Isu Dioksin Telur Ayam, Pemerintah Akan Lakukan Uji Laboratorium

Kamis, 05 Desember 2019 - 06:41 WIB
Isu Dioksin Telur Ayam,...
Isu Dioksin Telur Ayam, Pemerintah Akan Lakukan Uji Laboratorium
A A A
JAKARTA - Pemerintah melalui Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK) hingga kini masih terus mempelajari sampel telur ayam yang diduga mengandung dioksin. Telur ayam itu berasal dari Desa Tropodo, Kabupaten Sidoarjo, Jawa Timur.

Menteri Lingkungan Hidup dan Kehutanan (LHK) Siti Nurbaya mengungkapkan, Kementerian LHK telah mengambil sampel telur dan memulai focus group discussions (FGD) dengan para ahli untuk membahas isu ini. Menurut dia, studi mendalam terkait kandungan dioksin dalam telur ayam itu akan terus didalami.

Hal ini dilakukan guna memperoleh kebenaran atas isu itu sebagai hasil kajian independen berbasis scientific yang memenuhi standar dan kaidah-kaidah ilmiah. “Ini penting, karena pemberitaan yang telah tersebar itu telah memberi pengaruh kepada masyarakat sehingga kami memandang perlu untuk mendalaminya,” tandas Menteri LHK Siti Nurbaya di Jakarta, kemarin.

Menurut Siti, penelitian dan kajian studi ini juga dilakukan untuk pemulihan lingkungan akibat rantai pasok bahan baku impor kertas yang mengandung sampah dan limbah dari Amerika, Australia, Jerman, dan lain-lain. “Studi ini juga akan mencakup aspek sosial-ekonomi (sosek) di Desa Bangun, Kabupaten Mojokerto dan Desa Tropodo, Kabupaten Sidoarjo,” paparnya.

Siti menjelaskan sejumlah indikasi dan gambaran awal tentang situasi dan kondisi lapangan sudah dapat terlihat dan perlu dikritisi terkait penelitian yang dilakukan dan diekspose secara luas termasuk oleh New York Times.

“Seperti misalnya mengenai jumlah sampel yang tidak merepresentasikan kondisi secara utuh, protokol sampling, dan uji laboratorium. Demikian pula dalam kaitan sifat dan karakteristik hewan ujinya, seperti ayam. Hal-hal seperti ini antara lain yang harus didalami dan perlu dikonfirmasi dengan data dan evaluasi hasil sampling serta uji laboratorium,” paparnya.

KLHK, lanjut Siti, juga meminta bantuan para ahli untuk melakukan riset di dua desa tersebut, khususnya untuk isu dioxin yang meresahkan masyarakat. Minggu pekan lalu, tim KLHK beserta para peneliti dari Badan Pengkajian dan Penerapan Teknologi (BPPT), Fakultas Teknik Kimia Institut Teknologi Sepuluh November (ITS), Fakultas Kedokteran Hewan Universitas Airlangga, dan Dinas Lingkungan Hidup Kabupaten Sidoarjo juga turun langsung ke Desa Bangun, Mojokerto dan Desa Tropodo, Sidoarjo.

Sebagai langkah lanjutan, akhir minggu lalu juga dilakukan focus expert group discussion langsung dipimpin oleh Menteri LHK dan dihadiri para ahli serta pakar-pakar dari Institut Teknologi Bandung (ITB), Universitas Indonesia (UI), Institut Pertanian Bogor (IPB), Institut Teknologi Sepuluh November (ITS), Universitas Airlangga (Unair), BPPT, dan Pusat Laboratorium Forensik Kepolisian Daerah (Puslabfor Polda) Jawa Timur.

Diskusi juga dihadiri oleh unsur-unsur Pemerintah Daerah Propinsi Jawa Timur, Kabupaten Sidoarjo, dan Kabupaten Mojokerto, serta stakeholder terkait lainnya. “Dalam diskusi dibahas secara mendalam persoalan-persoalan yang berkaitan dengan dioksin serta persoalan-persoalan sosial ekonomi yang ada di tengah masyarakat,” ungkap Siti.

Langkah-langkah kongkrit telah disiapkan dan penelitian lapangan telah diawali untuk studi kimia dioksin dan lingkungan yang dipimpin oleh Dr. Setyo Gunawan dari ITS serta segera diturunkan tim studi sosek dalam rangka pemulihan yang dipimpin oleh Dr. Setyo Moersidik dari UI.

Pakar kehewanan dari Universitas Airlangga Prof. Lazuardi menjelaskan, ayam merupakan hewan sensitif, sehingga secara teori ayam akan mati terlebih dahulu sebelum racun masuk ke dalam telur.

“Kalau kita lihat jenis hewan yang dipakai sebagai uji yaitu ayam, sebenarnya ayam itu adalah hewan yang sensitif dan bisa-bisa ayamnya mati duluan secara teori sebelum racunnya masuk ke telur meskipun bisa saja ada teori akumulasi. Inilah yang juga akan didalami secara ilmiah,” ungkapnya.
(don)
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.6168 seconds (0.1#10.140)