ACT Adakan Silaturahmi Kemanusiaan Bersama Diaspora Uighur
A
A
A
JAKARTA - Setelah meresmikan Masjid Persahabatan Indonesia dan Turkistan Timur di Way Muli, Rajabasa, Lampung Selatan, Aksi Cepat Tanggap (ACT) mengadakan silaturahmi dengan diaspora Uighur pada Jumat (29/11/2019). Silaturahmi tersebut dalam rangka mempererat kolaborasi kemanusiaan.
Pertemuan antara Ketua Dewan Pembina ACT Ahyudin dan Ketua Majelis Nasional Turkistan Timur, Seyit Tumturk membahas bantuan untuk etnis Uighur yang mengungsi di Turki.
Ahyudin selaku Ketua Dewan Pembina ACT mengatakan akan memperkuat kolaborasi kemanusiaan dengan memasifkan aksi-aksi kemanusiaan bagi diaspora Uighur yang sangat membutuhkan. "Buah pertemuan silaturahmi ACT dengan dua tokoh Uighur dari Turki, insyaallah kami memberikan bantuan baru di tahun 2020 ini. Ada empat hal yang kami lakukan untuk membantu saudara-saudara kita (masyarakat Uighur) yang ada di Turki," ujarnya kepada SINDOnews.
Adapun empat hal tersebut, pertama ACT memberikan bantuan hidup kepada 1.000 yatim piatu Uighur yang ada di pengungsian, khususnya di Turki. Kedua, ACT akan membangun kamp penampungan para yatim piatu untuk pengungsi Uigur di Turki, sebagaimana ACT lakukan untuk Rohingya sebelumnya, yakni dua gedung kamp pengungsian dengan bangunan lima lantai.
Ketiga, ACT memberikan bantuan hidup selayaknya untuk 100 guru Uighur di kamp pengungsian yang memberikan pelajaran dan pendidikan untuk anak-anak pengungsian Uighur. Keempat, ACT akan memberikan bantuan 1.000 ton pangan di tahun 2020 mendatang. Harapannya, bantuan cukup untuk seribu kepala keluarga pengungsi Uighur.
"Empat hal itu kita laksanakan di bulan Januari 2020 mendatang dan semoga apa yang kita lakukan itu mendapatkan pula dukungan seluas-luasnya dari masyarakat Indonesia," terangnya.
Sementara itu, Ketua Majelis Nasional Turkistan Timur (Uighur) Seyit Tumturk mengapresiasi dan berterima kasih pada Pemerintah Indonesia dan Pemerintah Turki yang turut membantu masyarakat Uighur. Begitu pula dengan masyarakat kedua negara. Pasalnya, ada ratusan ribu masyarakat Uighur yang mengungsi di Turki dan membutuhkan perhatian, khususnya kebutuhan hidup yang mendasar.
"Secara umum, masyarakat Uighur di Turki dalam kondisi baik, tapi masih ada kebutuhan khusus dan pribadi, baik untuk sahabat yatim, guru, dan masyarakat Uighur yang ada di Turki yang mencapai puluhan ribu, bahkan seratus ribu lebih. Kita terima kedermawanan masyarakat Indonesia dan lembaga di Indonesia, khususnya ACT," ungkap Seyit.
Beberapa waktu lalu, Majelis Nasional Turkistan Timur berpartisipasi membantu saudara-saudara Indonesia yang terdampak bencana di Indonesia, salah satunya para korban tsunami di Lampung. Donasi dari diaspora Uighur untuk korban tsunami melalui ACT kini telah diresmikan dalam bentuk Masjid Persahabatan, di Way Muli, Rajabasa, Lampung Selatan. Kehadiran Majelis Nasional Turkistan Timur (Uighur) tidak terlepas dari animo kepedulian masyarakat Indonesia kepada warga Uighur.
Pertemuan antara Ketua Dewan Pembina ACT Ahyudin dan Ketua Majelis Nasional Turkistan Timur, Seyit Tumturk membahas bantuan untuk etnis Uighur yang mengungsi di Turki.
Ahyudin selaku Ketua Dewan Pembina ACT mengatakan akan memperkuat kolaborasi kemanusiaan dengan memasifkan aksi-aksi kemanusiaan bagi diaspora Uighur yang sangat membutuhkan. "Buah pertemuan silaturahmi ACT dengan dua tokoh Uighur dari Turki, insyaallah kami memberikan bantuan baru di tahun 2020 ini. Ada empat hal yang kami lakukan untuk membantu saudara-saudara kita (masyarakat Uighur) yang ada di Turki," ujarnya kepada SINDOnews.
Adapun empat hal tersebut, pertama ACT memberikan bantuan hidup kepada 1.000 yatim piatu Uighur yang ada di pengungsian, khususnya di Turki. Kedua, ACT akan membangun kamp penampungan para yatim piatu untuk pengungsi Uigur di Turki, sebagaimana ACT lakukan untuk Rohingya sebelumnya, yakni dua gedung kamp pengungsian dengan bangunan lima lantai.
Ketiga, ACT memberikan bantuan hidup selayaknya untuk 100 guru Uighur di kamp pengungsian yang memberikan pelajaran dan pendidikan untuk anak-anak pengungsian Uighur. Keempat, ACT akan memberikan bantuan 1.000 ton pangan di tahun 2020 mendatang. Harapannya, bantuan cukup untuk seribu kepala keluarga pengungsi Uighur.
"Empat hal itu kita laksanakan di bulan Januari 2020 mendatang dan semoga apa yang kita lakukan itu mendapatkan pula dukungan seluas-luasnya dari masyarakat Indonesia," terangnya.
Sementara itu, Ketua Majelis Nasional Turkistan Timur (Uighur) Seyit Tumturk mengapresiasi dan berterima kasih pada Pemerintah Indonesia dan Pemerintah Turki yang turut membantu masyarakat Uighur. Begitu pula dengan masyarakat kedua negara. Pasalnya, ada ratusan ribu masyarakat Uighur yang mengungsi di Turki dan membutuhkan perhatian, khususnya kebutuhan hidup yang mendasar.
"Secara umum, masyarakat Uighur di Turki dalam kondisi baik, tapi masih ada kebutuhan khusus dan pribadi, baik untuk sahabat yatim, guru, dan masyarakat Uighur yang ada di Turki yang mencapai puluhan ribu, bahkan seratus ribu lebih. Kita terima kedermawanan masyarakat Indonesia dan lembaga di Indonesia, khususnya ACT," ungkap Seyit.
Beberapa waktu lalu, Majelis Nasional Turkistan Timur berpartisipasi membantu saudara-saudara Indonesia yang terdampak bencana di Indonesia, salah satunya para korban tsunami di Lampung. Donasi dari diaspora Uighur untuk korban tsunami melalui ACT kini telah diresmikan dalam bentuk Masjid Persahabatan, di Way Muli, Rajabasa, Lampung Selatan. Kehadiran Majelis Nasional Turkistan Timur (Uighur) tidak terlepas dari animo kepedulian masyarakat Indonesia kepada warga Uighur.
(kri)