Dewan Pers: Perlu Ekosistem Media yang Baik di Era Digital
A
A
A
JAKARTA - Kelompok Kerja Keberlanjutan Media (Taskforce Media Sustainability) menggelar diskusi bertema Daya Hidup Pers Nasional Menghadapi Gelombang Disrupsi Digital.
Diskusi digelar di Gedung Dewan Pers lantai 7, Kebon Sirih, Jakarta Pusat, Selasa (21/1/2020).
Ketua Dewan Pers, Muhammad Nuh berpendapat di era persaingan bisnis, perlu ada ekosistem yang baik, khususnya dalam bidang media.
"Kalau monopoli menangya sendiri. Kalau kompetisi bisa menang, bisa kalah. Di tahun 70-an terkenal indeks daya saing. Untuk menentukan kualitas perusaahan dilihat dari itu. Ternyata itu berubah lagi. Untuk apa bersaing, muncul kolaborasi sinergi. Dari win, loss ke win-win. Tadinya kolaborasi sinergi menjadi ekosistem," kata Nuh dalam sambutannya di Gedung Dewan Pers, Selasa (21/1/2020).
Menurut dia, ekosistem yang baik diperlukan untuk meningkakan kualitas dunia jurnalistik. "Dari zaman monopoli, kolaborasi dan ekosistem, goalnya adalah good journalism," tambahnya. (Baca juga: Pesan Dewan Pers ke Media: Jika Ingin Bertahan, Lakukan Perubahan )
Sementara itu, Ketua Forum Pemred, Kemal Effendi Gani menanggapi positif paparan M Nuh mengenai ekosistem media. "Dengan ikhtiar seperti ini akan ada hubungan yang fair antara media konvensional dengan Google dan agregator," ujar Kemal. (Baca Juga: Dewan Pers: Jangan Intimidasi dan Halang-halangi Kerja Wartawan)
Direktur Jenderal Aplikasi Informatika Kementerian Telekomunikasi dan Informaka, Samuel Abrijani Pangerapan menjelaskan pentingnya persyaratan yang ketat kepada media agar menunjang kredibilitas.
"Misalnya media harus terdaftar di Dewan Pers. Jangan mengaku sebagai media berita, ada persyaratan minimumnya. Nah dengan adanya ini kita tidak menghalangi yang lain," kata Samuel
Diskusi digelar di Gedung Dewan Pers lantai 7, Kebon Sirih, Jakarta Pusat, Selasa (21/1/2020).
Ketua Dewan Pers, Muhammad Nuh berpendapat di era persaingan bisnis, perlu ada ekosistem yang baik, khususnya dalam bidang media.
"Kalau monopoli menangya sendiri. Kalau kompetisi bisa menang, bisa kalah. Di tahun 70-an terkenal indeks daya saing. Untuk menentukan kualitas perusaahan dilihat dari itu. Ternyata itu berubah lagi. Untuk apa bersaing, muncul kolaborasi sinergi. Dari win, loss ke win-win. Tadinya kolaborasi sinergi menjadi ekosistem," kata Nuh dalam sambutannya di Gedung Dewan Pers, Selasa (21/1/2020).
Menurut dia, ekosistem yang baik diperlukan untuk meningkakan kualitas dunia jurnalistik. "Dari zaman monopoli, kolaborasi dan ekosistem, goalnya adalah good journalism," tambahnya. (Baca juga: Pesan Dewan Pers ke Media: Jika Ingin Bertahan, Lakukan Perubahan )
Sementara itu, Ketua Forum Pemred, Kemal Effendi Gani menanggapi positif paparan M Nuh mengenai ekosistem media. "Dengan ikhtiar seperti ini akan ada hubungan yang fair antara media konvensional dengan Google dan agregator," ujar Kemal. (Baca Juga: Dewan Pers: Jangan Intimidasi dan Halang-halangi Kerja Wartawan)
Direktur Jenderal Aplikasi Informatika Kementerian Telekomunikasi dan Informaka, Samuel Abrijani Pangerapan menjelaskan pentingnya persyaratan yang ketat kepada media agar menunjang kredibilitas.
"Misalnya media harus terdaftar di Dewan Pers. Jangan mengaku sebagai media berita, ada persyaratan minimumnya. Nah dengan adanya ini kita tidak menghalangi yang lain," kata Samuel
(dam)