Menunggu Kejutan Donald J Trump

Jum'at, 20 Desember 2019 - 07:00 WIB
Menunggu Kejutan Donald...
Menunggu Kejutan Donald J Trump
A A A
DEWAN Perwakilan Rakyat (DPR) Amerika Serikat (AS) yang dipimpin politikus Partai Demokrat AS Nancy Pelosi berhasil memenangi voting pemakzulan Presiden AS Donald J Trump. Dengan suara 230 setuju pemakzulan dan 197 menolak, nasib Trump sebagai presiden AS ke-45 akan ditentukan oleh sidang Senat AS.

Trump bukanlah presiden pertama yang menghadapi pasal-pasal pemakzulan. Jauh sebelum dia, Presiden Andrew Johnson pada 1868, Richard Nixon pada 1974, dan Bill Clinton pada 1998 juga mengalami hal serupa. Namun hanya Nixon yang memutuskan untuk mengundurkan diri sebagai presiden. Adapun Johnson dan Clinton dibebaskan Senat AS dari segala dakwaan.

Trump sendiri yakin akan bernasib sama dengan Johnson dan Clinton mengingat dari 100 anggota Senat AS, 53 senator berasal dari Partai Republik. Meskipun demikian isu pemakzulan Trump ini telah membuat gaduh dunia, apalagi dampaknya diperkirakan tak hanya memengaruhi kondisi ekonomi dan politik dalam negeri AS, tapi juga bisa merambah ke seluruh dunia.

Namun banyak negara yang merespons biasa atas kebijakan politik dalam negeri AS itu. Alasannya, negara-negara itu, khususnya negara emerging market, kini memiliki fundamental ekonomi lebih kuat. Namun guncangan akan dirasakan pasar keuangan global dan nilai tukar keuangan global meski secara jangka pendek. Pengaruh itu bisa diredam dengan kondisi ekonomi suatu negara yang kuat.

Di Indonesia sendiri berbagai kalangan meyakini proses pemakzulan Trump tak akan memberikan dampak besar bagi perekonomian di Tanah Air. Alasannya sejak tiga bulan proses penyelidikan berlangsung, nilai tukar rupiah masih bergerak di bawah level Rp14.000 per dolar AS atau di kisaran 13.980 hingga 13.990 per dolar AS.

Bahkan, sepanjang Desember 2019, rupiah telah menguat 0,93% dan menguat 2,90% sepanjang 2019. Penguatan rupiah juga didukung oleh pasokan valas dari para eksportir dan aliran masuk modal asing yang tetap berlanjut.

Selain itu prospek ekonomi RI yang terjaga, besarnya daya tarik pasar keuangan di dalam negeri, dan meredanya ketidakpastian pasar uang membuat nilai tukar rupiah tetap stabil sesuai dengan fundamentalnya dan mekanisme pasar yang terjaga.

Negara-negara di kawasan Eropa pun meyakini tak akan ada dampak berarti bagi perekonomian Uni Eropa. Terlebih karena negara-negara Uni Eropa meyakini proses pemakzulan tersebut akan kandas di tengah jalan mengingat Senat AS dikuasai Partai Republik.

Salah satu indikatornya adalah pasar saham AS yang masih berada dalam kisaran rekor tertinggi dengan tingkat volatilitas yang stabil. Tak hanya itu, di era Trump, pertumbuhan ekonomi AS dan lapangan kerja baru terus meningkat. Lembaga S&P Global Ratings misalnya memperkirakan PDB AS akan tumbuh 1,8% tahun depan, sedangkan tahun ini pertumbuhan ekonomi AS diyakini bisa menembus 2,3%. Trump dinilai berhasil membuat ekonomi AS bertumbuh dengan peningkatan lapangan kerja, stabilnya pasar uang dan pasar saham, juga peningkatan daya beli masyarakatnya dalam kurun tiga tahun terakhir.

Di era Donald Trump tingkat pengangguran turun menjadi 3,9%, pekerjaan di sektor manufaktur tumbuh, dan pertumbuhan produk domestik bruto (PDB) meningkat pesat. Dari indikator-indikator ekonomi AS, Trump secara konsisten berhasil membuat ekonomi negaranya tumbuh.

Bahkan lebih dari 4 juta pekerjaan diciptakan sejak dia terpilih sebagai presiden AS menggantikan Barrack Obama. Upah buruh juga tumbuh tercepat selama hampir satu dekade dan lebih banyak orang AS yang kini memiliki pekerjaan.

AS sebagai negara adidaya memang menentukan arah ekonomi dan politik dunia. Ketidakpastian di pasar global yang tinggi salah satunya karena AS menjadi barometer dunia. Perang dagang AS dan China yang telah membawa gejolak ekonomi dunia dalam kurun dua tahun terakhir tidak akan pernah benar-benar reda. Penyebabnya, perang dagang itu dibutuhkan untuk menjaga stabilitas perekonomian AS. Apalagi China lebih terbuka terhadap AS dan lebih bergantung pada hubungan perdagangan dengan AS.

Donald Trump sendiri menegaskan akan meminta Ketua DPR AS Nancy Pelosi dan calon rivalnya Joe Bidden, kandidat Presiden AS dari Partai Demokrat untuk Pilpres 2020, menjadi saksi di Senat AS. Dunia masih menunggu kejutan yang akan diberikan Donald Trump.
(shf)
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.9949 seconds (0.1#10.140)