Rusuh Suporter dan Citra Indonesia

Kamis, 31 Oktober 2019 - 06:05 WIB
Rusuh Suporter dan Citra Indonesia
Rusuh Suporter dan Citra Indonesia
A A A
KERUSUHAN suporter yang terjadi di Stadion Gelora Bung Tomo, Surabaya, seusai kekalahan Persebaya Su­rabaya dari PSS Sleman, Selasa (29/10), me­mun­culkan keprihatinan mendalam. Untuk kesekian kalinya kita melihat ketidakdewasaan suporter dalam menyikapi kekalahan timnya. Tak pelak kejadian semacam ini semakin men­co­reng wajah sepak bola kita yang selama ini sudah minim prestasi.

Kerusuhan suporter bola sebenarnya jamak terjadi, tak ter­ke­cua­li di negara dengan kompetisi yang maju. Namun apa yang ter­ja­di di Stadion Bung Tomo cukup mengusik sehingga me­mun­cul­kan pertanyaan, apa sesungguhnya yang dicari suporter saat men­du­kung timnya? Apakah ekspresi kekecewaan akibat tim ke­sa­ya­ng­an kalah harus disikapi dengan sikap destruktif itu?

Bahwa su­porter melempar botol bekas minuman atau benda lain ke tengah lapangan sudah sering kita saksikan. Begitu pun suporter yang merusak bangku di tribun juga acap kali kita lihat di banyak tempat lain. Namun apa yang terjadi di Stadion Bung Tomo pada Selasa ma­lam itu cukup menyesakkan dada karena suporter sudah pada ta­hap melakukan pembakaran di tengah lapangan.

Oknum su­por­ter yang kecewa pun merangsek ma­suk ke lapangan hijau dan mem­­bakar benda-benda yang di­te­mui, di antaranya poster dan pa­pan iklan. Api yang berkobar di te­ngah lapangan hijau membesar bak api unggun raksasa; pe­mandangan yang sangat jarang kita te­mukan di tempat mana pun.

Sangat wajar jika banyak kalangan yang mengecam tindakan tidak bertanggung jawab dari oknum suporter ini. Apalagi Ind­o­ne­sia pada 2021 akan menjadi tuan rumah penye­lenggaraan Piala Dunia U-20. Dan, Stadion Bung Tomo adalah salah satu dari 10 venue yang disiapkan untuk menggelar per­tandingan.

Kejadian kerusuhan suporter seperti di Surabaya bisa saja memunculkan kekhawatiran dari negara-negara yang akan tampil nanti. Memperbaiki kerusakan sarana stadion memang mudah, hanya perlu beberapa hari renovasi, kondisi akan kembali seperti semula. Namun bicara dampak kerusuhan bukan semata perkara memperbaiki fasilitas yang rusak, tetapi juga menyangkut citra bangsa Indonesia di mata dunia.

Meski kerusuhan dan perusakan oleh suporter sudah sangat sering terjadi di Tanah Air, kali ini Persatuan Sepak Bola Seluruh Indonesia (PSSI) harus memberikan perhatian lebih. Jangan pernah menganggap kejadian ini sepele. Harus ada hukuman berat kepada klub untuk menunjukkan bahwa kejadian seperti itu tidak bisa ditoleransi. Hukuman sangat penting agar me­nim­bulkan efek jera bagi suporter perusuh agar tidak mengulangi per­buat­annya. Juga sekaligus memberi efek jera kepada suporter klub lain agar tidak berani mencoba-coba melakukan keonaran serupa.

Kerusuhan suporter seperti di Surabaya dan banyak kota lain di Tanah Air sebelumnya memang sangat disayangkan. Apalagi FIFA memilih Indonesia sebagai tuan rumah Piala Dunia U-20 ka­rena alasan ke­ung­gulan yang dimilikinya. FIFA memilih In­do­ne­sia karena tertarik dengan proposal PSSI yang menawarkan jar­gon diversity (keanekaragaman), unity (persatuan) dan op­por­tu­ni­ty (ke­sem­patan).

Ketiga kata yang menjadi jargon ini memiliki kait­­an satu sama lain. Artinya kurang lebih bahwa Indonesia memiliki basis suporter sepak bola (unity) yang sangat besar berasal dari bangsa majemuk dengan etnik yang beragam (diversity). Jika Piala Dunia digelar di Indonesia, maka itu akan menjadi kesempatan (opportunity) bagi pe­ngem­bangan sepak bola di Tanah Air.

Kepercayaan FIFA kepada Indonesia ini adalah sejarah sehingga seyogianya dijaga dan dibuktikan dengan menjadi tuan rumah yang baik. Jika Piala Dunia sukses diselenggarakan oto­matis itu akan menjadi promosi yang sangat baik bagi Indonesia.

Status tuan rumah akan menjadikan Indonesia menangguk banyak keuntungan. Bisa dipastikan akan banyak pekerjaan yang tersedia saat event tersebut digelar. Potensi ekonomi juga bisa di­nik­mati secara langsung oleh pelaku industri kuliner dan UMKM.

Namun, lebih dari itu, ini adalah kesempatan emas bagi In­do­nesia untuk membuktikan diri mampu menyelenggarakan event olahraga berskala internasional. Jika penyelenggaraan Piala Dunia U-20 sukses, Indonesia bisa lebih percaya diri mengajukan diri sebagai calon tuan rumah Olimpiade atau Piala Dunia.
(kri)
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.3790 seconds (0.1#10.140)