Sumpah Pemuda, Aku Cinta Indonesia Gelar Silaturahmi Kebangsaan
A
A
A
JAKARTA - Komunitas AKu Cinta Indonesia menggelar silaturahim kebangsaan di Aula Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Muhammadiyah Jakarta (UMJ). Sejumlah tokoh hadir dalam acara dengan tema "Sumpah Pemuda bagi Bangsa dan Negara".
Politisi Golkar, Azis Syamsudin menjadi pembicara pertama dalam kegiatan ini. Mantan anggota Komisi III DPR RI ini mengatakan, dalam minggu ini ada dua peristiwa besar. Sabtu (9/11/2019) peringatan kelahiran Nabi Muhammad SAW dan Minggu (10/11/2019) peringatan Hari Pahlawan.
Menurut Azis, dalam era globalisasi, pemuda Indonesia harus bisa mengambil peran di kancah dunia Internasional. “Namun untuk bisa ikut berperan, para pemuda harus memiliki tiga hal,” katanya dalam acara yang digelar Sabtu (9/11/2019).
Pertama adalah penguasaan teknologi. Saat ini sudah era industri 5.0. Bahkan tidak lama lagi China sudah memulai Industri 6.0. Artinya teknologi menjadi keharusan bagi siapapun yang hendak berpartisipasi di dunia global.
Kedua yakni bahasa. Jika masyarakat Indonesia menguasai teknologi namun gagap dalam bahasa, hal ini bisa menghambat untuk bisa bersaing dengan negara tetangga maupun negara negara di dunia.
Terakhir adalah jaringan. Faktor ini menjadi pelengkap yang tidak kalah penting dari dua hal di atas. Dengan jaringan yang kuat, kita bisa bersaing dalam hal perdanganan, pendidikan maupaun yang lainya."Dalam kesempatan ini saya tekankan akan pentingnya tiga hal tersebut," ujarnya.
Di tempat yang sama Ichsanuddin Noorsy menilai kebijakan ekonomi kurang tepat untuk kondisi saat ini. Pasalnya pemerintah membebaskan bea masuk berbagai barang impor. Hal ini digadang-gadang sebagai bukti konkret dari peran Indonesia di kancah global.
Padahal menurut Noorsy, Amerika sendiri saat ini sedang melakukan deglobalisasi. Yang mana pemerintahnya melindungi seluruh produk asli Paman Sam tersebut. “Ini dilakukan untuk menguatkan dalam negeri terlebih dahulu, setelah kuat baru keluar lagi dan bertarung dalam kancah global," katanya.
Rektor UMJ, Saiful Bahri mengatakan, silaturahmi kebanggsaan yang digelar di UMJ merupakan kegiatan perdana, dan akan ada silaturahmi kebangsaan berikutnya di kampus yang lain. "Kita membuat ini agar wawasan para peserta bisa lebih kaya pengalaman dari para pelaku sejarah bangsa ini," tuturnya.
Menurutnya, kegiatan ini merupakan upaya membagikan pengalaman para praktisi yang pernah menjabat di pemerintahan untuk diserap oleh pemuda. “Dalam hal ini para mahasiswa yang ke depannya akan menjalankan negeri ini,” ujarnya.
Politisi Golkar, Azis Syamsudin menjadi pembicara pertama dalam kegiatan ini. Mantan anggota Komisi III DPR RI ini mengatakan, dalam minggu ini ada dua peristiwa besar. Sabtu (9/11/2019) peringatan kelahiran Nabi Muhammad SAW dan Minggu (10/11/2019) peringatan Hari Pahlawan.
Menurut Azis, dalam era globalisasi, pemuda Indonesia harus bisa mengambil peran di kancah dunia Internasional. “Namun untuk bisa ikut berperan, para pemuda harus memiliki tiga hal,” katanya dalam acara yang digelar Sabtu (9/11/2019).
Pertama adalah penguasaan teknologi. Saat ini sudah era industri 5.0. Bahkan tidak lama lagi China sudah memulai Industri 6.0. Artinya teknologi menjadi keharusan bagi siapapun yang hendak berpartisipasi di dunia global.
Kedua yakni bahasa. Jika masyarakat Indonesia menguasai teknologi namun gagap dalam bahasa, hal ini bisa menghambat untuk bisa bersaing dengan negara tetangga maupun negara negara di dunia.
Terakhir adalah jaringan. Faktor ini menjadi pelengkap yang tidak kalah penting dari dua hal di atas. Dengan jaringan yang kuat, kita bisa bersaing dalam hal perdanganan, pendidikan maupaun yang lainya."Dalam kesempatan ini saya tekankan akan pentingnya tiga hal tersebut," ujarnya.
Di tempat yang sama Ichsanuddin Noorsy menilai kebijakan ekonomi kurang tepat untuk kondisi saat ini. Pasalnya pemerintah membebaskan bea masuk berbagai barang impor. Hal ini digadang-gadang sebagai bukti konkret dari peran Indonesia di kancah global.
Padahal menurut Noorsy, Amerika sendiri saat ini sedang melakukan deglobalisasi. Yang mana pemerintahnya melindungi seluruh produk asli Paman Sam tersebut. “Ini dilakukan untuk menguatkan dalam negeri terlebih dahulu, setelah kuat baru keluar lagi dan bertarung dalam kancah global," katanya.
Rektor UMJ, Saiful Bahri mengatakan, silaturahmi kebanggsaan yang digelar di UMJ merupakan kegiatan perdana, dan akan ada silaturahmi kebangsaan berikutnya di kampus yang lain. "Kita membuat ini agar wawasan para peserta bisa lebih kaya pengalaman dari para pelaku sejarah bangsa ini," tuturnya.
Menurutnya, kegiatan ini merupakan upaya membagikan pengalaman para praktisi yang pernah menjabat di pemerintahan untuk diserap oleh pemuda. “Dalam hal ini para mahasiswa yang ke depannya akan menjalankan negeri ini,” ujarnya.
(poe)