Pengamat Meyakini Hasil Survei IPO Tak Jadi Bahan Reshuffle Jokowi
A
A
A
JAKARTA - Survei Indonesia Political Opinion (IPO) tentang evaluasi dan pengukuran persepsi publik terhadap kinerja 100 hari pertama Kabinet Indonesia Maju diyakini tidak akan dijadikan bahan reshuffle oleh Presiden Joko Widodo (Jokowi).
Pemerintah pun diyakini tidak percaya dengan survei yang menempatkan Kementerian Luar Negeri (Kemlu) sebagai yang terbaik dan Menteri BUMN Erick Thohir yang paling disukai responden itu. (Baca juga: Survei 100 Hari Kabinet: Kemlu Terbaik, Erick Thohir Paling Disukai)
"Tak mungkin hanya dengan satu survey lalu Jokowi mereshuffle kabinetnya. Lalu pemerintah juga belum tentu percaya dengan survei itu," ujar Direktur Eksekutif Indonesia Political Review (IPR) Ujang Komarudin kepada SINDOnews, Senin (10/2/2020).
Dia mengatakan, biasanya Pemerintahan Jokowi punya lembaga survei sendiri yang dibayar. "Dan menggunakan institusi resmi untuk menilai kinerja menteri-menterinya," katanya.
Adapun survei Indonesia Political Opinion itu dilakukan dalam kurun waktu 10-31 Januari 2020 dengan menggunakan teknik wellbeing purposive sampling (WPS).
Pemerintah pun diyakini tidak percaya dengan survei yang menempatkan Kementerian Luar Negeri (Kemlu) sebagai yang terbaik dan Menteri BUMN Erick Thohir yang paling disukai responden itu. (Baca juga: Survei 100 Hari Kabinet: Kemlu Terbaik, Erick Thohir Paling Disukai)
"Tak mungkin hanya dengan satu survey lalu Jokowi mereshuffle kabinetnya. Lalu pemerintah juga belum tentu percaya dengan survei itu," ujar Direktur Eksekutif Indonesia Political Review (IPR) Ujang Komarudin kepada SINDOnews, Senin (10/2/2020).
Dia mengatakan, biasanya Pemerintahan Jokowi punya lembaga survei sendiri yang dibayar. "Dan menggunakan institusi resmi untuk menilai kinerja menteri-menterinya," katanya.
Adapun survei Indonesia Political Opinion itu dilakukan dalam kurun waktu 10-31 Januari 2020 dengan menggunakan teknik wellbeing purposive sampling (WPS).
(cip)