sehingga sungguh-sungguh menjadi partai besar,” ungkap Zulhas.
“Pembukaan sudah panjang, Bang Hatta, lama saya tidak bicara seperti ini. Kebiasaan saya memang ngomong terbuka, saya juga dengan Pak Amien juga terbuka seperti saat ini, saya sampaikan apa adanya,” sambungnya.
(dam)