WNI dan Virus Korona
A
A
A
Hingga saat ini Pemerintah Indonesia belum memutuskan akan mengevakuasi warga negara Indonesia (WNI) yang tinggal di Kota Wuhan, China. Pemerintah Indonesia melalui Kedutaan Besar Republik Indonesia (KBRI) di Beijing masih disibukkan dengan pengiriman bantuan logistik.Kemarin Menteri Luar Negeri Retno Marsudi menjelaskan bahwa stok logistik untuk WNI yang masih "terjebak" di Wuhan hanya bisa untuk lima hari. Kemenlu saat ini tengah mencari jalan untuk mempercepat pengiriman logistik ke para WNI. "Karena itu, duta besar kita melakukan komunikasi bagaimana cara tercepat agar pasokan logistik ini dapat masuk.
Yang perlu diketahui, Wuhan saat ini statusnya adalah 'lockdown' sehingga kita tidak bisa bawa makanan masuk, dan sebagainya. Semua gerakan kita harus dikoordinasikan dengan otoritas China, termasuk di dalam pengiriman-pengiriman logistik," kata Retno kemarin seperti dilansir SINDOnews.com .
Padahal, beberapa WNI di Wuhan meminta kepada pemerintah untuk mengevakuasi mereka. Bahkan juga ada kekhawatiran bagi WNI di Wuhan tentang kondisi mereka. Mereka sudah merasa jika mereka kembali ke Indonesia nanti dianggap penyebar virus korona. Namun, jika terus bertahan di Wuhan, mereka juga dihantui terpapar dengan virus yang diduga menyebar dari sup kelelawar ini.
Berbeda dengan negara lain, Prancis, Amerika Serikat, Jepang, Thailand, India, dan Australia telah memikirkan untuk mengevakuasi warganya. Kemarin Menteri Kesehatan Prancis Agnes Buzyn memutuskan mengevakuasi warganya dari Kota Wuhan, China."Pihak berwenang Prancis telah memutuskan untuk mengevakuasi warga yang ingin meninggalkan Kota Wuhan di China, pusat jenis baru dari virus korona," kata Buzyn dalam sebuah pernyataan. Setelah mengevakuasi warganya, Prancis akan melakukan observasi selama 14 hari. Amerika Serikat juga melakukan rencana evakuasi warganya meskipun terbatas kepada mereka yang kemungkinan besar bisa terpapar.
Memang kebijakan dalam menangani warganya yang terancam virus korona berbeda. Indonesia tampaknya lebih santai. Kebijakan lain yang terkesan biasa saja adalah masih mengizinkan beberapa wilayah didatangi turis China. Sedangkan beberapa negara memutuskan untuk menutup sementara kedatangan warga negara China ke negaranya dengan alasan keamanan kesehatan.Objek dari kebijakan negara-negara tersebut adalah mencegah korona datang atau bahkan menyebar ke negaranya. Juga, ingin melindungi warganya agar tidak terpapar virus ini.
Tentu, Pemerintah Indonesia memiliki alasan kenapa belum mau mengambil opsi evakuasi warganya. Presiden Joko Widodo (Jokowi) mengakui tidak mudah mengevakuasi WNI yang saat ini berada di Wuhan. Indonesia bahkan sulit mengirim logistik karena Pemerintah China membuat aturan khusus yang memperketat pihak lain masuk Wuhan. "Sementara (ada WNI) yang masih di sana. KBRI sudah membicarakan secara detail dan mengikuti," ucap Jokowi seusai kunjungan ke PT PAL Indonesia(Persero) di Surabaya, Jawa Timur.
Dia menandaskan, Pemerintah Indonesia terus memantau perkembangan wabah virus korona baik di China maupun di Indonesia. Jokowi juga minta masyarakat meningkatkan kewaspadaannya. Namun, dia mengatakan masyarakat tak perlu cemas dan panik secara berlebihan. Jokowi berharap literasi pencegahan virus korona ditingkatkan.
Banyak yang menilai pemerintah terlalu santai menghadapi ancaman virus korona ini. Beberapa kebijakan dianggap kurang melindungi warganya dan terkesan kurang sigap dalam mencegah masuk virus korona ke Tanah Air. Namun, perlu juga dipahami, pemerintah juga mempunyai kendala dalam melakukan evakuasi atau pencegahan. Pemerintah tetap harus terus terbuka tentang kebijakan mereka dalam menghadapi virus korona ini.WNI yang berada di Wuhan atau di China juga harus benar-benar dipastikan aman. Di dalam negeri pemerintah juga harus secara terus-menerus mengomunikasikan kepada masyarakat tentang kebijakan. Sepertinya pemerintah harus benar-benar mendengarkan suara masyarakat. Masyarakat menginginkan pemerintah lebih tegas dalam pencegahan. Masyarakat sepertinya menginginkan WNI yang di Wuhan bisa dievakuasi.
