Kader Golkar Dorong Airlangga Pilih Fokus sebagai Menko Perekonomian

Sabtu, 02 November 2019 - 00:43 WIB
Kader Golkar Dorong Airlangga Pilih Fokus sebagai Menko Perekonomian
Kader Golkar Dorong Airlangga Pilih Fokus sebagai Menko Perekonomian
A A A
JAKARTA - Kader Partai Golkar angkat bicara terkait kabar Menteri Koordinator (Menko) Perekonomian Airlangga Hartanto menggelar rapat partai di kantornya pada Selasa (29/10) lalu. Hal itu dinilai kurang tepat, mengingat kantor kementerian merupakan fasilitas negara.

"Kurang baguslah Kantor Menko Perekonomian itu dipakai rapat partai. Apalagi kabarnya membicarakan HUT Golkar dan Rapimnas. Selama itu jam kantor, tidak eloklah rapat partai di sana, apapun kepentingannya. Golkar kan punya kantor," ujar Wakil Ketua Umum Angkatan Muda Partai Golkar (AMPG) Nofel Saleh Hilabi, kepada SINDOnews, Jumat (1/11/2019) malam.

Menurut dia, memang kurang elok jika seorang Menko Perekonomian merangkap jabatan strategis. Terlebih tugas seorang Menko Perekonomian cukup sibuk. Untuk itu, Nofel menyarankan agar Airlangga memilih fokus ke salah satu jabatan. Nofel mendukung Airlangga fokus di Menko Perekonomian, karena sangat dibutuhkan bangsa saat ini. (Baca juga: Presiden Dinilai Tepat Pilih Airlangga sebagai Menko Perekonomian)

"Kita mendukung penuh beliau fokus sebagai Menko Perekonomian, karena beliau ahlinya di bidang ekonomi, beliau orang cerdas. Lebih baik, untuk pimpinan (Ketum) Golkar diserahkan ke kader lain yang benar-benar bisa fokus membesarkan partai," kata Ketua Umum Baladhika Karya itu.

Jika Arlangga masih merangkap jabatan, Nofel khawatir akan banyak permasalahan ke depan. Terlebih yang ia kenal, Airlangga merupakan sosok orang yang perfeksionisme dalam bekerja. Sehingga akan sulit bekerja perfeksionisme jika merangkap jabatan, yakni sebagai Menko Perekonomian dan Ketua Umum Partai Golkar. (Baca juga: Partai Golkar Harap Jokowi Pilih Menteri yang Siap Hadapi Tantangan Global)

Apalagi, lanjut dia, Presiden Jokowi sudah menyatakan akan mengecek kebenaran informasi tersebut. Itu artinya Jokowi merasa tidak nyaman. "Katanya presiden mau mengecek, itukan berarti presiden tidak setuju kalau Kantor Menko dipakai untuk kepentingan partai. Jadi sebaiknya beliau fokus bekerja sebagai menteri. Lebih baik, dari pada mengumpulkan internal partai, mendingan kumpulkan menteri-menteri di bawahnya. Fokus ke internel kementerian dulu. Inikan kita lihat malah belum pernah ada rapat internal menteri-menteri di bawahnya di kantornya," pungkasnya.
(thm)
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.6265 seconds (0.1#10.140)