Catatan Akhir Tahun 2019 Ditutup Manis Rivalitas Jokowi - Prabowo

Rabu, 25 Desember 2019 - 13:44 WIB
Catatan Akhir Tahun...
Catatan Akhir Tahun 2019 Ditutup Manis Rivalitas Jokowi - Prabowo
A A A
JAKARTA - Ketua MPR Bambang Soesatyo (Bamsoet) memberikan pandangannya terkait dengan catatan akhir tahun 2019 dan proyeksi 2020. Tidak berlebihan, 2019 diakhiri 'ditutup manis' dengan sikap kenegarawanan antara Presiden Jokowi dengan Prabowo Subianto yang berkontestasi dalam Pilpres 2019.

"Sebagaimana dicatat bersama, upaya mengakhiri polarisasi masyarakat tidak berhenti pada pertemuan Jokowi dengan sang rival, Prabowo Subianto, di Stasiun Lebak Bulus, Jakarta Selatan pada pekan kedua Juli 2019. Tulus dan kesungguhan Jokowi berlanjut saat dia menggodok formasi kabinet," tutur Bamsoet, di Jakarta, Rabu (25/12/2019).

Ditambahkan Bamsoet, kejutan dan juga sangat menggembirakan karena Prabowo bersedia masuk dalam Kabinet Indonesia Kerja. Rivalitas keduanya yang begitu sengit di ajang Pilpres 2019 diakhiri dengan cara yang sangat elegan.

Menurut dia, demi kepentingan negara dan bangsa yang jauh lebih besar dan strategis, kedua sosok itu mewujudkan kebersamaan dan mengabdi kepada negara. Memang ada kelompok mencemooh Jokowi, ada pula yang mengejek Prabowo.

"Respons negatif kepada Jokowi-Prabowo itu karena mereka berpikir sempit dan lebih mengutamakan kepentingan sendiri atau kelompok. Bukan kepentingan bangsa dan negara," ujar dia.

Sedangkan, lanju Bamsoet, kebersamaan Jokowi-Prabowo dalam pemerintahan sekarang ini lebih mencerminkan niat tulus keduanya untuk mengakhiri polarisasi masyarakat. Keduanya mendorong seluruh elemen bangsa untuk merajut lagi persatuan dan kesatuan demi terwujudnya stabilitas nasional dan ketertiban umum.

"Mewujudkan dua faktor ini sangat penting, tidak hanya demi kenyamanan semua warga negara, tetapi juga untuk merawat citra bangsa dan negara dalam pergaulan antar-bangsa," kata dia.

Bamsoet menganggap, cara Jokowi dan Prabowo menutup rivalitas mereka dalam berpolitik tidak hanya memuat pesan, tetapi juga mengandung pembelajaran bagi masyarakat, terutama mereka yang awam dalam politik praktis.

Keduanya telah membuktikan bahwa tidak ada yang abadi dalam politik. Tidak ada lawan abadi, pun tak ada pula kawan abadi. Hanya ada kepentingan. Untuk mencapai tujuan, etika yang berlaku adalah taat aturan untuk melakoni persaingan sehat, bukan perilaku politik yang dibungkus sikap bermusuhan.

"Seperti halnya laga sepak bola, tim pemenang dan tim yang kalah berjabat tangan di akhir pertandingan, berangkulan, hingga bertukar kaus seragam. Begitu pula dalam berpolitik praktis," beber dia.

Sementara itu, di permukaan, masyarakat bisa melihat bahwa masih ada kelompok-kelompok tertentu yang coba mempertahakan dan memelihara polarisasi itu. "Jangan terkecoh. Mereka tidak menyuarakan aspirasi masyarakat, tetapi sedang memperjuangkan kepentingan kelompoknya. Baik kepentingan ekonomi atau kepentingan bisnis, maupun agenda lain demi kepentingan asing," tegas dia.

Bamsoet mengatakan, pada peringatan Hari Bela Negara tahun ini, Kementerian Pertahanan (Kemhan) mengemukakan bahwa Indonesia dewasa ini menghadapi berbagai tantangan yang tidak mudah di bidang ekonomi, politik, sosial dan budaya hingga persoalan pertahanan dan keamanan.

"Tantangan dan ancaman yang kompleks tersebut membutuhkan persatuan dari kita semua. Setiap anak negeri jangan pernah mau dipecah belah karena perbedaan sikap politik," kata Bamsoet mengutip pernyataan Menteri Pertahanan Prabowo Subianto.

Politikus Partai Golkar ini menduga, ada kekuatan asing dibalik kelompok-kelompok yang ingin mengubah dasar negara Pancasila. Karena Indonesia kaya akan sumber alam, ada pula kekuatan asing yang ingin menghancurkan persatuan dan kesatuan bangsa agar bisa meruntuhkan Negara Kesatuan Repubik Indonesia.

"Hanya persatuan dan kesatuan seluruh elemen bangsa yang bisa mengeliminasi niat-niat jahat itu. Di tahun mendatang, harus ada dorongan kepada seluruh anak bangsa, khususnya Generasi Milenial dan Generasi Z, agar lebih bersemangat merajut persatuan dan kesatuan bangsa," pungkas Bamsoet seraya mengatakan; Selamat Tahun Baru 2020.
(cip)
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.0838 seconds (0.1#10.140)