ACT Ajak Masyarakat Indonesia Bantu Pengungsi Suriah

Jum'at, 17 Januari 2020 - 17:30 WIB
ACT Ajak Masyarakat...
ACT Ajak Masyarakat Indonesia Bantu Pengungsi Suriah
A A A
JAKARTA - Perang Suriah yang terjadi sejak Maret 2011 menyebab ratusan ribu orang tewas. Dilansir dari United Nations Office for The Coordination d Humanitarian Affairs (UN OCHA) dan Jaringan Suriah untuk Hak Asasi Manusia (SNHR) sejak 2011-2019 jumlah korban jiwa mencapai 380 636 jiwa. Sedangkan, warga yang eksodus keluar Idlib dari Desember 2019-Januari 2020 sebanyak lebih dari 350.000 jiwa.

Sebagai lembaga kemanusiaan global, Aksi Cepat Tanggap (ACT) turut serta meringankan derita penduduk Suriah melalui sejumlah program yang bertujuan untuk meningkatkan kepedulian antar sesama khususnya para korban yang terkena dampak konflik berkepanjangan.

Head of Global Humanity Response (GHR)-ACT Bambang Triyoni menambahkan secara detail 80% pengungsi adalah perempuan dan anak-anak. Beberapa keluarga berlindung di masjid atau sekolah, namun ada pula yang di tenda dekat dengan perbatasan. Terkait dengan kondisi yang terjadi di Suriah, serta beberapa rangkaian peristiwa yang terjadi, pihaknya senantiasa berupaya memberikan yang terbaik untuk kemanusiaan.

”Adapun sejumlah program yang disiapkan adalah 1.000 paket pangan, 2.000 paket roti, peralatan musim dingin seperti pakaian hangat, selimut, bantal, kasur, bahan bakar, dan lainnya, emergency house seluas 24 meter persegi dan 10 unit bus yang bersiaga untuk memobilisasi eksodus penduduk jika terjadi serangan,” ujarnya saat konferensi pers Bersama Bela Bumi Syam Suriah, di Menara 165, Jalan TB Simatpang, Jakarta Selatan, Jumat (17/1/2020).

Selain di Indonesia, ACT juga terus bekerja sama dengan seluruh elemen masyarakat global dalam aksi serta program Kemanusiaan yang terencana, terukur, serta tepat sasaran.

Presiden Aksi Cepat Tanggap (ACT) Ibnu Khajar, mengajak masyarakat Indonesia untuk bersama-sama membela Bumi Syam, Suriah sebagai bentuk tindakan nyata dalam menghadapi krisis kemanusiaan global. "Hilangnya tempat tinggal, kondisi kesehatan yang memburuk, cuaca yang ekstrim telah menambah derita para pengungsi di Suriah,” katanya.

Sebagian besar kebutuhan, kata dia, berhubungan langsung dengan kekerasan yang meluas, konflik berkepanjangan dan meningkatnya kemiskinan. Apalagi menjelang musim dingin, Suriah menjadi daerah yang semakin menyedihkan setiap harinya. ”Jika hujan, air genangan akan ke kamp-kamp warga. Tidak sedikit juga kamp yang rusak terkena arus. Kini, yang mereka butuhkan adalah dukungan serta bantuan dari sahabat dermawan sekalian," tegasnya.
(cip)
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.5171 seconds (0.1#10.140)