Yang perlu diketahui, Wuhan saat ini statusnya adalah 'lockdown' sehingga kita tidak bisa bawa makanan masuk, dan sebagainya. Semua gerakan kita harus dikoordinasikan dengan otoritas China, termasuk di dalam pengiriman-pengiriman logistik," kata Retno kemarin seperti dilansir SINDOnews.com .
Padahal, beberapa WNI di Wuhan meminta kepada pemerintah untuk mengevakuasi mereka. Bahkan juga ada kekhawatiran bagi WNI di Wuhan tentang kondisi mereka. Mereka sudah merasa jika mereka kembali ke Indonesia nanti dianggap penyebar virus korona. Namun, jika terus bertahan di Wuhan, mereka juga dihantui terpapar dengan virus yang diduga menyebar dari sup kelelawar ini.
Berbeda dengan negara lain, Prancis, Amerika Serikat, Jepang, Thailand, India, dan Australia telah memikirkan untuk mengevakuasi warganya. Kemarin Menteri Kesehatan Prancis Agnes Buzyn memutuskan mengevakuasi warganya dari Kota Wuhan, China."Pihak berwenang Prancis telah memutuskan untuk mengevakuasi warga yang ingin meninggalkan Kota Wuhan di China, pusat jenis baru dari virus korona," kata Buzyn dalam sebuah pernyataan. Setelah mengevakuasi warganya, Prancis akan melakukan observasi selama 14 hari. Amerika Serikat juga melakukan rencana evakuasi warganya meskipun terbatas kepada mereka yang kemungkinan besar bisa terpapar.
Memang kebijakan dalam menangani warganya yang terancam virus korona berbeda. Indonesia tampaknya lebih santai. Kebijakan lain yang terkesan biasa saja adalah masih mengizinkan beberapa wilayah didatangi turis China. Sedangkan beberapa negara memutuskan untuk menutup sementara kedatangan warga negara China ke negaranya dengan alasan keamanan kesehatan.Objek dari kebijakan negara-negara tersebut adalah mencegah korona datang atau bahkan menyebar ke negaranya. Juga, ingin melindungi warganya agar tidak terpapar virus ini.
Tentu, Pemerintah Indonesia memiliki alasan kenapa belum mau mengambil opsi evakuasi warganya. Presiden Joko Widodo (Jokowi) mengakui tidak mudah mengevakuasi WNI yang saat ini berada di Wuhan. Indonesia bahkan sulit mengirim logistik karena Pemerintah China membuat aturan khusus yang memperketat pihak lain masuk Wuhan. "Sementara (ada WNI) yang masih di sana. KBRI sudah membicarakan secara detail dan mengikuti," ucap Jokowi seusai kunjungan ke PT PAL Indonesia(Persero) di Surabaya, Jawa Timur.
Dia menandaskan, Pemerintah Indonesia terus memantau perkembangan wabah virus korona baik di China maupun di Indonesia. Jokowi juga minta masyarakat meningkatkan kewaspadaannya. Namun, dia mengatakan masyarakat tak perlu cemas dan panik secara berlebihan. Jokowi berharap literasi pencegahan virus korona ditingkatkan.
Banyak yang menilai pemerintah terlalu santai menghadapi ancaman virus korona ini. Beberapa kebijakan dianggap kurang melindungi warganya dan terkesan kurang sigap dalam mencegah masuk virus korona ke Tanah Air. Namun, perlu juga dipahami, pemerintah juga mempunyai kendala dalam melakukan evakuasi atau pencegahan. Pemerintah tetap harus terus terbuka tentang kebijakan mereka dalam menghadapi virus korona ini.WNI yang berada di Wuhan atau di China juga harus benar-benar dipastikan aman. Di dalam negeri pemerintah juga harus secara terus-menerus mengomunikasikan kepada masyarakat tentang kebijakan. Sepertinya pemerintah harus benar-benar mendengarkan suara masyarakat. Masyarakat menginginkan pemerintah lebih tegas dalam pencegahan. Masyarakat sepertinya menginginkan WNI yang di Wuhan bisa dievakuasi.
(nag)