Peringati Hari Ibu, PDIP Cerita Kisah Inspiratif Megawati

Minggu, 22 Desember 2019 - 16:17 WIB
Peringati Hari Ibu, PDIP Cerita Kisah Inspiratif Megawati
Peringati Hari Ibu, PDIP Cerita Kisah Inspiratif Megawati
A A A
JAKARTA - Perayaan Hari Ibu turut diperingati PDIP. Perayaan tersebut bersamaan dengan rapat koordinasi bidang pariwisata tingkat nasional DPP PDIP yang digelar di Hotel Grand Sahid, Jakarta, Minggu (22/12/2019).

Sekjen DPP PDIP, Hasto Kristiyanto yang hadir membuka Rakor itu mengingatkan esensi kasih sayang seorang ibu yang memulai dan merawat kehidupan. Namun demikian, proklamasi Indonesia yang lahir pada 17 Agustus 1945 dimulai oleh kepeloporan para ibu. Setelah Sumpah Pemuda 1928, dilanjutkan dengan Kongres Ibu pada 22 Desember yang kemudian diperingati sebagai Hari Ibu sampai saat ini.

"Maka berbicara ibu berarti bicara kehidupan. Maka Peringatan Hari Ibu ini menjadi spirit kepartaian kita, spirit merawat kehidupan," ujar Hasto.

Menurut Hasto, spirit Hari Ibu perlu diingatkan kembali kepada semua pihak karena nilai-nilai merawat kehidupan kian tergerus oleh kesesatan berpikir. Melunturnya nilai-nilai merawat kehidupan tampak terlihat dari kerusakan alam. Sementara tanggung jawab merawat alam merupakan tanggung jawab seluruh anak bangsa.

Hasto pun menceritakan bagaimana seorang Megawati Soekarnoputri, seorang ibu yang mencintai kehidupan. Pada suatu ketika, Hasto berada di dalam satu pesawat yang sama dengan Ketua Umum DPP PDIP itu. Selesai memakan sebuah salak, Hasto membuang bijinya. Oleh Megawati, biji itu lalu diambil dan dibungkus sebuah tisu.

"Ibu Megawati memasukkannya ke dalam tas beliau. Lalu berkata kepada saya, jangan buang biji salaknya karena dia punya hak hidup," kata Hasto.

Sebagai pencinta tanaman, Megawati memanfaatkan berbagai barang bekas khususnya botol minuman kemasan. Oleh Megawati, botol itu dipotong dan diisi air. Sebuah sumbu kompor lalu dimasukkan ke dalamnya, lalu sumbu itu dililitkan di batang pohon yang baru ditanam. "Karena kehidupan itu berharga," imbuh Hasto.

Kisah lainnya adalah soal pohon-pohon besar di sekitar kediaman Megawati di Jalan Teuku Umar Jakarta Pusat. Suatu kali, Megawati melihat ada banyak tupai. Melihat itu, Megawati berbelas kasihan dan kemudian memberi tupai itu makan. Makanan diikatkan dengan tali di dahan pohon.

"Tupainya gemuk-gemuk. Tupai saja gemuk karena dirawat oleh ibu, apalagi sekjen dan para ketua DPP," canda Hasto disambut tepuk tangan peserta rakorbid.

Inti ceritanya adalah dengan momentum perayaan Hari Ibu, sudah sepantasnya semua kembali dengan semangat merawat kehidupan yang berharga.

"Kita peringati Hari Ibu untuk merayakan kepeloporan dalam kemajuan, dan juga kepeloporan hidup bersih. Mari bersama-sama untuk melihat betapa Indonesia begitu berwarna dengan kebudayaan kita. Tugas kita menjaga keindahan kita dengan mengedepankan kebudayaan yang intisarinya adalah mengobarkan kemanusiaan kepada seluruh alam raya. Karena sejatinya politik adalah membangun peradaban," pungkas Hasto.
(kri)
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.4848 seconds (0.1#10.140)