Tantangan Intoleransi dan Radikalisme Alasan Jokowi Tunjuk Menag dari Militer

Rabu, 23 Oktober 2019 - 15:45 WIB
Tantangan Intoleransi dan Radikalisme Alasan Jokowi Tunjuk Menag dari Militer
Tantangan Intoleransi dan Radikalisme Alasan Jokowi Tunjuk Menag dari Militer
A A A
JAKARTA - Di antara tantangan terberat pemerintahan Joko Widodo (Jokowi)-KH Ma'ruf Amin ke depan yaitu terus berkembangnya intoleransi dan paham radikalisme. Karena itupula, dalam penyusunan kabinet barunya, Jokowi banyak menempatkan kalangan berlatar belakang militer, termasuk di dalamnya kepolisian. Salah satunya Menteri Agama Fachrul Razi yang merupakan pensiunan militer.Padahal selama ini menteri agama umumnya berasal dari ormas keagamaan seperti NU, Muhammadiyah, atau parpol berbasis Islam seperti PPP.

"Salah satu tantangan pemerintah Jokowi-Ma'ruf Amin adalah soal intoleransi dan radikalisme, dan Presiden Jokowi lebih memilih hard approach dalam menangani kasus radikalisme di Indonesia. Karena itu Jokowi memasukkan banyak pensiunan militer masuk dalam Kabinet Indonesia Maju, termasuk Menteri Agama," ujar CEO & Founder Alvara Research Center Hasanuddin Ali di Jakarta, Rabu (23/10/2019).

Dikatakan Hasanuddin, target pembangunan ekonomi dan sumber daya manusia yang ditekankan Jokowi akan terpenuhi jika kondisi stabilitas Indonesia terjaga. Dari komposisi kabinet yang ada, kata Hasanuddin, sangat terlihat bahwa Jokowi lebih menitiberatkan pada pembangunan ekonomi, dimana komposisi menteri ekonomi yang terdiri dari kombinasi menteri berpengalaman dan muda. "Ini menunjukkan Presiden Jokowi menginginkan adanya akselerasi pembangunan ekonomi secepat mungkin," tutur Hasanuddin. (Baca juga: Ini Profil Singkat Menteri Agama Fachrul Razi )

Selain itu, kata Hasanuddin, penempatan Nadiem Makarim yang milenial sebagai Mendikbud, menunjukkan bahwa Jokowi ingin adanya terobosan baru yang breaktrough terhadap kebijakan pembangunan manusia yang relevan dengan kondisi kekinian, sekaligus menyiapkan roadmap kompetensi-kompetensi baru untuk generasi akan datang. "Bigdata, data science, artificial intellegence, robotic adalah kompetensi baru yang dibutuhkan milenial dan gen z, 5 sampai 10 tahun mendatang," tuturnya. (Baca juga: Fachrul Razi Diminta Berani Rombak Kultur Kerja Kemenag )
Tantangan berikutnya dari kabinet dengan koalisi partai yang gemuk ini, kata Hasanuddin, adalah soliditas antaranggota kabinet. Apalagi kemudian kalau dikaitkan dengan persiapan Pemilu 2024 mendatang. "Disinilah pentingnya kepemimpinan Jokowi dalam menggerakkan anggota kabinet dalam satu irama agar tercapai target-target selama 5 tahun ke depan," pungkasnya.
(pur)
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.8040 seconds (0.1#10.140)