Ini Data BNPB Terkait Daerah yang Aman dan Rawan Gempa
A
A
A
JAKARTA - Kepala Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB), Doni Monardo mengatakan hanya wilayah bagian timur dari Pulau Sumatera dan sebagian besar Pulau Kalimantan yang aman dari ancaman gempa.
Hal ini diungkapkan Doni Monardo pada Refleksi Bencana 2019 dan Outlook Penanggulangan Bencana 2020 di Graha BNPB, Jakarta, Senin (30/12/2019).
"Dari data yang terhimpun hampir sebagian besar di wilayah Sumatera, pantai selatan Pulau Jawa, dan Indonesia bagian Timur mulai dari Bali, Sulawesi ke bagian Timur memiliki potensi gempa yang tinggi," ungkap Doni, Senin (30/12/2019).
Doni mengatakan, dampak pada gempa dan tsunami menyebabkan kerusakan yang sangat luar biasa. "Tahun lalu, Indonesia menduduki peringkat nomor satu dunia dari jumlah korban yang terjadi terutama gempa yang terjadi di NTB dan gempa, tsunami dan likuifaksi di Sulawesi Tengah," ucapnya.
"Melihat fakta tersebut, kemudian apa yang harus kita lakukan kedepan? Mengingat dari data-data yang telah dicatat, hampir sebagian besar wilayah Indonesia berpotensi gempa. Baik yang diakibatkan oleh gempa di darat ataupun di laut," tambahnya.
Oleh karenanya Doni menjelaskan, sebagai masyarakat yang hidup di sebagian besar wilayahnya berpotensi bencana masyarakat harus mengenali ancaman bencana.
"Kita harus menyiapkan strategi, mengetahui masalahnya serta mencari solusinya. Kita siapkan semuanya, melalui mencegah, menghindari, mengurangi resiko dengan kesiapsiagaan dan kewaspadaan serta mitigasinya," jelasnya.
"Namun, banyak yang bertanya atau mempertanyakan kapan akan terjadi? Belum ada satupun teknologi yang bisa menjawab secara pasti kapan akan terjadi," tegas Doni.
Sehingga menurut Doni, bukanlah hal yang menakut-nakuti jika bencana terjadi. "Tetapi, masyarakat harus selalu waspada sesuai dengan perintah bapak Presiden Jokowi kepada kami untuk menyampaikan apa adanya kepada masyarakat. Makanya, kita perlu mencermati potensi ancaman gempa kedepan, dengan melihat daerah terdampak pada 10, 20, 30 atau 100 tahun lalu," ujarnya.
Tidak lupa Doni dalam sambutannya juga menyampaikan duka yang mendalam kepada masyarakat yang terdampak bencana. "Semoga yang terdampak mendapatkan sisi yang terbaik di sisi Allah SWT. Kemudian kita perlu menyampaikan terima kasih kepada semua pihak," ungkapnya.
Hal ini diungkapkan Doni Monardo pada Refleksi Bencana 2019 dan Outlook Penanggulangan Bencana 2020 di Graha BNPB, Jakarta, Senin (30/12/2019).
"Dari data yang terhimpun hampir sebagian besar di wilayah Sumatera, pantai selatan Pulau Jawa, dan Indonesia bagian Timur mulai dari Bali, Sulawesi ke bagian Timur memiliki potensi gempa yang tinggi," ungkap Doni, Senin (30/12/2019).
Doni mengatakan, dampak pada gempa dan tsunami menyebabkan kerusakan yang sangat luar biasa. "Tahun lalu, Indonesia menduduki peringkat nomor satu dunia dari jumlah korban yang terjadi terutama gempa yang terjadi di NTB dan gempa, tsunami dan likuifaksi di Sulawesi Tengah," ucapnya.
"Melihat fakta tersebut, kemudian apa yang harus kita lakukan kedepan? Mengingat dari data-data yang telah dicatat, hampir sebagian besar wilayah Indonesia berpotensi gempa. Baik yang diakibatkan oleh gempa di darat ataupun di laut," tambahnya.
Oleh karenanya Doni menjelaskan, sebagai masyarakat yang hidup di sebagian besar wilayahnya berpotensi bencana masyarakat harus mengenali ancaman bencana.
"Kita harus menyiapkan strategi, mengetahui masalahnya serta mencari solusinya. Kita siapkan semuanya, melalui mencegah, menghindari, mengurangi resiko dengan kesiapsiagaan dan kewaspadaan serta mitigasinya," jelasnya.
"Namun, banyak yang bertanya atau mempertanyakan kapan akan terjadi? Belum ada satupun teknologi yang bisa menjawab secara pasti kapan akan terjadi," tegas Doni.
Sehingga menurut Doni, bukanlah hal yang menakut-nakuti jika bencana terjadi. "Tetapi, masyarakat harus selalu waspada sesuai dengan perintah bapak Presiden Jokowi kepada kami untuk menyampaikan apa adanya kepada masyarakat. Makanya, kita perlu mencermati potensi ancaman gempa kedepan, dengan melihat daerah terdampak pada 10, 20, 30 atau 100 tahun lalu," ujarnya.
Tidak lupa Doni dalam sambutannya juga menyampaikan duka yang mendalam kepada masyarakat yang terdampak bencana. "Semoga yang terdampak mendapatkan sisi yang terbaik di sisi Allah SWT. Kemudian kita perlu menyampaikan terima kasih kepada semua pihak," ungkapnya.
(maf)